4 Fenomena Alien yang Ingin Dibuktikan Ilmuwan, Tapi Gagal Total
4 Fenomena alien yang ingin dibuktikan ilmuwan, tapi gagal total. Selama berabad-abad, ilmuwan mempercayai bahwa ilmu pengetahuan adalah aspek yang mempercayai adanya kehidupan selain manusia di luar sana. Dalam hal ini, ilmuwan mempercayai adanya alien meski belum bisa membuktikannya.
Selama berabad-abad, ilmuwan mempercayai bahwa ilmu pengetahuan adalah aspek yang mempercayai adanya kehidupan selain manusia di luar sana. Dalam hal ini, ilmuwan mempercayai adanya alien meski belum bisa membuktikannya.
Dalam berbagai usahanya, para ilmuwan seakan-akan terobsesi untuk membuktikan berbagai fenomena aneh sebagai aktivitas yang terkait ekstraterestrial. Namun meski tak pernah disimpulkan bahwa alien tidak ada, para ilmuwan juga belum pernah berhasil.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di luar angkasa? Para ilmuwan telah menemukan dua bintang dengan sifat misterius. Benda langit ini memancarkan gelombang radio setiap 20 menit. Anehnya lagi ia berkedip dan mati saat berputar menuju maupun menjauh dari Bumi. Para ilmuwan berasumsi bahwa mereka mungkin mewakili objek bintang tipe baru.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan di luar angkasa? Dua tim astronom yang dipimpin oleh ilmuwan di Caltech, telah menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta. Dan jaraknya 30 miliar triliun mil.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan di luar angkasa? Tim astronom pimpinan ilmuwan di Caltech, Amerika Serikat melaporkan penemuan air di luar angkasa. Mereka mengaku menemukan tempat cadangan air terbesar yang pernah terdeteksi di alam semesta.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
Pada akhirnya, deretan fenomena yang dianggap jejak alien, ternyata hanyalah fenomena biasa, kesalahan genetik, ataupun 'kerjaan' manusia di masa lampau saja. Melansir Listverse, berikut ulasannya!
Bayi alien
Pada tahun 2003 silam, para arkeolog menemukan adanya mumi yang ukurannya hanya sebesar bayi. Mumi ini tak memiliki fitur tubuh seperti manusia, karena memiliki kepala yang meruncing dan jumlah tulang rusuk yang tidak lazim. Dugaan sementara para ilmuwan, ada alien yang 'mempir' ke Bumi lalu meninggal.
Namun akhirnya selama 10 tahun diteliti, para ilmuwan akhirnya mendapatkan bukti biologis kalau mumi yang ditemukan di Gurun Atacama di Chile tersebut adalah manusia. Pada 2013, analisis genetik menyebut bahwa mutasi genetik membuat adanya berbagai keanehan di tulang bayi tersebut.
Bayi mumi yang diberi nama Ata tersebut memang mengalami mutasi genetik sehingga berkembang sangat cepat. Hal ini membuat bayi mumi ini memiliki tulang yang telah berkembang layaknya anak berumur 8 tahun.
Bahkan, bayi ini tak cuma bukan alien, menurut Gary Nolan, immunolog dari Stanford University yang merupakan peneliti fenomena ini, menyebut bahwa Ata adalah bayi baru lahir yang berbentuk aneh dan langsung dikubur di gurun oleh yang melahirkannya.
Sinyal luar angkasa
Di tahun 2017 silam, para astronom di Arecibo Observatory mendapatkan sinyal radio yang diduga datang dari planet kerdil bernama Ross 128. Dugaan ini sendiri masih misterius, di mana astronom menganggap sebuah suar surya dari Ross 128 adalah sumbernya, namun frekuensi sinyal radio tersebut tak sesuai jika memang teorinya demikian.
Para ilmuwan yang sempat menjulukinya sinyal ekstraterestrial dan mendapat bumbu-bumbu sinyal alien dari pemberitanaan media, akhirnya menyadari jika sinyal ini ternyata bukanlah alien yang memanggil atau mencoba mengontak manusia di Bumi.
Menurut para astronom yang menemukan sinyal ini, mereka butuh waktu satu minggu penuh untuk mengetahui bahwa sinyal ini ternyata datang dari sebuah satelit yang berada di geostasioner orbit yang sama dengan Ross 128. Sehingga, ini tak cuma bukan alien, ini adalah sinyal yang cukup dekat dengan Bumi.
Debu luar angkasa
Sebuah penemuan besar terjadi di 2015 lalu, di mana terdapat pemblokiran cahaya matahari yang terjadi di bintang bernama KIC 8462852 atau lebih dikenal dengan Tabby. Ilmuwan menyebut bahwa ada sesuatu yang lewat di depan bintang tersebut, dan memblokir 20 persen cahaya yang menyinarinya.
Benda yang lewat tersebut tak memiliki pola yang jelas, sehingga ini bukan benda angkasa seperti planet. Beberapa memprediksi bahwa ini adalah struktur besar alien atau semacam benda yang berhubungan erat dengan ekstraterestrial.
Namun setelah dua tahun dilakukan penelitian, para astronom melaporkan bahwa hal tersebut bukanlah alien. Bahkan, benda yang memblokir cahaya tersebut hanyalah debu. Bintang Tabby ini adalah bintang yang disekelilingnya terdapat debu dengan jumlah yang tak jelas banyaknya.
Salah satu misteri yang tersisa adalah tidak lazim ada debu yang mengelilingi sebuah bintang, dan dari mana debu tersebut berasal.
Ruang misterius dalam Piramida
Sebuah partikel subatomik dalam Piramida Besar Giza di Mesir sedikit mengungkap misteri di rongga kosong dalam salah satu keajaiban dunia tersebut.
Permasalahannya adalah, karena ini adalah teknologi berusia hampir dua abad, para ilmuwan tak tahu persis apa itu, dan mengapa itu ada di sana. Hal ini membuat dugaan sementara adalah Piramida adalah salah satu jejak ekstraterestrial di Bumi.
Selain itu terlacak adanya partikel yang disebut 'muon.' Muon sendiri adalah partikel yang diproduksi saat sinar kosmik yang menembus alam semesta kita dan mampu menembus atmosfer. Ilmuwan memahami jika muon bisa berjalan lewat medium udara, namun tidak memahami mengapa muon bisa menembus batu Piramida yang ketat dan keras.
Namun setelah diteliti, akhirnya intensitas penelitian tersebut tak membawa kesimpulan ke ranah alien, justru ilmuwan menemukan bahwa bangsa Mesir kuno adalah peradaban dengan teknologi tinggi. Dengan menganalisis berapa banyak muon yang melakukan perjalanan melalui benda besar seperti Piramida (hal ini mirip dengan cara sinar-X dipergunakan untuk rontgen), para ilmuwan dapat mendeteksi celah dan ruang internal tersebut, meski tak tahu persis ruangan itu untuk apa.
Hal ini diakhiri dengan pemikiran bahwa di masa tersebut, bangsa Mesir kuno bisa membangun rongga kosong di dalam piramida terbesar di kompleks tersebut, yang sebenarnya mustahil dilakukan. Membuat Piramida yang pernah menyandang status sebagai keajaiban dunia, terasa makin ajaib.
(mdk/idc)