AI Dipakai sebagai Petunjuk Jalan Pencarian Burung Terancam Punah Ini
Artificial Intelligence (AI) kini mulai dipakai peneliti untuk mencari keberadaan spesies burung terancam punah.
Artificial Intelligence (AI) kini mulai dipakai peneliti untuk mencari keberadaan spesies burung terancam punah.
-
Apa itu Burpal? Mengutip kanal YouTube Kampung Inovasi, burpal merupakan kuliner khas Kabupaten Kuningan yang melegenda. Istilah burpal berasal dari kata bubur dan empal yang berkuah kuning, dengan santan dan potongan daging khasnya.Jadi, burpal merupakan kuliner perpaduan antara bubur ayam dan empal gentong yang memang sudah kesohor sejak zaman dulu di kota dataran tinggi itu.
-
Kapan Burung Enggang Gading dinyatakan punah? Burung Kuau Bergaris Ganda, bagian dari genus Argusianus, dikenal hanya melalui beberapa bulu yang ditemukan dan dikirim ke London untuk diteliti. Hingga kini, keberadaan burung ini tidak pernah terungkap di alam liar. Berdasarkan hasil penelitian, burung ini dinyatakan punah oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN), menambah daftar panjang spesies Indonesia yang telah lenyap.
-
Bagaimana burung puter berinteraksi dengan sesamanya? Burung ini akan mengangguk-anggukan badannya pada kawanannya sebagai sebuah gestur interaksi yang akrab.
-
Bagaimana burung puter di Sumut dapat dianggap sebagai penanda datangnya cuaca buruk? Konon, jika burung puter sering kali bernyanyi pada malam hari, itu adalah pertanda adanya cuaca buruk yang akan datang.
-
Siapa penemu burjo? Ide jualan burjo pertama kali datang dari seorang pria asal Kuningan, Jawa Barat, yang dikenal dengan nama Salim.
-
Kenapa Buleng digemari? Warga menyukai Buleng lantaran penampilannya yang menyenangkan, dengan suguhan musik tradisional Betawi, Gambang Kromong.
AI Dipakai sebagai Petunjuk Jalan Pencarian Burung Terancam Punah Ini
Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan (AI) merupakan teknologi baru yang banyak membantu pekerjaan manusia.
Kini, teknologi ini bahkan bisa membantu mencari keberadaan hewan-hewan yang sulit ditemukan.
Bagaimana caranya?
Melansir laporan Greek Reporter pada Selasa (5/12), para ilmuwan bertanya-tanya apakah suara burung dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui keberadaannya. Ini disebut metode bioakustik, di mana ilmuwan menggunakan suara untuk mempelajari lingkungan.
Metode ini juga dipakai untuk merekam komunikasi lumba-lumba dan mengamati kelelawar.
ilmuwan menggunakan AI untuk menganalisis kumpulan audio yang besar dan mengajarkan program komputer untuk mengidentifikasi berbagai suara hewan.
Target dari penelitian ini adalah merpati darat bersayap ungu (Paraclaravis geoffroyi), spesies yang terakhir kali ditemukan pada tahun 1985.
Merpati ini berasal dari Hutan Atlantik Amerika Selatan di Brazil, Argentina, dan Paraguay.
Namun, data yang memuat kicauan merpati itu sangatlah sedikit. Data yang ditemukan berasal dari tahun 1985, dalam wawancara dengan mantan peternak burung di Sao Paulo.
"Saya menemukan [kicau burung] saat menonton wawancara tahun 1985 dengan Carlos Keller, mantan peternak burung di negara bagian São Paulo, yang memelihara beberapa individu merpati. Dan mereka bernyanyi saat dia berbicara,"
Carlos Araújo, ahli ekologi di Instituto de Biologia Subtropical di Universidad Nacional de Misiones di Argentina.
Setelah Araújo dan rekan-rekannya berhasil memperoleh dan mengisolasi rekaman tersebut, mereka kembali menghadapi tantangan lain. Tantangan ini adalah apakah kicauan burung dapat dikenali di antara suara-suara hutan lainnya.
Karena itu, para peneliti memilih untuk beralih untuk menganalisis tiga spesies burung lainnya yang terancam punah di taman nasional perbatasan Brazil-Argentina, Foz do Iguaçu.
Tiga spesies ini adalah burung tanager leher ceri, burung antwren Alagoas, dan burung merpati bermata biru. Ketiga burung ini berbagi habitat dengan merpati darat sayap ungu.
Cara Menemukan
Mereka memasang 30 alat perekam di area hijau di Foz do Iguaçu bagian Brazil dan merekam suara dari Juli 2021 hingga April 2022.
Namun, jumlah data yang dihasilkan sangat besar, sekitar 3.000 hari, sehingga harus disaring.
Jadi, tim peneliti kembali dari awal, bekerja dengan data terbatas yang mereka miliki.
Mereka membuat template suara berdasarkan rekaman yang ada dan menggunakan algoritma untuk memisahkan suara burung dari kebisingan.
Selanjutnya, langkah yang harus diambil adalah menyempurnakan ketepatan algoritma untuk menemukan burung antwren Alagoas dan melatihnya untuk mencari merpati darat bersayap ungu secara bersamaan. Mereka berharap dapat menemukan burung-burung tersebut sebelum terlambat.