Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Rumah Rungko Peninggalan Suku Kluet Aceh
Rumah Rungko menjadi salah satu warisan budaya tak benda di Tanah Aceh.
Rumah Rungko menjadi salah satu warisan budaya tak benda di Tanah Aceh.
Jadi Warisan Budaya Tak Benda, Ini Sejarah Rumah Rungko Peninggalan Suku Kluet Aceh
Hampir seluruh suku yang ada di Indonesia tentu memiliki identitas masing-masing, bisa melalui kesenian, adat dan tradisi, hingga rumah tempat tinggal masyarakat.
Suku Kluet di Kabupaten Aceh Selatan salah satu suku di Indonesia yang memiliki ciri khas dan identitas di rumah adatnya yang bernama Rumah Rungko.
Setiap ruangan dari rumah ini memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing.
-
Mengapa rumah adat Nuwo Sesat menjadi salah satu ikon budaya Suku Lampung? Selain gaya arsitekturnya yang unik, rumah Nuwo Sesat ini sudah menjadi salah satu ikon budaya Suku Lampung.
-
Bagaimana bentuk rumah adat Julang Ngapak di Kampung Sempurmayung? Secara filosofis, Julang Ngapak menggambarkan bentuk atap yang menyerupai seekor burung yang tengah mengepakkan sayapnya. Bentuk atapnya tampak melebar, dengan bagian dengan dan belakangnya memiliki motif berbentu “X” sebagai gambaran dari kepala dan ekor burung.
-
Apa yang unik dari rumah di Purwakarta ini? Sebuah rumah di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, terbilang unik dan berbeda. Bangunan tempat tinggal itu berdiri di samping tempat pemakaman umum (TPU) Sirnaraga di wilayah tersebut.
-
Apa yang membuat Rumoh Aceh berbeda dari rumah adat lainnya? Ada satu hal yang unik dari tempat tinggal orang Aceh ini, yaitu pintu masuk utama Rumoh Aceh terbilang pendek, tingginya hanya sekitar 120-150 Cm saja. Maka dari itu, setiap tamu yang datang harus menunduk. Meski kesan pertama saat melihat pintu yang begitu pendek, namun ketika sudah masuk ke rumah ini akan bertemu langsung dengan ruangan yang begitu lapang dan luas.
-
Bagaimana desain rumah Kiky Saputri? Rumah yang sebenarnya telah ditempati oleh Khairi sejak tahun 2011 ini mengusung konsep klasik yang terlihat jelas di ruang tamunya. Dan yang menarik, di ruang tengah atau ruang keluarga, Khairi berhasil memadukan konsep klasik dan modern dengan apik, menjadikan rumah ini memiliki daya tarik yang lebih unik.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari arsitektur gedung Karesidenan Banten? Desain bangunannya juga megah dan tinggi menjulang khas kerajaan Belanda. Ciri ini ditandai dengan berdirinya delapan pilar besar di halaman depan untuk menopang bagian atap. Kemudian jendela dan pintunya juga bergaya khas kolonial yang juga tinggi menjulang, dan berdaun ganda.
Rumah Rungko konon sudah didirikan oleh seorang pejuang daerah pada abad ke-20.
Ketika Belanda menguasai Nusantara, rumah ini dulunya menjadi tempat tinggal raja dan kerap digunakan untuk tempat musyawarah dan kantor pengadilan setempat.
Asal Usul
Mengutip dari beberapa sumber, Rumah Rungko ini tak jauh berbeda dengan rumah adat Aceh yang dibangun pada tahun 1914.
Rumah ini menjadi salah satu peninggalan budaya Suku Kluet yang ada di Desa Koto, Kecamatan Kluet Tengah, Kabupaten Aceh Selatan.
Dulunya bangunan ini dulunya didirikan oleh seorang Raja Menggamat bernama Imam Hasbiyallah Muhammad Teuku Nyak Kuto yang merupakan keturunan pejuang Kluet Tgk. Imam Sabil yang berperang melawan Belanda saat itu.
Rumah Rungko ini dibangun menggunakan kayu pilihan dan proses penebangannya memakan waktu hingga bertahun-tahun.
Hal ini disebabkan masyarakat Kluet menggunakan parang untuk menebang pohon. Apabila parang tersebut terjatuh, maka tidak boleh dilanjutkan karena tidak diizinkan oleh Tuhan.
Banyak Ruangan dan Luas
Rumah Rungko ini memiliki banyak ruangan dengan beragam fungsi sekaligus bisa menampung beberapa keluarga dan bahkan satu keluarga besar.
Bentuknya terdiri atas serambih huluan, anjung nyulu, rambat, ruang tengah, dapur dan anjung nyahei.
Mengutip dari warisanbudaya.kemdikbud.go.id, uniknya dari Rumah Rungko ini adalah selalu dibangun menghadap ke arah Utara lantaran masyarakat Suku Kluet percaya bahwa agar terhindar dari malapetaka dan terhindar dari segala macam penyakit.
Sementara itu, bagian dapur dan rambat menyambung dengan anjung nyahei di Sebelah Selatan, anjung nyulu di sebelah Utara, serambi haluan di sebelah Barat.
- Keturunan Perantau Minangkabau, Ini Asal-usul Suku Aneuk Jamee di Pesisir Aceh
- Beruntungnya Jemaah Haji Aceh, Dapat Rp6,5 Juta dari Wakaf Baitul Asyi saat Tiba di Tanah Suci
- Berusia 200 Tahun, Intip Megahnya Istana Rokan Rumah Panggung Peninggalan Kerajaan Rokan
- Mengenal Tulak Bala, Tradisi Khas Masyarakat Pesisir Pantai Barat Aceh
Rumah Tinggi
Secara fisik, Rumah Rungko termasuk rumah yang dibangun dengan pondasi yang cukup tinggi karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kluet saat itu.
Melansir dari Jurnal Geosfer Universitas Syiah Kuala, tinggi pondasi yang menyangga Rumah Rungko mencapai 10,16 meter dan berjumlah 32 tiang.
Fungsi utama Rumah Rungko didesain cukup tinggi karena menghindari gangguan hewan buas. Hal ini kembali lagi ke kondisi sekitar rumah yang dikelilingi hutan lebat dan berada di pegunungan. Selain itu, ketinggian rumah ini berguna untuk terhindar dari bencana banjir.
Sudah Langka
Seiring berjalannya waktu, teknologi semakin modern.
Rumah Rungko lambat laun juga semakin tergerus eksistensinya oleh perkembangan zaman dan teknologi. Maka dari itu, sekarang sudah cukup jarang dijumpai Rumah Rungko.
Kesadaran masyarakat akan kelestarian rumah adat ini semakin rendah. Apabila menjumpai rumah ini, pasti kondisinya sudah rusak dan terlihat sangat tua.
Dengan langkanya Rumah Lungko, pemerintah setempat telah menetapkan bangunan tersebut ke dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Sekarang ini masyarakat Kluet lebih memilih untuk membangun rumah dengan konstruksi semen atau batu selayaknya rumah-rumah modern. Meskipun ada yang menggunakan bahan kayu, tetapi segi bentuk sudah tidak sama seperti Rumah Rungko dan sudah tidak sesuai dengan fungsinya.