Fosil Dua Manusia Purba Ini Berhasil Diterbangkan ke Luar Angkasa, Terungkap Tujuannya
Ada misi khusus kenapa fosil manusia purba ini diikutkan dalam penerbangan luar angkasa.
Ada misi khusus kenapa fosil manusia purba ini diikutkan dalam penerbangan luar angkasa.
Fosil Dua Manusia Purba Ini Berhasil Diterbangkan ke Luar Angkasa, Terungkap Tujuannya
Baru-baru ini, dua manusia purba berhasil terbang ke luar angkasa. Terdengar aneh, memang.
Tetapi hal ini betul-betul terjadi ketika sisa-sisa dari spesies hominin dengan nama Australopithecus sediba yang berasal dari dua juta tahun yang lalu ditembakkan ke luar angkasa sebagai bagian dari pesawat luar angkasa Virgin Galactic, VSS Unity.
Selain itu, sisa-sisa spesies Homo naledi yang berusia 250.000 tahun juga disertakan dalam pesawat luar angkasa ini.
Spesies-spesies purba ini dikirimkan ke luar angkasa pada 8 September kemarin.
- Sempat Dikira Tanaman Purba Selama Puluhan Tahun, Ternyata Fosil Bayi Kura-Kura Berusia 125 Juta Tahun
- Dikira Sebatang Kayu, Pemburu Fosil Temukan Rahang Raksasa Berusia 10.000 Tahun di Sungai
- Fosil Reptil Berusia 180 Juta Tahun Ditemukan di Danau, Hewan Purba Ini Selamat dari Peristiwa Kepunahan Massal
- Mengenal Fosil Gajah dan Kura-Kura Purba di Sumedang, Usianya Diperkirakan 1 Sampai 2 Juta Tahun
Tujuan dari perjalanan fosil-fosil ke luar angkasa ini mewakili penghargaan manusia terhadap kontribusi nenek moyang manusia dan kerabat kunonya. Hal ini disampaikan oleh Profesor Lee Berger, seorang Paleontologis dari Afrika Selatan yang berhasil membawa spesies-spesies ini hingga ke orbit.
“Tanpa penciptaan teknologi seperti api dan alat oleh mereka, serta kontribusi mereka terhadap evolusi pikiran manusia kontemporer, usaha luar biasa seperti perjalanan luar angkasa tidak akan terjadi,”
Profesor Lee Berger, seorang Paleontologis dari Afrika Selatan.
Fragmen tulang dari fosil-fosil ini berhasil mencapai ketinggian lima puluh ribu kaki oleh pesawat induk VMS Eve, sebelum dipisahkan dari pesawat luar angkasa VSS Unity.
Australopithecus sediba ditemukannya pada 2008, sementara Homo naledi ditemukannya pada tahun 2013.
Dengan penemuannya ini, Berger berhasil memberikan wawasan-wawasan penting mengenai evolusi manusia dan sejarah manusia kuno di Afrika Selatan, yang membuatnya berhasil menerima pengakuan dari komunitas internasional karena kontribusinya.
Putranya, Matthew Berger, juga mengambil bagian dalam peluncuran ini.
Dia berkata bahwa fosil-fosil ini mewakili individu yang pernah hidup dan meninggal pada masa lalu. Mereka mungkin seperti kita, yang telah melihat bintang-bintang dengan rasa penuh kagum.
Tidak pernah mengira bahwa suatu saat keturunan mereka akan dapat mengamati dan bahkan mengunjungi angkasa luar yang selalu mereka kagumi.
Karena itulah, dua fosil manusia purba ini dijadikan semacam ‘duta’ atau perwakilan bagi manusia-manusia purba lainnya.