'Katak' ular ditemukan di Kamboja, panjang 1,5 meter!
Spesies amfibi baru ini menjadi makanan ular primitif berkepala dua
Jika Anda ditanya seperti apa rupa sebuah hewan yang bisa hidup di air dan darat atau amfibi, mungkin yang ada di bayangan adalah hewan berkaki empat, mata besar, dan berukuran kecil seperti katak.
Namun, 'katak' yang satu ini jauh berbeda, sebab spesies amfiibi yang baru ditemukan ini mirip seperti ular.
-
Bagaimana Pohon Pelawan menjadi penghasil madu liar? Selain dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia, pohon ini rupanya juga menjadi rumah atau sarang lebah liar sehingga menjadi penghasil madu lebah liar yang memiliki cita rasa pahit.
-
Di mana henbane hitam ditemukan tumbuh liar? Sisa-sisanya umum ditemukan di situs arkeologi di Eropa Barat Laut karena tumbuh liar di dekat pemukiman manusia, sehingga sulit untuk menentukan apakah itu sengaja digunakan.
-
Bagaimana para ilmuwan berusaha memperkenalkan kembali pinus Wollemi ke alam liar? Dalam upaya menyelamatkan spesies yang hilang dari kepunahan, para ilmuwan menanam pohon "fosil hidup" di tempat-tempat yang tidak diketahui. Ini dapat memakan waktu berabad-abad.
-
Bagaimana cara mengatasi gigitan kucing liar? Jika Anda tiba-tiba digigit kucing liar yang kemudian timbul luka, pertolongan pertama yang perlu dlakukan adalah menghentikan pendarahan. Setelah perdarahan berhenti keluar di area gigitan, selanjutnya bersihkan luka dengan sabun dan air, serta oleskan salep antibiotik dan perban pada gigitan. Setelah melakukan pertolongan pertama, Anda bisa mengecek kondisi ke dokter untuk mengetahui apakah luka tersebut berisiko menimbulkan komplikasi lain.
-
Mengapa warga Sampangan panik dengan kucing liar? Warga menduga bahwa kucing liar itu terkena rabies.
-
Kenapa hewan liar yang dipelihara bisa menyebabkan luka? Sebagian besar hewan liar seharusnya tidak dijadikan hewan peliharaan. Hewan seperti primata, harimau atau singa, dan beberapa jenis reptil bisa menyebabkan luka bagi orang yang memeliharanya.
Spesies tersebut berhasil diidentifikasi awal tahun ini di kawasan hutan gunung Cardamom, Kamboja. Hewan kerabat katak ini sekilas mirip dengan hasil persilangan antara ular dan cacing. Tubuhnya tanpa kaki dan berkulit basah tanpa sisik.
Hewan 'dua alam' ini bahkan oleh penduduk sekitar gunung Cardamom sering kali dikira ular, mengingat panjangnya bisa mencapai 1,5 meter menurut Fauna and Flora International (FFI).
"Penemuan ini sangat penting untuk menunjukkan betapa beragamnya hewan di daerah Kamboja yang banyak belum dipelajari," ungkap Neang Thy, ilmuwan dari FFI, Daily Mail (16/01).
Katak ular Cardamom tersebut mempunyai nama latin Ichthyophis cardamomensis dan ternyata masuk ordo Sesilia, salah satu bagian dari amfibi yang mirip ular. Spesies amfibi unik itu biasa hidup di dalam tanah. Makanan yang disukainya adalah cacing tanah, semut, dan rayap.
Peran Ichthyophis cardamomensis sendiri cukup vital di daerah tropis dan subtropis. Selain itu, hewan yang habitatnya terancam hilang akibat ilegal logging dan pembukaan lahan ini adalah makanan dari ular kepala dua atau Cylindrophis ruffus.
Baca juga:
Ilmuwan temukan tanda dua planet misterius di belakang Pluto
Cegah robot kuasai bumi, pria ini korbankan Rp 126 miliar!
26 Januari, asteroid setengah kilometer 'mampir' ke bumi
14 Negara dengan hewan terancam punah terbanyak, Indonesia termasuk!
Ngeri, lembah es terluas di Islandia berubah jadi danau 'neraka'
Misteri terkuak! Ilmuwan temukan alasan mengapa kulit zebra belang