AI Deteksi Lukisan Klasik Ini Bukan Dilukis Pelukis Aslinya
AI menganalisis bahwa lukisan klasik tersebut bukanlah dilukis oleh pelukis aslinya.
AI menganalisis bahwa lukisan klasik tersebut bukanlah dilukis oleh pelukis aslinya.
AI Deteksi Lukisan Klasik Ini Bukan Dilukis Pelukis Aslinya
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat memiliki banyak potensi yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang seni.
Para ahli dari Universitas Bradford, Nottingham, dan Stanford telah mengembangkan algoritma analisis khusus untuk membuat sebuah penemuan: salah satu objek dalam lukisan karya Raffaello Sanzio/Raphael ternyata tidak dilukis oleh sang maestro.
-
Apa yang dilakukan oleh Microsoft dengan menggunakan teknologi AI ? Microsoft baru-baru ini membuat gebrakan menarik di dunia seni dan kecerdasan buatan (AI) menggunakan VASA-1. Mereka telah merilis sebuah video yang menampilkan Mona Lisa, lukisan ikonik karya Leonardo da Vinci yang sedang 'ngerap'.
-
Bagaimana AI membuat Mona Lisa terlihat konyol di video tersebut ? Video tersebut menjadi viral lantaran tampak wajah Mona Lisa yang membuat orang terkejut, Mona Lisa terkenal dengan wajahnya yang misterius, tetapi berkat AI, Mona Lisa jadi terlihat konyol karena bisa ngerap.
-
Apa yang dibayangkan oleh AI? Hasilnya sungguh memesona. Coldplay memainkan musik mereka di tengah latar belakang Gunung Bromo yang diselimuti kabut, menambah pesona dan kemegahan dari acara tersebut. Ribuan penonton terlihat memadati area tersebut.
-
Kenapa Microsoft membuat video Mona Lisa ngerap ? Ide untuk membuat Mona Lisa ngerap menggunakan teknologi AI mungkin terdengar tidak biasa pada awalnya.Namun hal ini sejalan dengan upaya Microsoft yang berfokus menghasilkan keterampilan visual dan bertujuan untuk penerapan positif. Hal tersebut tidak bermaksud untuk membuat konten yang senonoh ataupun menyesatkan.
-
Apa yang diterjemahkan oleh ilmuwan menggunakan AI? Ilmuwan berhasil menerjemahkan huruf paku yang ada di prasasti kuno menggunakan alat kecerdasan buatan (AI).
-
Bagaimana Microsoft menyarankan perusahaan untuk mengadopsi AI? “Kuncinya sekarang ada pada bagaimana kita mampu menyalurkan antusiasme tersebut menjadi transformasi AI bisnis yang nyata, dengan melakukan tiga hal. Pertama, identifikasi masalah bisnis dan integrasikan AI ke dalam solusinya. Kedua, ambil pendekatan top-down dan bottom-up. Ketiga, prioritaskan pelatihan keterampilan AI bagi setiap individu,” ujar Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia dalam keterangannya, Kamis (13/6).
Analisis tersebut dilakukan terhadap lukisan Madonna della Rosa (Bunda Maria dari Mawar) yang dilukis pada tahun 1517/1518. Lukisan tersebut menggambarkan Bunda Maria (Madonna) memegang Kanak-Kanak Yesus yang ada bersama Yohanes Pembaptis dan Santo Yusuf.
Mengutip situs Universitas Nottingham, ScienceAlert, dan The Guardian, Senin (22/4), para ahli sebenarnya telah memperdebatkan apakah lukisan tersebut asli karya Raffaello Sanzio atau bukan, setidaknya semenjak tahun 1800-an.
Dengan perkembangan zaman, terdapat salah satu cara untuk menentukan keaslian tersebut, yaitu analisis yang berdasar pada algoritma AI.
Hasil itu sejalan dengan penilaian beberapa ahli yang melihat bahwa lukisan wajah Santo Yusuf dianggap tidak sebaik wajah-wajah lain yang ada di dalam lukisan.
Terdapat kemungkinan bahwa wajah Santu Yusuf dilukis oleh Giulio Romano, salah seorang dari murid Raffaello Sanzio.
Hassan Ugail, ahli matematika dan ilmu komputer dari Universitas Bradford yang tergabung ke dalam tim ahli, menyatakan bahwa algoritma analisis tersebut dikembangkan setelah melihat dengan sangat detail 49 karya Raffaello Sanzio yang tidak diragukan keasliannya.
Metode ini mempunyai tingkat akurasi 98% dalam mengidentifikasi karya autentik dari sang seniman.
Pembelajaran mesin dari AI ini dilakukan oleh tim ahli dengan memodifikasi arsitektur yang dikembangkan oleh Microsoft, yang disebut sebagai ResNet50. Hal itu juga dikombinasikan dengan teknik pemelajaran mesin tradisional, yaitu mesin vektor pendukung.
“Dengan menggunakan analisis fitur mendalam, kami menggunakan gambar-gambar dari lukisan Raphael yang telah diautentikasi untuk melatih komputer untuk mengenali gayanya hingga ke tingkat detail yang tinggi, dari sapuan kuas, palet warna, bayangan, dan setiap aspek dari karyanya,”
Hassan Ugail, ahli matematika dan ilmu komputer dari Universitas Bradford.
“Proses mengautentikasi sebuah karya seni melibatkan pengamatan terhadap banyak aspek, mulai dari asal-usulnya, pigmennya, kondisi karyanya, dan sebagainya. Akan tetapi, perangkat lunak semacam ini dapat digunakan sebagai sebuah alat untuk membantu di dalam proses tersebut,” jelas Ugail.