Badai Matahari Diperkirakan Berlanjut Hingga 2025, Ini Dampaknya Bagi Bumi
Siklus matahari adalah proses alami yang dilalui oleh matahari ketika beralih antara tingkat aktivitas magnetik yang rendah dan tinggi.
Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) bersama Badan Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) menginformasikan bahwa saat ini matahari sedang berada dalam fase maksimum, atau yang dikenal dengan istilah solar maximum.
Fenomena ini diprediksi akan berlanjut hingga tahun 2025. Menurut informasi yang dirilis oleh NASA pada Selasa (21/10), kedua lembaga tersebut melakukan pemantauan terhadap bintik matahari untuk menentukan serta memproyeksikan perkembangan siklus yang terjadi.
-
Dimana pesawat NASA berhasil menyentuh matahari? Pesawat NASA telah mendapat pencapaian luar biasa dengan secara resmi "menyentuh" matahari, menyelam melalui atmosfer yang belum pernah dijelajahi sebelumnya yang dikenal sebagai corona.
-
Apa yang tertangkap oleh Satelit NASA? Salah satu foto yang tertangkap oleh Satelit observasi NASA dan United States Geological Survey (USGS), menangkap potret sisa banjir dari zaman es kuno yang terjadi pada 10.000 hingga 20.000 tahun lalu.
-
Bagaimana NASA berencana menyelidiki kejadian sampah luar angkasa ini? ISS akan “melakukan penyelidikan mendetail” tentang bagaimana puing-puing itu selamat dari pembakaran, menurut NASA.
-
Kapan pesawat NASA berhasil melewati corona matahari? The Parker Solar Probe sukses melewati corona pada bulan April 2021 saat melakukan pendekatan kedelapan ke matahari.
-
Bagaimana pesawat NASA berhasil melewati corona matahari? Menurut para ilmuwan, Parker berhasil masuk dan keluar dari corona setidaknya tiga kali, semuanya dengan transisi yang mulus.
-
Siapa yang berhasil membawa pesawat NASA ke atmosfer matahari? Diluncurkan di 2018, Parker berjarak 8 juta mil (13 juta kilometer) dari pusat matahari saat memasuki batas yang kompleks antara atmosfer matahari dan angin matahari yang bergerak keluar.
Bintik matahari merupakan indikasi dari daerah aktif yang memiliki medan magnet kuat dan kompleks, yang dapat menjadi sumber terjadinya letusan. Siklus matahari adalah proses alami yang dilalui oleh matahari, di mana ia beralih antara fase aktivitas magnetik rendah dan tinggi.
Diperkirakan, perubahan kutub magnetik matahari akan terjadi setiap 11 tahun, yang menyebabkan matahari bertransformasi dari kondisi tenang menjadi aktif dan penuh dengan badai. NASA dan NOAA terus memantau bintik matahari untuk mengukur serta memprediksi kemajuan siklus ini.
Sebelumnya, pada tahun 2019, NOAA, NASA, dan International Space Environment Services (ISES) telah memprediksi bahwa siklus matahari ke-25 akan mencapai puncaknya pada bulan Juli 2025, dengan jumlah maksimum bintik matahari diperkirakan mencapai 115.
Namun, prediksi tersebut mengalami revisi setelah terjadinya gerhana matahari pada 8 April lalu. Dalam peristiwa tersebut, bulan menutupi seluruh piringan matahari, sehingga atmosfer luar matahari, yang dikenal sebagai corona, dapat terlihat oleh para pengamat.
Aktivitas matahari pun menunjukkan peningkatan yang signifikan, di mana corona terlihat sangat aktif. Para pengamat melaporkan adanya peningkatan aktivitas bintik matahari yang terlihat jelas, dengan bentuk menyerupai bintik merah muda terang di tepi matahari.
- Ilmuwan Ungkap Puncak Aktivitas Badai Matahari Bakal Terjadi di Ujung 2024, Begini Dampaknya Bagi Kehidupan
- NASA Umumkan Badai Matahari akan Terjadi Hingga Tahun 2025, Bisa Berdampak Pada Komunikasi, Listrik di Bumi
- Mengapa Berjemur di Bawah Sinar Matahari Buat Kita Mudah Capek
- Benarkah Bumi Mengorbit Matahari? Ini Fakta Terbaru
Dampak Bagi Bumi
Dikutip dari laman Space pada Senin (21/10), aktivitas Matahari memiliki dampak signifikan terhadap cuaca luar angkasa. Pengaruh ini dapat berimbas pada satelit serta astronaut yang berada di luar angkasa.
Selain itu, kondisi ini juga dapat memengaruhi sistem komunikasi dan navigasi seperti radio dan GPS, serta jaringan listrik di Bumi. Ketika aktivitas Matahari meningkat, peristiwa cuaca luar angkasa cenderung terjadi lebih sering.
Dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas Matahari telah menyebabkan peningkatan visibilitas aurora dan berdampak pada satelit serta infrastruktur. Pada bulan Mei 2024, sejumlah semburan matahari dan lontaran massa korona (CME) mengeluarkan awan partikel dan medan magnet menuju Bumi.
Ini menyebabkan badai geomagnetik terkuat yang pernah terjadi di Bumi dalam dua dekade terakhir dan menghasilkan aurora paling kuat yang tercatat dalam 500 tahun terakhir. Sebelumnya, pada tahun 1989, lontaran massa korona (CME) yang disertai jilatan api Matahari menyebabkan pemadaman listrik di seluruh provinsi Quebec, Kanada, selama sekitar 12 jam, menurut NASA.
Meskipun demikian, puncak aktivitas Matahari dalam siklusnya tidak hanya terjadi pada saat ini. Para ilmuwan masih belum dapat menentukan dengan pasti kapan puncak dari periode solar maximum ini akan terjadi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa puncak tersebut hanya dapat diidentifikasi setelah aktivitas Matahari mengalami penurunan yang konsisten.
Namun, para ilmuwan telah mengamati bahwa dua tahun terakhir merupakan bagian dari fase aktif siklus matahari. Aktivitas ini menunjukkan bahwa kita sedang berada dalam periode yang menarik dalam siklus Matahari yang dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan di Bumi.