Kecoak, Hewan Paling Sakti di Dunia Mampu Bertahan saat Terjadi Asteroid Tabrakan dan Ledakan Bom Nuklir
Mengapa kecoak yang berukuran kecil mampu bertahan hidup meskipun banyak hewan kuat yang mengalami kepunahan?
Asteroid yang dikenal dengan nama Chicxulub menabrak Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu. Tumbukan tersebut mengakibatkan gempa bumi yang dahsyat dan menghalangi sinar matahari untuk mencapai permukaan Bumi.
Akibatnya, sekitar 75% dari seluruh spesies tumbuhan dan hewan punah, termasuk semua dinosaurus, kecuali beberapa spesies yang merupakan nenek moyang burung modern.
-
Apa saja asteroid yang memiliki potensi bahaya paling besar bagi Bumi? Mengutip Live Science, Senin (8/7), berikut merupakan 5 asteroid yang memiliki potensi bahaya paling besar bagi Bumi.
-
Asteroid sebesar apa yang melintasi Bumi? Sebuah asteroid yang hampir sebesar Piramida Giza sedang dalam perjalanan melintasi Bumi hari ini, dan NASA telah memberikan peringatan terkait hal tersebut.
-
Apa saja jenis asteroid yang dikawatirkan bisa membahayakan Bumi? Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi terdapat segelintir asteroid yang dapat menjadi ancaman bagi kehidupan Bumi. Asteroid-asteroid ini merupakan bagian dari Near Earth Objects (NEO), dan melacak keberadaannya sangat penting agar pencegahan terhadap kerusakan yang mungkin disebabkannya dapat dilakukan.
-
Apa yang selain asteroid, juga bisa membahayakan Bumi? Anggapan bahwa luar angkasa adalah tempat yang kosong boleh jadi merupakan anggapan yang salah. Faktanya, banyak benda yang melayang-layang di luar angkasa, terutama di orbit Bumi.Bukan hanya meteor atau asteroid, benda-benda lain seperti satelit bahkan sampah. Laporan dari Earth How, Sabtu (21/10) menyatakan bahwa jumlah sampah luar angkasa lebih dari 5500 ton.
-
Kapan asteroid yang menghantam Bumi terjadi? Di akhir prompt ini, buatkan 6 pertanyaan dalam bahasa Indonesia, Masing-masing pertanyaan harus memenuhi prinsip 5W & 1H (What, When, Who, Where, Why, How). Pastikan bahwa pertanyaan harus berkisar tentang topik utama konteks yaitu : dinosaurus,manusia,evolusi,sains,bumi. Setiap pertanyaan harus relevan dengan topik utama yang ada di dalam konteks dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap isi dari konteks. Kalimat pertanyaan harus sangat singkat tapi tetap menarik dengan mencantumkan SUBJEK atau OBJEK utama dari konteks ke dalam kata-kata di pertanyaan nya. Di setiap pertanyaan, ambilkan jawabannya dari kalimat (quote) yang ada di isi konteks. Quote harus merupakan jawaban panjang (1 sampai 3 kalimat) yang sangat relevan dari setiap pertanyaan yang dihasilkan. Dan buatkan juga alternatif rekomendasi quote yang paling cocok untuk menjawab pertanyaan tersebut. JANGAN membuat pertanyaan yang quote jawabannya berisi informasi tentang penulis artikel, dimana atau kapan artikel di posting. Jika tidak menemukan jawaban yang relevan, berikan skor antara 1 sampai 3 di setiap pertanyaan. skor dihitung berdasarkan relevansi dengan topik utama. Jika menemukan jawaban yang relevansinya masih ambigu berikan skor antara 4 sampai 6 Jika menemukan jawaban yang relevan, berikan antara skor 7 sampai 10. Skor 10 adalah paling relevan, skor 1 adalah yang paling tidak relevan. Urutkan 6 pertanyaan ini berdasarkan score tertinggi. Pertanyaan dengan skor 10 di urutan pertama berlanjut sampai skor ke 1 di paling bawah. Tampilkan hasilnya HANYA dalam format json seperti berikut tanpa tambahan text lain. Jika quote atau quote_rekomendasi mengandung karakter yang bisa membuat hasil json tidak valid, maka sesuaikan value nya agar hasil json tetap valid. Format JSON : [{ "Score": [range 1-10], "Section": "what", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], },{ },{ "Score": [range 1-10], "Section": "when", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], },{ "Score": [range 1-10], "Section": "who", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], },{ "Score": [range 1-10], "Section": "where", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], },{ "Score": [range 1-10], "Section": "why", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], },{ "Score": [range 1-10], "Section": "how", "question": [pertanyaan], "quote": [quote], "quote_rekomendasi": [quote_rekomendasi], }] Konteks: Jika Dinosaurus Tidak Punah, Ini yang Bakal Terjadi di Dunia Sekitar 66 juta tahun lalu Bumi yang dikuasai berbagai spesies dinosaurus harus mengalami perubahan besar. Perubahan itu terjadi ketika asteroid sebesar 10 kilometer berkekuatan 10 miliar bom atom menghantam Bumi.Hantaman itu menyebabkan gempa bumi, tsunami, hingga kematian 90 persen makhluk hidup yang tinggal di Bumi. Meski membawa kehancuran besar, namun ilmuwan mengungkap peristiwa inilah yang memungkinkan manusia untuk berevolusi. Spesies mamalia termasuk primata dapat berkembang pesat setelah kematian berbagai dinosaurus. Namun bayangkan jika asteroid pemusnah dinosaurus tidak pernah menghantam Bumi. Hantaman asteroid yang mendorong evolusi manusia pun diyakini tidak akan pernah terjadi. Manusia yang memiliki otak untuk berpikir, memiliki alat-alat, bahasa, dan berbagai komunitas juga diyakini tidak akan mendominasi Bumi.Lantas apa yang akan terjadi pada kehidupan di Bumi jika dinosaurus tidak pernah musnah dan manusia tidak pernah ada? Ahli paleontologi bernama Dale Russell pada 1980-an pernah mengungkap dinosaurus yang tidak pernah musnah dapat berevolusi menjadi pengguna alat yang cerdas. Kala itu Russell menamakan dinosaurus yang berevolusi mirip menjadi manusia sebagai ‘Dinosauroid’. Dinosauroid sendiri diyakini Russell dapat berjalan tegap karena memiliki tubuh yang mirip dengan manusia. Namun spekulasi Russell harus dibuktikan mengingat banyak spesies dinosaurus berbadan besar yang pernah ditemukan. Demikian dikutip dari The Conversation. Bayangkan dinosaurus Brontosaurus yang memiliki berat 16 – 22 ton dan panjang 21 – 23 meter berevolusi menjadi dinosaurus berbobot 30 – 50 ton dan memiliki panjang tubuh 30 meter. Kemudian dinosaurus spesies Sauropods berevolusi melebihi kapasitas paru-paru, tulang berongga, dan kemampuan metabolismenya. Lalu dinosaurus karnivora seperti megalosaurus, allosauridae, carcharodontosauridae, neovenatoridae dan tyrannosaurus berevolusi menjadi predator di puncak rantai makanan raksasa.Semua tubuh dinosaurus diyakini akan bertambah besar seiring waktu jika asteroid tidak pernah menghantam Bumi. Namun badan besar itu tidak berjalan bersamaan dengan perkembangan otaknya. Bahkan menjelang Zaman Cretaceous atau 80 juta tahun lalu, otak tyrannosaurus hanya memiliki bobot seberat 400 gram. Otak velociraptor pun hanya memiliki berat 15 gram. Kedua otak itu bahkan lebih ringan dibanding otak manusia yang berbobot rata-rata 1.3 kilogram.Karena itu evolusi dinosaurus diyakini akan berhenti karena gagalnya perkembangan otak mereka. Meski evolusi berhenti, namun ilmuwan yakin dahulu dinosaurus telah hidup dalam kawanannya masing-masing. Kehidupan kawanan menunjukkan kompleksitas kehidupan dinosaurus. Tetapi kehidupan kawanan itu juga akan terhenti karena otaknya yang tidak berkembang. Namun ilmuwan yakin otak dinosaurus dapat terus berkembang. Meski terus berkembang, tetapi hanya sedikit bukti yang menunjukkan dinosaurus dapat berevolusi genius seperti manusia. Berbeda dengan spesies mamalia. Meski mamalia dapat berevolusi, namun spesies itu tidak akan pernah berevolusi menjadi makhluk hidup raksasa. Otak mamalia juga akan tetap berkembang, seperti otak paus pembunuh, paus sperma, paus balin, gajah, macan tutul, dan kera.Karena itu ilmuwan menyatakan evolusi mamalia, termasuk primata tidak dapat dihindari. Di Afrika, wilayah yang diyakini ilmuwan sebagai tempat evolusi manusia, telah mendorong nenek moyang manusia selama tujuh juta tahun untuk dapat bertahan hidup dan menggunakan berbagai alat-alat kuno.Manusia pun diyakini ilmuwan dapat berevolusi karena lingkungan Afrika yang mendorong perkembangan otak, penggunaan alat-alat hingga dapat berjalan tegak.
-
Kapan asteroid ini akan melintasi Bumi? Meskipun gagasan asteroid sebesar ini akan mendekati Bumi mungkin menimbulkan kekhawatiran, namun ini merupakan pengingat akan sifat tata surya kita yang mudah berubah.
Menariknya, di antara sedikit spesies dinosaurus dan burung purba yang selamat, kecoak juga berhasil bertahan dari peristiwa bencana ini. Pertanyaannya adalah, bagaimana kecoak yang berukuran kecil dapat bertahan hidup ketika banyak hewan besar lainnya punah?
Mengutip LiveScience, Selasa (7/1), kecoak mampu bertahan dari dampak asteroid tersebut berkat bentuk tubuhnya yang unik.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences oleh University of California pada tahun 2016, para peneliti menganalisis faktor-faktor yang menjadikan kecoak begitu tahan banting.
Bentuk tubuh kecoak yang datar memungkinkan mereka untuk bersembunyi di ruang-ruang yang sempit. Dengan kemampuan ini, kecoak dapat bersembunyi hampir di mana saja, yang diduga membantu mereka bertahan dari dampak tabrakan asteroid Chicxulub.
Setelah meteor menghantam, suhu di permukaan Bumi meningkat drastis. Banyak hewan tidak memiliki tempat berlindung, tetapi kecoak bisa bersembunyi di celah-celah kecil di tanah, yang memberikan perlindungan yang sangat baik dari panas yang ekstrem.
- Sekelompok Asteroid akan Melintas Dekat Bumi pada Januari 2025
- Seberapa Besar Kemungkinan Asteroid Menabrak Bumi dalam Waktu Dekat? Begini Kata Ilmuwan
- 4 Asteroid Besar Mendekati Bumi, Ada yang Seukuran Gedung Pencakar Langit, Bahaya jika Hantam Planet Ini
- Bumi Kini Punya 2 Bulan, tapi yang Satu Tak Bisa Dilihat
Tabrakan meteor tersebut memicu serangkaian efek berbahaya, termasuk menghasilkan debu dalam jumlah besar yang membuat langit gelap. Ketika sinar matahari mulai meredup, suhu di seluruh dunia menjadi lebih dingin.
Dengan berkurangnya sinar matahari, tanaman yang berhasil bertahan mengalami kesulitan untuk tumbuh, sehingga banyak organisme lain yang bergantung pada tanaman tersebut mati kelaparan.
Namun, kecoak adalah pengecualian dalam situasi ini. Berbeda dengan beberapa serangga yang hanya memakan satu jenis tumbuhan tertentu, kecoak adalah pemakan segala atau omnivora. Ini berarti mereka mampu mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk hewan, tumbuhan, karton, beberapa jenis pakaian, dan bahkan kotoran.
Salah satu keunggulan lain dari kecoak adalah telur mereka yang memiliki pelindung. Telur tersebut dilapisi dengan bahan keras yang menyerupai kacang kering, yang disebut oothecae, yang berarti "kotak telur".
Oothecae ini memberikan perlindungan terhadap kerusakan fisik serta ancaman lingkungan seperti banjir dan kekeringan. Seperti nenek moyangnya, kecoak modern adalah hewan kecil yang mampu bertahan di berbagai lingkungan, dari daerah tropis yang panas hingga tempat terdingin di dunia. Para ilmuwan memperkirakan bahwa terdapat lebih dari 4.000 spesies kecoak yang ada di Bumi saat ini.
Mengendalikan Senjata Nuklir
Kecoak dikenal memiliki tingkat toleransi yang lebih tinggi terhadap radiasi dibandingkan dengan hewan lainnya, termasuk manusia. Namun, kemampuan ini hanya memberikan keuntungan bagi mereka dalam menghadapi kontaminasi radioaktif jangka panjang yang mungkin terjadi setelah sebuah ledakan nuklir.
Jika kecoak berada di dekat pusat ledakan nuklir, mereka tetap akan hangus terbakar. Selain itu, kecoak memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik terhadap berbagai kondisi, termasuk pengembangan toleransi dan kekebalan terhadap racun.
Untuk menguji ketahanan kecoak terhadap radiasi, tim dari Mythbusters di Discovery Channel melakukan penelitian untuk memverifikasi klaim tersebut. Mereka melakukan eksperimen dengan tiga jenis serangga, yaitu kecoak, kumbang tepung, dan lalat buah.
Hasil dari uji coba tersebut menunjukkan bahwa meskipun kecoak dapat bertahan dalam dosis radiasi yang 10 kali lebih tinggi dari dosis mematikan bagi manusia, kumbang tepung ternyata memiliki ketahanan yang jauh lebih baik dibandingkan kecoak.
Dengan keberadaan sekitar 4.000 spesies kecoak yang berbeda di seluruh dunia, ada kemungkinan bahwa beberapa spesies kecoak dapat bertahan hidup setelah bencana nuklir global, tergantung pada tingkat paparan radiasi yang mereka terima.