Mengunjungi Candi Bahal, Satu-satunya Jejak Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sumut
Sumatra Utara memiliki banyak situs-situs bersejarah yang bisa dijadikan alternatif destinasi wisata, salah satunya Candi Bahal.
Sumatra Utara (Sumut) memiliki banyak situs bersejarah yang bisa dijadikan alternatif destinasi wisata, salah satunya Candi Bahal.
Candi Bahal yang berlokasi di Desa Bahal, Kecamatan Padang Bolak, Kabupaten Tapanuli Selatan ini konon merupakan satu-satunya peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sumut.
-
Mengapa Candi Jabung dianggap sebagai tempat yang cocok untuk wisata sejarah? Candi di Probolinggo Ini Dulu Tempat Istirahat Hayam Wuruk saat Mengembara, Begini Potretnya Sekarang Cocok jadi tujuan wisata sejarah atau sekadar foto-foto
-
Kenapa Candi Jolotundo di Mojokerto menjadi tempat wisata yang menarik untuk penggemar sejarah? Candi ini diketahui menjadi saksi bisu dari sejarah Kerajaan Majapahit dan Mojokerto.Wisata ini sangat cocok bagi Anda yang menggemari wisata edukasi dan sejarah nusantara.
-
Di mana Desa Wisata Cisaat berada? Desa Cisaat di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, baru-baru ini mendapat gelar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
-
Dimana lokasi wisata alam di sekitar Candi Borobudur? Selain Borobudur, Magelang memiliki pesona alam yang menakjubkan. Di sekitarnya terdapat pegunungan, perkebunan teh, dan lahan pertanian yang hijau.
-
Mengapa Candi Gebang direncanakan menjadi kawasan wisata? Rencananya Candi Gebang akan dijadikan sebuah kawasan wisata. Hal ini ditandai dengan rencana pelebaran jalan menuju lokasi. Pada bagian depan candi juga akan dibangun sebuah kebun binatang mini.
-
Kapan Wisata Perahu Kalimas diresmikan? Bertepatan dengan Hari Jadi Kota Surabaya ke-729, pada Selasa (31/5/2022) malam, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meresmikan wisata “Perahu Kalimas Reborn”.
Kompleks Candi Bahal ini terdiri dari tiga buah candi yang masing-masing terpisah dengan jarak sekitar 500 meter. Candi ini sering kali disebut juga sebagai Candi Portibi, yang diambil dari sebutan untuk daerah tempat candi itu berada.
Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti apakah Candi Bahal merupakan candi Hindu atau Buddha. Jika dilihat dari atap Candi Bahal I yang mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Muara Takus, Riau, diduga Candi Bahal merupakan Candi Buddha.
Namun, di kompleks candi ini terdapat arca-arca batu, seperti arca kepala makara, arca Ganesha, raksasa, yang merujuk kepada candi Hindu.
Fungsi Candi Bahal pada masa lalu pun juga belum diketahui dengan pasti, walaupun penduduk di sekitar menyebutnya "biaro" yang berarti biara.
Melansir dari laman resmi Perpusnas, berikut informasi selengkapnya.
Terdiri Tiga Bangunan Candi
liputan6.com ©2021 Merdeka.com
Kompleks Candi Bahal ini terdiri dari tiga buah bangunan candi yang saling terpisah. Lokasi Candi Bahal I ialah yang paling mudah ditemukan, lantaran dekat dengan jalan yang dilalui oleh kendaraan dan sudah ada gapura dengan pos penjagaannya.
Candi Bahal I ini memiliki bentuk atap yang sangat unik. Atapnya tidak berbentuk limas bersusun seperti candi-candi di Jawa Timur, namun juga tidak mirip stupa seperti atap Candi Muara Takus.
Bentuk atap Candi Bahal I ini lebih menyerupai silinder dengan tinggi sekitar 2,5 meter, seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Pahatan untaian bunga melingkari tepian atap.
Kemudian, berjarak sekitar 300 meter dari Candi Bahal I terdapat Candi Bahal II. Pelataran Candi Bahal II dikelilingi pagar bata, dengan bangunan utama candi lebih kecil daripada bangunan utama Candi Bahal I.
Sementara itu, untuk mencapai lokasi Candi Bahal III, pengunjung harus melalui jalan setapak, pematang sawah dan perumahan penduduk. Sama halnya dengan bangunan dua candi lainnya, bangunan utama Candi Bahal III juga terletak di tengah pelataran.
Ada Museum Candi Bahal
jelajahsumatera.com ©2021 Merdeka.com
Selain tiga bangunan candi, di lokasi Candi Bahal ini juga terdapat Museum Candi Bahal. Museum ini terletak hanya di seberang pos penjagaan Candi Bahal I.
Museum ini berbentuk mirip seperti rumah biasa, di mana di dalamnya tersimpan berbagai bentuk dan jenis bagian candi yang belum diketahui letak semulanya, atau karena alasan tertentu, belum dapat dikembalikan ke tempatnya semula.
Di antara objek yang tersimpan dan mengalami proses rekonstruksi di museum ini adalah potongan arca berbentuk raksasa dalam posisi berdiri sambil memanggul gada. Ada juga sekumpulan batu bata yang memiliki lubang-lubang yang konon merupakan jejak kaki binatang.
Sayangnya, museum ini tidak dibuka secara rutin untuk umum karena petugas yang berjaga sangat terbatas.