Sejarah Kopi Gayo Aceh, Sejak Zaman Kolonial Hingga Cita Rasa yang Mendunia
Kopi Gayo termasuk dalam kategori kopi arabika yang diproduksi dari dataran tinggi Gayo di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, serta tersebar di wilayah Gayo Lues. Dari sejarahnya, ternyata Kopi Gayo sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
Provinsi Aceh tak hanya terkenal dengan istilah "Serambi Makkah" saja. Terdapat komoditi yang sudah begitu dikenal oleh seluruh orang yaitu Kopi Gayo Aceh. Saat ini, tren perkopian di kalangan generasi milenial begitu gencar-gencarnya.
Kopi Gayo termasuk dalam kategori kopi arabika yang diproduksi dari dataran tinggi Gayo di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah, serta tersebar di wilayah Gayo Lues. Dari sejarahnya, ternyata Kopi Gayo sudah ada sejak zaman kolonial Belanda.
-
Siapa saja yang dibebani dengan pajak di Sumut? Pajak adalah pembayaran wajib yang harus dibayarkan oleh individu atau badan usaha kepada pemerintah sesuai dengan undang-undang.
-
Bagaimana Imlek dirayakan di Sumut? Sejarah perayaan Imlek di Indonesia telah ada sejak abad ke-15 ketika pedagang Tionghoa datang ke Nusantara. Perayaan ini telah menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan tradisi seperti memasang lampion, menyiapkan makanan khas Imlek, dan memberikan angpao.
-
Siapa saja yang terlibat dalam kerja bakti di Sumut? Saat kerja bakti, tak jarang terjadi komunikasi yang intens antarwarga.
-
Apa yang dilakukan di Aceh saat Meugang? Mereka pastinya tidak ketinggalan untuk melaksanakan Meugang bersama keluarga, kerabat, bahkan yatim piatu. Tak hanya itu, hampir seluruh daerah Aceh menggelar tradisi tersebut sehingga sudah mengakar dalam masyarakatnya.
-
Bagaimana pesan berantai lucu menyebarkan kebahagiaan di Sumut? Dengan kemudahan teknologi, pesan-pesan ini tidak hanya menawarkan hiburan sejenak, tetapi juga menciptakan ikatan sosial yang kuat di antara pengirim dan penerima. Pesan berantai lucu sering kali mengambil bentuk meme, teka-teki, atau anekdot humoris yang dirancang untuk mengundang senyum dan tawa. Fenomena ini mengilhami kreativitas dalam menyusun pesan-pesan yang tidak hanya menghibur tetapi juga mungkin menginspirasi orang lain untuk berpartisipasi dan berbagi kembali, menciptakan lingkaran positif yang memperkaya interaksi sosial di dunia maya.
-
Di mana Suku Akit di Provinsi Riau menetap? Salah satunya adalah Suku Akit atau Orang Akik yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Pulau Rupat.(Foto: Diskominfo Bengkalis)
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Liputan6.com, eksistensi Kopi Gayo telah terasa hingga ke kancah dunia. Pada tahun 2018, Kopi Gayo turut dipromosikan dalam ajang pameran kopi yaitu Speciality Coffee Association (SCA) Coffee Expo di Seattle, Amerika Serikat. Di tahun yang sama, Kopi Gayo telah ikut serta dalam Coffee Tasting di Buenos Aires, Argentina.
Sejarah Singkat Kopi Gayo
©Unsplash/Nathan Dumlao
Dalam buku "Kopi dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Gayo" karya Khalisuddin dkk, sekitar abad ke-19, Pemerintah Kolonial Belanda mulai mengenalkan komoditas kopi dalam dunia perkebunan di Aceh Tengah.
Sekitar tahun 1930, Pemerintah Belanda mulai membuka lahan perkebunan kopi di Belang Gele (sekarang Kabupaten Aceh Tengah) dan Bergendal (Kabupaten Bener Meriah) setelah melakukan pemetaan dan menetapkan lokasi ideal untuk menanam Kopi Gayo tersebut. Di wilayah Belang Gele, Pemerintah Belanda membuka lahan seluas 125 hektare lengkap dengan pabrik pengolahannya dan rumah para pekerjanya.
Kebanyakan pekerja di lahan perkopian di Belang Gele, Pemerintah Kolonial Belanda mempekerjakan pekerja yang diambil dari Pulau Jawa. Hal ini terbukti dengan adanya peninggalan sejarah seperti lahan perkebunannya dan pekerja yang kemudian menetap di daerah tersebut yang sudah berasimilasi dengan suku Gayo.
Sempat Terlantar Pada Masa Jepang
pexels
Pada tahun 1942, perkebunan kopi yang sudah dilakukan oleh masyarakat Gayo sempat terlantar. Pasca kemerdekaan, perkebunan kopi akhirnya kembali berkembang terutama setelah selesainya peristiwa G30S PKI dan Peristiwa DI/TII pada tahun 1960-an.
Setelah masa kemerdekaan, komoditas Kopi Gayo mulai diandalkan meskipun tidak menutup kemungkinan mengandalkan komoditas di sektor lainnya. Lahan perkebunan Kopi Gayo dari tahun ke tahun mulai berkembang. Saat ini, lahan perkebunan kopi di Dataran Tinggi Gayo sudah seluas 90-an hektare.
Cita Rasa Kopi yang Khas
© Pexels
Mengutip dari Antara, Colin Smith, salah satu pakar kopi dunia mengakui bahwa Kopi Gayo memiliki cita rasa yang cenderung tidak pahit kemudian disertai dengan tingkat keasaman yang cukup rendah.
Mayoritas pakar kopi dunia setuju dengan pernyataan pria asal Inggris tersebut. Dari segi aroma, Kopi Gayo memiliki karakteristik beraroma rempah atau spice. Sedangkan dari segi rasa, terdapat rasa manis, nutty, dan cenderung buttery.
Dengan memiliki cita rasa dan karakteristik yang unik, tak heran jika Kopi Gayo sudah mendunia. Kopi Gayo juga digunakan sebagai bahan baku utama dalam olahan kopi yang dijual di berbagai toko kopi di seluruh dunia.