Mengenal Orang Sekak, Suku Asli Bangka Belitung yang Hidup Berdampingan dengan Laut
Salah satu suku tua di Indonesia ini hidup sangat dekat dengan alam dan sangat menghormati laut. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai seorang nelayan.
Salah satu suku tua di Indonesia ini hidup sangat dekat dengan alam dan sangat menghormati laut. Mayoritas dari mereka bekerja sebagai seorang nelayan.
Mengenal Orang Sekak, Suku Asli Bangka Belitung yang Hidup Berdampingan dengan Laut
Suku Sekak atau Orang Sekak merupakan sub Suku Laut yang menetap di Pulau Bangka dan Belitung. Termasuk dalam suku tua dan kehidupannya memang tak jauh dari air laut dan alam sekitarnya.
Suku Sekak dikenal sebagai suku yang sangat menghormati laut dan tidak serakah seperti manusia pada umumnya.
Mereka pun tetap memanfaat sumber daya alam yang ada tetapi mengambil secukupnya dan apa yang dibutuhkan saja. (Foto: Pixabay)
-
Kapan Suku Rejang tiba di pesisir barat Sumatera? Mereka diduga berlayar melintasi lautan dan menepi di pesisir barat Sumatera pada abad ke-2.
-
Dimanakah letak Pulau Sumba yang menjadi jawaban dari tebak-tebakan 'kuda, berjenggot, luas, serba ada'? Ya, jawaban dari petunjuk kuda, berjenggot, luas, serba ada ini mengarah ke Pulau Sumba.
-
Di mana Suku Batak berada? Suku Batak berada di Pulau Sumatra Utara.
-
Kapan Sawah Segar Sentul buka? Sawah Segar Sentul buka setiap Selasa–Minggu pukul 09.00-18.00 WIB saat weekdays. Saat weekend, buka pukul 08.00-18.00 WIB.
-
Buah apa yang terkenal dengan teka-teki lucu dan khas Sumut? Buah apa yang durhaka?Jawaban: Melon Kundang.
-
Bagaimana ciri khas 'kuda' di Pulau Sumba yang menjadikannya cocok dengan tebakan 'kuda, berjenggot, luas, serba ada'? Pulau Sumba di Indonesia dikenal dengan kuda-kuda pony yang kecil dan kuat, yang kadang-kadang terlihat seperti memiliki ‘jenggot’ karena bulu lebat di leher mereka.
Sebagian besar dari mereka hidup di pesisir Pulau Bangka dan Belitung ini bermatapencaharian sebagai nelayan.
Saking menghormatinya, mereka pun memancing masih menggunakan alat tradisional yang tentunya tidak merusak alam bawah laut.
Namun, seiring berjalannya waktu Suku Sekak semakin tersingkirkan dan mereka hidup jauh dari lingkungan aslinya.
Seperti apa gambaran Suku Sekak di Pulau Bangka dan Belitung? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Asal-usul Suku Sekak
Dirangkum dari berbagai sumber, suku ini masih memiliki garis keturunan dengan Suku Mantang atau salah satu suku tertua yang masih bagian dari Suku Laut.
Suku ini juga dikenal sebagai pemandu perairan, penyelam, dan juga nelayan.
Mereka bukan bagian dari Suku Melayu. Di bawah Suku Mantang adalah Suku Juru dan Suku Belantu.
Dulunya, Suku Sekak bisa melaut lebih dari sepekan untuk mencari ikan lalu dijual. Namun kini, kehidupan mereka sangat jauh dari laut dan berpindah tempat.
Tidak Serakah Terhadap Alam
Suku Sekak memiliki prinsip yang mungkin bisa kita tiru. Mereka sangat menghormati laut dan tidak serakah dalam memanfaatkan alam sekitarnya.
Bahkan, mereka mengambil apa yang dibutuhkan untuk satu hari saja, keesokan harinya akan dicari kembali.
Dalam memancing mereka juga sangat berhati-hati karena dikhawatirkan bisa menjaring mahluk hidup lainnya yang tidak dibutuhkan. Apabila menggunakan jala, cara ini tidak sesuai dengan prinsip Suku Sekak.
Prinsip mereka ketika memancing adalah menggunkaan tangan atau tombak. Tangkap teripang dengan tangan, tangkap ikan dengan tombak, karena penggunaannya jelas bahwa hanya mengincar satu jenis ikan saja.
Uniknya, mereka membuat bubu agar ikan-ikan berukuran besar saja yang bisa ditangkap sedangkan ikan-ikan kecil bisa lolos.
- Menilik Uniknya Kotta mara, Benteng Apung Milik Orang Kalimantan yang Digunakan saat Perang Banjar
- Mengenal Suku Orang Laut, Penghuni Perairan Sumatra Timur yang Dulunya Dikenal Kawanan Perompak
- Tersisa 8 Orang dan Hampir Punah, Ini Jejak Suku Darat di Pulau Rempang
- Bea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka
Mulai Hidup di Darat
Melansir dari beberapa sumber, kebijakan pemerintah yang melarang untuk tinggal di laut memaksa Suku Sekak untuk berpindah tempat ke daratan.
Mereka tinggal di rumah-rumah panggung yang mungkin cukup asing dan jauh dari lingkungan aslinya.
Mirisnya lagi, Suku Sekak tidak bisa kembali melaut dan terpaksa mencari mata pencaharian lainnya agar tetap hidup dan memiliki penghasilan.
Beberapa dari anggota Suku Sekak ada yang bekerja di kawasan penambangan timah.
Dari prinsip yang sangat menghormati alam sekitar pun berubah seketika dengan budaya orang-orang pada umumnya.
Kini mereka banyak bekerja sebagai penambang timah ilegal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.