Gigi Ompong di Usia Tua Bisa Tumbuh Lagi, Ilmuwan Berhasil Temukan Formula Rahasia
Uji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Uji klinis pertama di dunia akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
Gigi Ompong di Usia Tua Bisa Tumbuh Lagi, Ilmuwan Berhasil Temukan Formula Rahasia
Kehilangan gigi sering kali menjadi masalah bagi orang-orang yang mengidap kondisi ini, mulai dari masalah penampilan hingga masalah fungsional, seperti berkurangnya kemampuan menggigit.
Angin segar kini mulai berhembus bagi mereka yang kehilangan giginya setelah ilmuwan menemukan cara untuk menumbuhkan gigi kembali.
Mengutip Indy100 dan Asahi Shimbun, Jumat (7/6), uji klinis pertama di dunia untuk obat yang dirancang untuk menumbuhkan gigi akan dimulai pada bulan September tahun ini di Rumah Sakit Universitas Kyoto, Jepang.
-
Apa saja penyebab utama gigi ompong? Berikut beberapa penyebab gigi ompong di usia muda yang merdeka.com lansir dari berbagai sumber: Penyebab Gigi Ompong di Usia Muda Gigi ompong adalah kondisi di mana gigi menjadi longgar atau bahkan lepas dari tempatnya.
-
Gimana cara cegah gigi gingsul? Menjaga Kebersihan Mulut: Rutin menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi. Kontrol ke Dokter Gigi: Melakukan pemeriksaan gigi secara berkala untuk mendeteksi masalah dini. Hindari Kebiasaan Buruk: Menghindari kebiasaan seperti mengisap jempol atau menggigit benda keras yang dapat memengaruhi pertumbuhan gigi. Nutrisi yang Baik: Mengonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D untuk mendukung pertumbuhan gigi yang sehat.
-
Bagaimana cara plak gigi menjadi karang gigi? Jika Anda tidak menyikat dan membersihkan gigi setiap hari, plak dapat mengeras menjadi karang gigi.
-
Apa itu karang gigi? Karang gigi merupakan plak yang menumpuk pada permukaan gigi dan bisa semakin menebal seiring waktu.
Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu, telah mengembangkan obat sejenis ini untuk pertama kalinya setelah bekerja dalam bidang regenarasi gigi selama 20 tahun.
Obat ini dibuat dengan memnonaktifkan protein uterine sensitisation-associated gene-1 (USAG-1), sebuah molekul yang diketahui dapat menghambat fungsi protein pertumbuhan gigi/pembentuk tulang.
Dengan menghentikan USAG-1 agar tidak berinteraksi dengan protein-protein lain, obat ini mendorong pensinyalan protein BM (bone morphogenetic) dan mendorong pertumbuhan tulang dan gigi baru.
“Meski sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menghasilkan kesembuhan secara permanen, kami merasa bahwa harapan masyarakat untuk pertumbuhan gigi sangat tinggi,”
Ahli biologi molekuler dan dokter gigi, Takahashi Katsu.
Sebelum melakukan uji coba pada manusia, tim peneliti melakukan uji coba obat ini pada tikus dan feret/cerpelai.
Kedua binatang tersebut tercatat memiliki sifat USAG-1 yang sama dengan manusia. Melalui uji coba obat ini, kedua binatang tersebut berhasil mengalami pertumbuhan gigi baru.
“Protein USAG-1 memiliki homologi asam amino yang tinggi, yaitu 97 persen antara spesies binatang yang berbeda, termasuk manusia, tikus, dan anjing beagle,” ungkap para peneliti.
Uji coba pada manusia pada September mendatang akan melibatkan 30 peserta pria berusia antara 30—64 tahun yang kehilangan setidaknya satu gigi geraham.
Uji klinis, yang diperkirakan akan berlanjut hingga bulan Agustus 2025, akan melihat apakah orang-orang yang disuntik mengalami masalah kesehatan atau tidak.
Setelah keamanan obat dipastikan, uji coba akan beralih ke tahap selanjutnya, yaitu menguji obat pada anak-anak berusia 2—7 tahun yang memiliki empat atau lebih gigi yang tanggal sejak lahir.
Selanjutnya, para peneliti akan berpindah ke generasi lain yang kehilangan gigi karena faktor lingkungan.
Jika terbukti berhasil, obat ini bisa didapatkan secara luas pada tahun 2030.
Para peneliti mengatakan bahwa obat ini juga memiliki potensi untuk dapat digunakan pada pasien yang kehilangan gigi akibat hal-hal selain penyebab alami, seperti karena penyakit gusi atau cedera.