Nostalgia Masa Kecil, Ini Sosok A.T. Mahmud Pencipta Lagu Anak 'Pelangi', Musisi Legendaris dari Palembang
Abdullah Totong Mahmud, atau yang dikenal A.T Mahmud karya-karyanya terus abadi. Salah satu lagu yang populer ialah 'Pelangi'.
Tak banyak tahu jika sosok pria asal Palembang yang satu ini rupanya seorang pencipta lagu anak-anak yang sering kita dengar semasa kecil. Kembali bernostalgia!
Nostalgia Masa Kecil, Ini Sosok A.T. Mahmud Pencipta Lagu Anak 'Pelangi', Musisi Legendaris dari Palembang
Lagu Pelangi yang Terus Populer dan Kisah di Baliknya
Salah satu mahakarya dari A.T. Mahmud yang masih terus dikenal sampai detik ini adalah lagunya yang berjudul 'Pelangi'. Selain lagunya yang menyenangkan, ternyata ada nilai dan makna di dalamnya.
Lagu Pelangi ini berangkat dari pengalaman pribadi dari A.T Mahmud ketika masa menjemput anaknya ke sekolah. Pada suatu ketika, ia menjemput anaknya di sekolah menggunakan sepeda motor.
-
Apa makna dari lirik "Cublak-cublak Suweng"? Makna Lirik Cublak-cublak Suweng dapat diartikan sebagai berikut. Cublak-cublak suweng (tempat anting); Suwenge ting gelenter (antingnya berserakan); Mambu ketundhung gudel (berbau anak kerbau); Pak empong lera lere (bapak ompong menggeleng-gelengkan kepala); Sapa ngguyu ndhelikkake (siapa tertawa dia yang menyembunyikan; Sir sir pong dhele kopong (kedelai kosong tidak ada isinya).
-
Apa makna mendalam dari lagu Kembang Gadung? Lagu Kembang Gadung jadi tetembangan nenek moyang yang masih dilestarikan, dengan makna keagungan Tuhan. Dinyanyikan oleh Sinden dalam Setiap Pertunjukan Budaya Kesakralan lagu Kembang Gadung akan membawa para masyarakat yang mendengarkannya ikut terhanyut.
-
Lagu apa yang diciptakan oleh W.R. Soepratman? Pada kongres Pemuda Kedua 27-28 Oktober 1928, W.R. Soepratman untuk pertama kalinya memperdengarkan lagu Indonesia Raya dengan iringan gesekan biolanya di depan seluruh peserta kongres.
-
Suara apa yang membuat resah warga Serang? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Lagu apa yang diciptakan oleh W.R Soepratman? Lagu itu pertama kali ia bawakan tepat pada 28 Oktober 1928 di acara Kongres Pemuda Kedua di Jakarta, yang kemudian diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda. Pada saat itu, ia membawakan sekaligus memperkenalkan lagu Indonesia Raya pada seluruh anggota kongres dengan alunan biola.
-
Apa itu inspirasi? Inspirasi adalah tindakan atau kekuatan untuk melatih pengaruh yang mengangkat atau menstimulasi kecerdasan atau emosi.
Saat Abdullah Menengok, benar saja terdapt pelangi melengkung yang indah.
Makna dari lagu Pelangi ini sendiri adalah tentang seorang anak kecil yang melihat salah satu bentuk kebesaran Tuhan melalui fenomena di langit. Mungkin, selama ini anak hanya melihat pelangi melalui buku atau gambar saja.
A.T Mahmud punya kisah hidup yang panjang sebelum akhirnya memutuskan menjadi pencipta lagu anak-anak. Berikut kisah selengkapnya.
Sosok A.T. Mahmud Pencipta Lagu Anak-anak
Abdullah Totong Mahmud, lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada 3 Februari 1930.
Ia merupakan anak kelima dari sepuluh bersaudara dari pasangan Masayu Aisyah (ibu) dan Masagus Mahmud (ayah).
Sejak kecil ia kerap dipanggil Dola oleh orang tuanya. Sementara itu, di rumah, kampung, dan lingkungan sekolah pun memanggil dirinya dengan sebutan Totong.
Ada seorang tetangga di lingkungan tempat tinggalnya yang berasal dari Sunda, ketika masih bayi kerap digendong dan sambil mengucap Otong. (Foto: Wikipedia)
Lantas, sang ibunda pun mendengar panggilan tersebut dengan nama Totong. Sejak itu ibunya kerap memanggil Abdullah dengan sebutan Totong yang menyebar di lingkungan keluarga besarnya. Sejak saat itu ia memiliki nama tengah Totong.
Sedari kecil kita pasti pernah mendengarkan lagu-lagu anak yang mungkin jika kita dengarkan kembali tentunya akan kembali ke memori masa kecil.
A.T. Mahmud-lah salah satu sosok dari pencipta lagu anak tersebut. Seperti apa sosoknya? Simak informasi selengkapnya berikut ini.
Masa Pendidikan
Ketika dirinya berada di bangku SD, ia sempat bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) 24 Hilir.
Di sana, ia diajarkan oleh guru musiknya dalam membaca notasi nada menggunakan kata-kata yang unik.
Sang guru memperkenalkan notasi angka dari nada terendah ke nada tertinggi dengan kata-kata do-dol-ga-rut-e-nak-ni-an. Begitu juga sebaliknya, dari nada tinggi ke nada rendah dengan kata e-nak-ni-an-do-dol-ga-rut.
Tahun 1942 tepatnya saat pendudukan Jepang, ia masih duduk dibangku kelas 5.
Dengan situasi yang sedang bergejolak, ia pindah ke Muaraenim. Kemudian di sana ia mendaftar di sekolah eks HIS yang berganti nama menjadi Kanzen Syogakko.
Di sekolah ini Abdullah mulai mengenal sandiwara dan dunia permusikan.
- Nostalgia Lewat Lagu Lawas Kota Kembang, Gambarkan Keindahan Kala Bandung Berselimut Bunga
- Nostalgia dengan Gasing Betawi yang Melegenda, Ada Sejak Zaman Belanda dan Kini Jadi Warisan Budaya
- Mengenang Sosok Galang Rambu Anarki, Putra Sulung Iwan Fals yang Wafat di Usia 15 Tahun
- Nostalgia di Toko Kue Lakker yang Legendaris di Bandung, Hadirkan Ragam Jajan Pasar Tradisional Sejak 1986
Mulai Terjun di Dunia Musik
Sejak pindah ke Muaraenim, ia berkenalan dengan Ishak Mahmuddin, seorang anggota orkes musik Ming yang terkenal di sana.
Salah satu keahlian Ishak adalah mengarang lagu, Abdullah pun mulai mengikui jejaknya.
Ishak yang melihat perkembangan Abdullah dalam memainkan berbagai instrumen musik, memutuskan untuk mengajaknya bergabung dengan Orkes Ming yang terkenal itu.
Namun kehidupannya itu berubah setelah masa revolusi tahun 1945-1949. Saat itu keadaan membuat dirinya tidak dapat bersekolah dengan baik. Lalu, ia malah ikut di kancah perjuangan sebagai anggota Tentar Pelajar.
Gonta-Ganti Pekerjaan
Setelah dinyatakan lulus dari SMU, ia sempat bekerja di salah satu bank milik Belanda yang diajak oleh pamannya. Selama bekerja ia merasa tidak betah, perasaannya mulai gelisah dan ingin segera kembali ke sekolah.
Kemudian, ia mendaftar sekolah pendidikan Sekolah Guru bagian A (SGA). Selama pendidikan kurang lebih 3 tahun ia pernah mengarang lagu untuk sang ibunda. Tahun 1956 ia pindah ke Jakarta dan diangkat menjadi guru di SGB V Kebayoran Baru.
Ia pindah ke Jakarta bersama kekasihnya Mulyani yang juga berprofesi serupa. Mulyani ditempatkan di SMP 11 Kebayoran Baru tepat berhadapan dengan sekolah SGB V tempat Abdullah mengajar.
Menciptakan Lagu Anak
Momen ia mulai melahirkan lagu untuk anak-anak ketika tahun 1962. Ia mendapatkan biaya dari Colombo Plan untuk bersekolah di University of Sydney, Australia untuk mendapatkan sertifikat The Teaching Of English As A Foreign Language.
Setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun, ia kembali ke Tanah Air dan mendaftar sebagai guru di Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jakarta Selatan. Di sinilah ia mengasah skill bermusiknya dan mulai berkembang pesat.
Di saat waktu senggang, Abdullah mencoba mengarang lagu anak-anak menggunakan gitarnya. Perbedaannya antara lagu anak dan dewasa terletak pada pikiran, perasaan, dan perilaku anak itu sendiri. Ia pun mempelajari pola lagu anak yang sudah ada, seperti ciptaan dari ibu Sud, salah satunya.
Melansir dari beberapa sumber, berikut hasil karya dari Abdullah Totong Mahmud yang sudah sangat populer di telinga masyarakat Indonesia, di antaranya: Aku Anak Indonesia, Pelangi, Burung Nuri, Mendaki Gunung, Tidurlah Sayang, Timang Adik Timang, dan masih banyak lagi.