Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Berikut kisah tentang bom nuklir yang hilang pada perang Dunia I.
Bom Nuklir AS yang Hilang Pada Perang Dunia I Ternyata Masih Bisa Meledak
Pada tanggal 5 Februari 1958, dua pesawat jet milik Angkatan Udara, bertabrakan.
Salah satu pesawat tersebut membawa bom termonuklir Mark 15, karena peristiwa ini kemudian bom tersebut hilang dan belum ditemukan sampai sekarang.
Walaupun peristiwa tabrakan ini tidak memakan korban, tetapi hilangnya senjata bom nuklir yang dibawa salah satu pesawat jet masih menjadi misteri hingga kini.
Penyelam Angkatan Udara dan Angkatan laut sudah mencari setelah peristiwa berlangsung, namun hasilnya nihil.
-
Kapan Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto meninggal dunia? Ayah Irjen Krishna Murti meninggal dunia. Ia adalah Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto Bin Soejitno yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (10/7) kemarin.
-
Kapan Purwanto meninggal dunia? Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Purwanto meninggal dunia pada Selasa (5/12) pukul 20.05 WIB.
-
Bagaimana Paguyuban Asep Dunia dibentuk? Adapun grup Asep Dunia ini dibentuk secara tidak sengaja di Facebook tahun 2008 lalu. Ketika itu penggagas, Asep Iwan Gunawan membuat postingan untuk mencari nama Asep lainnya di lingkar pertemanan. Melihat respon yang antusias, dirinya kemudian berkomunikasi lebih lanjut dengan Asep-Asep di Facebook hingga lahir lah Paguyuban Asep. Paguyuban ini menjadi organisasi yang berdiri melalui pertemuan rutin, sejak 1 Agustus 2010, melalui inisiasi beberapa Asep lainnya.
-
Bagaimana Purwanto meninggal dunia? Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Nurhasan mengungkapkan, Purwanto meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga karena serangan jantung.
-
Bagaimana cara Gong Perdamaian Dunia dibunyikan? Pada tanggal 9 September lalu gong ini dibunyikan oleh Bupati Kabupaten Ciamis, Herdiat Sunarya.
-
Kapan Radin Intan II meninggal dunia? Kalah jumlah, Radin Intan II tewas dalam perkelahian yang di usianya masih 22 tahun.
Setelah semua upaya pencarian dilakukan, ternyata senjata ini diyakini terkubur atau tersembunyi di bawah lautan atau pasir sedalam 13 hingga 15 kaki.
Hal ini diduga karena nuklir ini berada di sebuah pantai lepas di pulau Tybee, Georgia, sebab selama beberapa waktu di daerah ini tercatat memiliki tingkat radioaktif yang tinggi.
Melihat tingginya gelombang radioaktif, akhirnya pemerintah AS masih bersikeras untuk mencari hingga ke dasar laut.
Setelah 2 bulan selang kejadian tabrakan, penyelam Angkatan Udara dan Angkatan Laut masih menyusuri area pantai seluas 24 mil di Wassaw Sound, yang merupakan teluk di Samudra Atlantik menggunakan sonar genggam.
Akan tetapi, usaha ini masih nihil menemukan petunjuk. Akhirnya, pada 16 April 1958, militer memutuskan bahwa bom tersebut hilang dan tidak dapat diperbaiki lagi.
Mereka juga mengatakan bahwa senjata tersebut belum dirakit sepenuhnya, sehingga tidak akan ada bahaya ledakan atau aktivitas radioaktif.
Foto: Pixabay/903115
Namun, setelah 40 tahun peristiwa ini terjadi, dilaporkan Indy100, Sabtu, (23/9), seorang pensiunan perwira Angkatan Udara, Stephen Schwartz mencari kembali bom yang hilang. Menurutnya senjata nuklir ini adalah warisan dari perang dingin.
Foto: Pixabay/AlexAntropov86
“Saya tidak mengatakan bahwa benda tersebut hilang dalam jangka waktu yang lama karena menurut saya benda tersebut tidak hilang,”
Pensiunan perwira Angkatan Udara, Stephen Schwartz
Hal ini kemudian direspon oleh beberapa ahli yang mengatakan bahwa bom tersebut lebih baik dibiarkan terkubur.
Sebab, meskipun bom nuklir ini memiliki kemungkinan kecil akan meledak.
Tetapi akan ada kemungkinan ketika bom diangkat atau diambil dari tempatnya akan menimbulkan ledakan, karena ada kandungan uranium yang harus dibuang terlebih dahulu.
Karena hal tersebut, Schwartz akhirnya mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk menemukan senjata ini adalah secara kebetulan atau karena badai dahsyat yang mengeruknya dari tempat persembunyian.
Foto: FreeCreativeStuff/Pixabay