Mengenal Marjalengkat, Permainan Tradisional Sumut yang Mirip Egrang
Di Sumatra Utara (Sumut), ada satu permainan tradisional yang terkenal, namanya Marjalengkat. Permainan ini mirip dengan permainan egrang yang ada di Pulau Jawa.
Setiap daerah di Indonesia terkenal kaya akan budayanya masing-masing, salah satunya yaitu permainan tradisional. Permainan tradisional ini banyak dimainkan oleh anak-anak, khususnya pada zaman dulu. Namun, tak jarang permainan tradisional juga dimainkan oleh orang dewasa.
Di Sumatra Utara (Sumut), ada satu permainan tradisional yang terkenal, namanya Marjalengkat. Permainan ini mirip dengan permainan egrang yang ada di Pulau Jawa.
-
Bagaimana keragaman budaya di Indonesia menciptakan mozaik budaya yang unik? Dengan lebih dari 300 suku dan berbagai bahasa daerah, keberagaman ini menciptakan mozaik budaya yang unik.
-
Apa itu Tradisi Ujungan? Warga di kampung adat Cibadak, Desa Warung Banten, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak memiliki sebuah tradisi unik bernama Ujungan.
-
Kapan tradisi Binarundak di Sulawesi Utara dilakukan? Tradisi ini dilakukan dengan memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Hari Raya Idul Fitri.
-
Apa itu tradisi Kawin Tangkap di Sumba Barat Daya? Tradisi kawin tangkap ialah perkawinan yang dilakukan dengan cara menangkap perempuan dengan paksa untuk dikawinkan dengan pria yang tidak dicintainya.
-
Kenapa orang Indonesia punya tradisi unik saat pindah rumah? Percaya Nggak Percaya Pindah rumah di Indonesia nggak bisa dilakukan dengan sembarangan karena banyak hal unik yang masih dijalankan. Tujuannya adalah buat mendatangkan keberuntungan dan hal baik untuk si pemilik rumah selama menempati rumah baru tersebut.
-
Mengapa Tradisi Panah Kasumedangan menjadi budaya penting di Sumedang? âIni mulanya berawal dari raja pertama yakni Prabu Geusan Ulun yang membawa Panah Kasumedangan,â kata Ketua Wadah Endong Panah Kasumedangan Bayu Gustia Nugraha, menguntip YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX.
Anak-anak bermain permainan ini dengan menggunakan sepasang bambu yang dibentuk sedemikian rupa untuk dinaiki. Di Sumut sendiri permainan ini banyak dimainkan oleh masyarakat di wilayah Toba Samosir, Humbang Hasundutan dan Tapanuli Utara. Melansir dari laman budaya-indonesia, berikut informasi selengkapnya.
Ajang Adu Ketangkasan
Dulunya, permainan Marjalengkat ini dilakukan masyarakat sebagai ajang adu ketangkasan untuk meningkatkan kemampuan berlari.
Masyarakat menggunakan tongkat yang terbuat dari bambu kira-kira sepanjang 2,5 meter. Pada ukuran sekitar 50 centimeter dari bawah bambu, dibuat tempat untuk berpijak kaki. Dalam permainan ini, kedua kaki tidak boleh menginjak tanah. Bagian tubuh hanya dipikul oleh dua buah tongkat dari bambu tersebut.
Masyarakat dulu biasanya sering bermain Marjalengkat ini di badan jalan dan bahkan sering dilakukan dengan berlomba melintasi sungai.
Sering Diperlombakan
Saat ini, seiring dengan berkembangnya zaman, semakin sedikit masyarakat yang bermain permainan Marjalengkat ini. Namun, untuk melestarikannya, permainan tradisional ini sudah mulai sering diperlombakan pada acara-acara kebudayaan.
Biasanya, perlombaan diselenggarakan di lapangan terbuka, dengan ukuran lapangan sepanjang 50 meter dan lebar 10 meter yang dibagi 5 garis lintasan, masing-masing 2 meter. Sedangkan pesertanya biasanya dibagi perkelompok, masing- masing 5 orang yang disesuaikan dengan jumlah lintasan.
Permainannya pun mudah dan sederhana. Para peserta kemudian berlomba untuk mencapai garis finish dengan menaiki tongkat bambu tersebut. Peserta yang terjatuh dan kakinya menginjak tanah, maka dinyatakan gugur.