Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda
Sosok penulis dan wartawan dari Bukittinggi ini terus menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan perkawinan anak.
Sosok penulis dan wartawan dari Bukittinggi ini terus menyuarakan hak-hak perempuan dan penghapusan perkawinan anak.
Mengenal Rangkayo Khailan Syamsu, Penulis dan Tokoh Aktivis Pejuang Hak Perempuan Terkemuka di Hindia Belanda
Bukan hanya sosok Raden Ajeng Kartini saja yang memperjuangkan hak perempuan di masa-masa Kolonialisme Belanda. Apabila ditelusuri lebih dalam, banyak perempuan lain dari luar daerah yang juga memperjuangkan hak serupa.
Salah satu aktivis perempuan itu bernama Rangkajo Chailan Sjamsoe Datoek Toemenggoeng atau dikenal Rangkayo Khailan Syamsu. Perempuan yang lahir pada 6 April 1905 di Bukittinggi itu dikenal sebagai penulis dan wartawan.
-
Kenapa Jaka Sembung melawan Belanda? Ia juga akan meyakinkan masyarakat bahwa kolonialisme merupakan bentuk perbudakan dan akan merugikan kampung ketika sudah berhasil dikuasai.
-
Apa yang menjadi bukti perluasan kekuasaan Belanda di Sumatra Barat? Tak hanya menjadi saksi Perang Padri, Benteng de Kock juga menjadi bukti bahwa Belanda telah menduduki tanah Sumatra Barat yang meliputi Bukittinggi, Agam, dan Pasaman.
-
Aktivitas apa yang dilakukan oleh tentara Belanda di foto lawas yang dibahas? Deretan Potret Lawas Aktivitas Tentara Belanda di Indonesia yang Jarang Terekspos, Ada yang Bikin Sedih Belanda sudah menduduki Indonesia selama puluhan tahun lamanya. Sampai saat ini, banyak sekali rekam jejak tentara Belanda selama berada di tanah air.Ya, semua itu terekam dalam foto-foto lawas yang menggambarkan aktivitas tentara Belanda dengan masyarakat Pribumi. Ada beberapa momen yang mungkin tidak terpikirkan sampai saat ini alias unik dan bikin terkejut.Simak potret lawas tentara Belanda saat berada di Indonesia yang dihimpun merdeka.com berikut ini.
-
Apa yang dilakukan pasukan Belanda seusai mendarat? Dalam buku berjudul Brigade Ronggolawe, keesokan paginya yakni pada 19 Desember 2023, pasukan Belanda yang datang melalui pantai Glondong menyebar ke beberapa tempat.
-
Bagaimana mayat perempuan itu ditemukan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono. Ia tak sengaja menemukan mayat tersebut saat melakukan patroli rutin."Saya melakukan aktivitas patroli rutin. Kemudian muter-muter di situ karena saya senang mendengar suara burung berkicau kemudian ngopi sambil duduk. Saat membuka teko, ada mayat itu langsung turun saya," kata Suyitno, Jumat (13/9).
-
Bagaimana Siti Manggopoh memimpin pasukannya menyerang Belanda? Mereka berbaur dalam pesta mewah dengan berbagai makanan dan minuman yang disajikan. Kemudian, Siti mematikan lampu dan memberikan komando untuk segera menyerang orang-orang Belanda.
Ia bersama dengan Rukmini Santoso telah memperjuangkan perempuan di Hindia Belanda dalam hal-hak politik dan hak memilih wakil-wakil kaum perempuan dalam pemerintahan atau dewan rakyat (Volksraad) tahun 1930.
Mengutip beberapa sumber, Khailan rupanya juga menjadi perempuan pertama yang berhasil meliput Kongres Perempuan pertama pada tahun 1928. Selain itu, ia juga terlibat aktif dalam organisasi gerakan perempuan, seperti Ketua Persatuan Istri Pegawai Bumiputera (PIPB) dan Serikat Kaum Ibu Sumatera (SKIS).
Bergabung dengan Asosiasi Perempuan
Khailan menikah dengan Lanjumin Datuk dan memutuskan pindah ke Batavia saat itu. Mulai dari sini, Khailan sangat gencar dan aktif dalam gerakan perempuan.
Kemudian, Khailan bergabung dengan Vereeniging voor Vrouwenkiesrecht in Nederlands-Indie atau sebuah organisasi yang memperjuangkan hak pilih perempuan.
Perannya yang cukup besar dalam hak perempuan, membuat Khailan bersama Rukmini Santoso menjadi figur utama dalam organisasi tersebut.
Ketua Organisasi dan Mendirikan Majalah
Kemudian Khailan memimpin sebagai Ketua Perkumpulan Pemberantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-Anak atau P4A yang terbentuk pada tahun 1931.
Setahun kemudian, Khailan mendirikan majalah bernama Pedoman Isteri dan menjabat sebagai editornya sampai tahun 1939. Dari majalah ini, kemudian menjadi corong Persatuan Isteri Pegawai/Priayi Bestuur (PIPB) yang berdiri pada tahun 1936.
Pada periode tersebut, ia juga menyuarakan perihal soal politik perempuan yang berkaitan dengan hak pilih serta berperan aktif dalam gerakan penghapusan perkawinan anak.
Penggiat Gerakan Esperanto
Mengutip beberapa sumber, perjuangan Khailan masih terus berlanjut setelah ia mempelajari Bahasa Esperanto di Eropa pada tahun 1950. Setelah itu, ia juga aktif ambil bagian dalam pertemuan Esperanto di kancah internasional.
- Sarwendah Blak-blakan Menceritakan Perannya yang Baru Sebagai Orang Tua Tunggal Demi Tiga Anak Setelah Sebelumnya Bekerja di Rumah
- Bikin Resah Warga, Pembunuh Sadis Anak Kandung Kabur dari Tahanan
- Sisi Lain Pangeran Trunojoyo, Anak Bangsawan yang Menentang Kekuasaan Mataram dan Belanda tapi Berujung Mati Muda
- Timses 02: Anak Muda Tentukan Kemajuan Bangsa, Jangan Golput
Tahun 1951, ia menghadiri berbagai pertemuan yang disebut Universala Kongreso yang diadakan rutin setiap tahun di negara yang berbeda-beda. Ketika kongres ini berlangsung di Oslo, Norwegia, Khailan sebagai pimpinan delegasi Indonesia berkesempatan untuk berpidato di podium.
Sejak saat itu, ia dikenal sebagai sosok yang ikonik dan menjadi peran utama dalam mendorong gerakan Esperanto di Indonesia sejak tahun 1952. Ia bersama dengan Liem Tjong Hie, Soen Kiat Long, dan Hasan Basri menjadi figur-figur utama dalam gerakan Esperanto di Indonesia.
Karya Tulis
Selain berperan aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, Khailan juga menulis terutama artikel dan buku yang bertemakan budaya serta perempuan di Indonesia.
Beberapa hasil karya milik Khailan, di antaranya adalah Eenvoudige Rijsttafel, Kehilangan pedoman, Berbagai-bagai Keperloean Kaoem Isteri, Rumahku, Mahligaiku, dan beberapa karya lainnya.