China Bangun Tembok Besar Tenaga Surya untuk Sumber Listrik Baru Beijing
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2030.
Gurun Kubuqi di China barat laut mungkin tidak terbayang akan berfungsi sebagai pusat aktivitas besar, namun proyek ambisius yang sedang berjalan di sana mulai mengubah lanskapnya. Melalui pembangunan “Tembok Besar Tenaga Surya,” gurun ini diubah menjadi kawasan energi bersih yang menjanjikan.
Proyek ini diperkirakan akan selesai pada tahun 2030, meliputi ladang surya selebar 5 kilometer (3 mil) yang membentang sepanjang 400 kilometer (250 mil) di atas pasir. Meski panjangnya jauh lebih pendek dibandingkan Tembok Besar China yang mencapai 21.196 kilometer (13.171 mil), keunggulan proyek ini terletak pada kapasitas energinya yang luar biasa.
-
Bagaimana panel surya bekerja untuk menghasilkan energi listrik? Saat sinar matahari mengenai sel surya, foton dalam sinar matahari akan menabrak atom dalam sel surya dan melepaskan elektron. Proses ini disebut efek fotovoltaik.
-
Bagaimana kucing menghemat energinya? Perlu diketahui, bahwa kucing termasuk hewan predator atau hewan pemangsa. Karakteristik umum dari hewan pemangsa adalah selalu ingin menghemat energi dengan cara beristirahat atau tidur.
-
Apa yang ditemukan di Gua Baiyan, China? Ilmuwan menemukan makhluk aneh dengan delapan mata dan alat kelamin berbentuk "kait" di dalam sebuah gua di Provinsi Guizhou, China.
-
Siapakah Ki Ageng Suryomentaram? Walaupun terlahir dari keluarga ningrat, Ki Ageng Suryomentaram (1892-1962) memilih jalan hidupnya dengan menjadi rakyat jelata.
-
Kapan tata surya terbentuk? Sejak tata surya terbentuk pada 4,6 lalu, kemudian diikuti dengan 4,59 miliar tahun selanjutnya terbentuklah planet-planet besar, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
Setelah selesai, ladang surya ini diproyeksikan memiliki kapasitas pembangkit listrik hingga 100 gigawatt. Saat ini, 5,42 gigawatt sudah terpasang, menurut laporan China Daily.
Jutaan panel surya di gurun ini juga akan memanfaatkan sekitar 3.100 jam sinar matahari tahunan, menghasilkan energi bersih yang cukup besar untuk menggerakkan ibu kota, Beijing.
Melansir dari IFLScience, Kamis (2/1), pada tahun 2023, konsumsi listrik Beijing tercatat 135,8 miliar kilowatt jam (kWh). Proyek ini diharapkan bisa menghasilkan 180 miliar kWh listrik per tahun pada 2030.
Angka tersebut dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik Beijing dan wilayah sekitarnya, melebihi kapasitas pembangkit listrik tenaga surya terbesar di dunia saat ini, yang menghasilkan 6,09 miliar kWh per tahun.
Selain kapasitas energinya, proyek ini juga berkontribusi signifikan terhadap pengurangan emisi karbon. Di wilayah Dalad Banner, tempat sebagian proyek ini dibangun, ladang surya ini diperkirakan mampu mengurangi emisi karbon hingga 31,3 juta ton per tahun.
- Permintaan minyak di China terpengaruh oleh peningkatan penggunaan kendaraan listrik
- Produsen Mobil Listrik China BYD Siap Bangun Pabrik Senilai Rp16 Triliun di Turki
- Perusahaan China Gelontorkan Investasi Nyaris Rp2 Triliun untuk Bangun Pabrik Motor Listrik di Kendal
- Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032, Lokasinya di Bangka Belitung
Langkah ini menjadi bagian dari upaya China untuk mengurangi jejak karbonnya, mengingat negara ini menghasilkan 10,8 miliar ton karbon dioksida pada tahun 2021.
Tidak hanya itu, diharapkan juga bahwa ladang surya tersebut akan berkontribusi pada penghijauan berkelanjutan dan pencegahan penggurunan lebih lanjut di Gurun Kubuqi, dengan tujuan pengelolaan proyek untuk mengolah hampir 27 juta hektar (67 juta hektar) gurun.
Hal itu bisa terjadi karena panel surya “memperbaiki” pasir, bertindak sebagai penahan angin yang dapat menyebabkan bukit pasir bergerak, dan menyediakan naungan bagi tanaman untuk tumbuh.
Gagasan ini telah terbukti di sebagian Gurun Kubuqi. Setelah hampir 40 tahun usaha penghijauan, sepertiga dari gurun ini, termasuk area seluas 10,7 kilometer persegi di sekitar Stasiun Tenaga Surya Junma, kini sudah kembali menjadi hijau.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia