Mengenal Lebih Dekat KH Ahmad Hanafiah, Penyandang Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023
KH Ahmad Hanafiah, sosok ulama yang berpengaruh di Lampung yang baru saja dinobatkan sebagai Pahalwan Nasional tahun 2023.
Di tanah Lampung, terdapat tokoh pejuang kemerdekaan yang baru saja meraih gelar Pahlawan Nasional tahun ini.
Mengenal Lebih Dekat KH Ahmad Hanafiah, Penyandang Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023
Baru-baru ini Presiden Joko Widodo telah mengesahkan gelar pahlawan Indonesia kepada sosok pejuang dari tanah Lampung yang bernama KH Ahmad Hanafiah. Gelar tersebut diserahkan oleh Presiden RI kepada perwakilan keluarga di Istana Negara Jakarta pada Jumat (10/11) lalu.
KH Ahmad Hanafiah menjadi salah satu sosok paling berpengaruh di Kota Lampung yang juga seorang ulama berpengaruh di sana. Usulan gelar pahlawan nasional itu di cetuskan oleh Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi pada tanggal 23 Maret lalu.
Lantas, siapakah KH Ahmad Hanafiah? Mari mengenal lebih dekat sosok pahlawan nasional asal lampung yang dirangkum oleh merdeka.com berikut ini.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Kapan Tolchah Hasan menjabat sebagai Menteri Agama? Ia menjabat pada 29 Oktober 1999 sampai 13 Agustus 2001.
-
Kapan KH Saifuddin Zuhri menjabat sebagai Menteri Agama? Prof KH Saifuddin Zuhri adalah Menteri Agama Republik Indonesia pada masa Presiden Soekarno, tepatnya pada 6 Maret 1962 hingga 17 Oktober 1967.
-
Kapan Mahalini resmi memeluk agama Islam? Yang pasti, Mahalini menjadi mualaf bulan ini setelah acara memapit kemarin," ujarnya.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Kapan Fathurrahman Kafrawi menjabat sebagai Menteri Agama? Fathurrahman adalah menteri agama yang menjabat dalam tempo paling singkat, yakni sekitar sepuluh bulan (2 Oktober 1946 - 26 Juli 1947).
Anak Pemilik Pondok Pesantren
KH Ahmad Hanafiah lahir di Kecamatan Sukadana, Kabupaten Lampung Tengah atau sekarang yang dikenal dengan Lampung Timur setelah adanya pemekaran.
Pria kelahiran tahun 1905 itu merupakan anak dari KH Muhammad Nur, seorang pimpinan Pondok Pesantren Istishodiyah di Sukadana yang menjadi pondok pesantren pertama yang ada di Provinsi Lampung.
Tak heran jika masa kecil Ahmad begitu dekat dengan ajaran-ajaran agama Islam yang berasal dari sang ayah sekaligus saat mengenyam pendidikan formal.
Umur 5 Tahun Sudah Khatam Al-Qur'an
Mengutip dari liputan6.com, KH Ahmad Hanafiah sudah belajar di sejumlah pondok pesantren hingga ke luar negeri, seperti di Malaysia, Mekkah, hingga Madinah.
Kehebatan Kh Ahmad Hanafiah di dunia agama Islam sudah dibuktikan sejak umur lima tahun.
Saat itu, ia sudah khatam membaca Al-Qur'an. Selain itu, sang ayah juga menjadi ulama besar yang cukup lama menimba ilmu di Tanah Suci Mekkah.
Sempat Menjadi Guru
Pada rentang tahun 1920-1925, KH Ahmad Hanafiah sempat menjadi guru Agama Islam. Lalu, dirinya melanjutkan pendidikan di Pesantren Kelantan Malaysia mulai tahun 1925-1930.
Sebelum mencapai Tanah Suci, ia menyempatkan untuk singgah sejenak di India untuk memperdalam Ilmu Tarekat. Barulah ia sampai di Tanah Suci Mekkah pada tahun 1930-an dan menuntut ilmu di Masjidil Haram sampai tahun 1936.
Selama pendidikan di sana, KH Ahmad Hanafiah menjabat sebagai Ketua Himpunan Pelajar Islam Lampung di Kota Mekkah. Selain itu, pernah mengajar ilmu pengetahuan agama Islam di sana.
- Ganjar Kenang Hamka Haq: Seorang Alim, Ulama, Ilmunya dan Wawasannya Luas
- Mahfud Pamer Dukungan Kebijakan untuk Pondok Pesantren: Ulama Banyak Dijadikan Pahlawan Nasional
- Meninggal Dunia di Usia 45 Tahun, Ini Fakta Sosok Habib Mahdi Tokoh Ulama Karismatik Asal Palembang
- 25 Juli 1947: Wafatnya KH Hasyim Asy'ari, Ulama Besar Pendiri Nahdlatul Ulama
Berjuang Melawan Penjajah
Saat dirinya kembali ke Tanah Air, ia aktif sebagai mubaligh di Lampung dan menjadi Ketua Sarekat Dagang Islam (SDI) di Sukadana dari tahun 1937 sampai 1942.
Ketika Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, berita ini baru tiba di Lampung pada tanggal 24 Agustus 1945. Saat itu juga mulailah dibentuk ragam organisasi atau badan perjuangan untuk mempertahankan Indonesia.
KH Ahmad Hanafiah pun terpilih untuk menjabat sebagai Ketua Laskar Hizbullah di Sukadana setelah kemerdekaan. Pada masa kepemimpinannya, Laskar Hizbullah sempat melakoni pertempuran dengan TNI melawan Belanda di Front Peretempuran Kemarung.
Ditenggelamkan Belanda
Ketika Laskar Hizbullah hendak menyerang kolonial, mereka sempat mengatur strategi. Tetapi, posisi mereka ketahuan oleh tentara Belanda lantaran diduga ada yang berkhianat dan membocorkan informasi keberadaan Laskar Hizbullah.
Akibatnya, pasukan TNI memutuskan mundur, sementara anggota Laskar Hizbullah banyak yang tertangkap dan gugur di medan perang.
Sementara itu KH Ahmad Hanafiah pun ditangkap hidup-hidup, kemudian dirinya dimasukkan ke dalam karung dan ditenggelamkan di Sungai Ogan. Sampai saat ini, jasadnya pun masih menjadi misteri.