China Bakal Batasi Ekspor Mineral Penting untuk Produksi Mobil Listrik
China melarang penjualan berbagai material penting untuk produksi semikonduktor serta teknologi lainnya ke Amerika Serikat.
China dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk membatasi ekspor beberapa jenis mineral yang esensial dalam pembuatan kendaraan listrik (EV). Rencana pembatasan ekspor ini berkaitan dengan teknologi yang diperlukan untuk memproduksi litium dan galium.
Dilansir dari CNN Business, Kementerian Perdagangan China mengungkapkan bahwa mereka juga berencana untuk memasukkan teknologi katode baterai dalam daftar pembatasan ekspor.
Jika rencana ini disetujui, penambahan tersebut akan menjadi bagian dari pengendalian ekspor yang lebih luas yang diterapkan oleh China terhadap sejumlah bahan dan teknologi penting yang diperlukan untuk memproduksi semikonduktor dan baterai EV.
"Yang dapat kami sampaikan kepada Anda sebagai prinsip adalah bahwa China menerapkan langkah-langkah pengendalian ekspor yang adil, wajar, dan tidak diskriminatif," ujar Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China.
Pengumuman mengenai rencana pembatasan ekspor ini muncul sebulan setelah China melarang penjualan beberapa material penting yang digunakan dalam produksi semikonduktor dan teknologi lainnya, termasuk galium, germanium, dan antimon, ke AS.
Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan kontrol ekspor baru yang diberlakukan oleh pemerintahan Joe Biden terhadap semikonduktor yang diproduksi di AS.
Liz Lee, Direktur Asosiasi di Counterpoint Research, menjelaskan jika diterapkan, larangan atau pembatasan dapat secara signifikan memperkuat dominasi China dalam ekosistem baterai, terutama untuk meningkatkan rantai pasokannya untuk baterai EV.
"Tergantung pada tingkat kendali ekspor, hal itu dapat menjadi masalah bagi produsen litium Barat yang ingin menggunakan teknologi China untuk memproduksi litium, yang merupakan salah satu material inti untuk katoda baterai."
Dengan demikian, langkah-langkah ini dapat memiliki dampak signifikan terhadap industri kendaraan listrik global.
China Menguasai Pasar Global
China saat ini memegang dominasi dalam industri global untuk berbagai bahan, termasuk galium dan litium.
Galium adalah logam lunak yang sering digunakan dalam produksi senyawa untuk cip frekuensi radio yang digunakan pada telepon seluler dan komunikasi satelit.
Sementara itu, litium menjadi bahan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena digunakan untuk membuat baterai yang mendukung berbagai perangkat, mulai dari telepon pintar, laptop, hingga kendaraan listrik.
Adam Webb, yang menjabat sebagai kepala bahan baku baterai di Benchmark Mineral Intelligence, mengungkapkan bahwa kebijakan pembatasan yang diusulkan akan membantu mempertahankan
"70% kendali China atas pemrosesan litium global." Dia menambahkan bahwa langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga pangsa pasar yang signifikan dan memastikan produksi kimia litium untuk mendukung rantai pasokan baterai di dalam negeri China.
Permintaan global untuk baterai lithium-ion diprediksi akan mengalami kenaikan yang signifikan dalam dekade mendatang.
Menurut perkiraan yang dirilis oleh McKinsey pada tahun 2023, kebutuhan akan gigawatt jam baterai diperkirakan akan meningkat dari sekitar 700 pada tahun 2022 menjadi hampir 4.700 pada tahun 2030.
Lonjakan ini menunjukkan betapa pentingnya litium dalam mendukung perkembangan teknologi dan keberlanjutan energi di seluruh dunia.
Dengan pertumbuhan permintaan yang pesat, industri harus mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang ini.
Penjualan Tesla Mengalami Penurunan
Penjualan kendaraan listrik Tesla mengalami penurunan pada tahun 2024 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut data dari firma analitik Global Data, yang dikutip oleh Driving pada Senin (6/1), penjualan Tesla merosot sebesar 1,1 persen dibandingkan tahun lalu.
Tahun lalu, Tesla berhasil menjual sebanyak 1,79 juta kendaraan listrik. Penurunan ini menjadi yang pertama kalinya dalam 12 tahun terakhir bagi Tesla, meskipun perusahaan telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penjualan mereka.
Untuk pasar Kanada, misalnya, Tesla memberikan bonus yang berlipat ganda untuk penjualan produk tertentu. Selain itu, suku bunga pembiayaan juga diturunkan menjadi 0 persen untuk produk lainnya.
Di pasar lain, Tesla menawarkan fasilitas supercharging gratis untuk menarik minat konsumen. Meskipun penjualan Tesla sempat terkatrol 2,3 persen pada kuartal keempat 2024, hal ini ternyata masih kurang untuk meningkatkan angka penjualan dibandingkan dengan tahun 2023.
Di sisi lain, penjualan Tesla di China justru mengalami peningkatan sebesar 8,8 persen, mencapai rekor tertinggi pada tahun 2024.
Menurut laporan Reuters, lebih dari 657.000 konsumen membeli mobil listrik Tesla, yang mencakup hampir sepertiga dari total pasar global mereka. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di beberapa pasar, Tesla masih mampu meraih kesuksesan di pasar China.