Mau Teliti Atmosfer Mars NASA Tak Ajak Space X Elon Musk, tapi Malah Gandeng Startup Ini
Misi ini diproyeksikan menjadi contoh baru bagi NASA dalam eksplorasi luar angkasa berbiaya rendah.
Mars dulu memiliki atmosfer yang jauh lebih tebal, mungkin cukup untuk mendukung kehidupan, tetapi iklim planet itu telah berubah drastis selama miliaran tahun. Pertanyaan yang muncul adalah, ke mana perginya atmosfer tersebut?
Mengutip Mashable, Senin (26/8), misi sains baru yang didanai NASA, bernama Escapade, akan mencari jawaban atas misteri ini. Menariknya, misi ini tidak melibatkan kontraktor besar seperti biasanya, melainkan perusahaan Rocket Lab yang didirikan di Selandia Baru pada tahun 2006.
-
Bagaimana Elon Musk ingin mencapai planet Mars? Mendirikan SpaceX pada tahun 2002 dengan ambisi utama mencapai Mars, ia sering berdiskusi tentang penggunaan roket Starship untuk tujuan ini.
-
Apa tujuan jangka panjang dari program SpaceX untuk Mars? Menurut Musk, tujuan jangka panjang dari program ini adalah membangun kota mandiri di Mars dalam waktu 20 tahun. Ia menegaskan bahwa menjadi spesies multiplanet akan meningkatkan peluang kelangsungan hidup kesadaran manusia dengan tidak mengandalkan satu planet saja.
-
Apa yang ingin dilakukan Elon Musk dengan Mars? Mars akan dijadikan sebagai tempat tinggal kedua manusia selain di Bumi.
-
Siapa yang memimpin program SpaceX ke Mars? Pendiri dan CEO SpaceX, Elon Musk, mengungkapkan bahwa misi tanpa awak akan dimulai pada 2026 untuk menguji keandalan pendaratan di Mars.
-
Apa yang Elon Musk tawarkan untuk koloni Mars? Dua sumber bahkan mengatakan kepada Times bahwa Musk telah menawarkan spermanya sendiri untuk upaya tersebut.
-
Apa visi Elon Musk mengenai koloni manusia di Mars? Musk mengincar Mars dan mengatakan bahwa dia ingin membangun koloni manusia permanen dan mandiri yang terdiri dari satu juta orang di planet merah pada 2050. Dengan SpaceX membantunya mewujudkan tujuan tersebut.
Rocket Lab, meski kurang dikenal publik, kini berada di pusat perhatian dengan misi Mars ini. Peter Beck, CEO Rocket Lab, menjelaskan bahwa perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan antariksa yang tidak dipimpin oleh miliarder.
Rocket Lab telah membangun dua wahana antariksa untuk misi Escapade, yang merupakan singkatan dari Escape and Plasma Acceleration and Dynamics Explorers. Wahana ini dijadwalkan meluncur pada Oktober mendatang. Jika berhasil, misi ini bisa menjadi contoh bagi NASA dan industri antariksa komersial untuk menjalankan misi antarplanet dengan biaya lebih rendah di masa depan.
Dengan anggaran USD80 juta atau Rp 1,2 triliun, Rocket Lab berhasil membangun dua probe hanya dalam waktu 3,5 tahun dengan biaya USD57 juta atau Rp 877 miliar, jauh lebih murah dibandingkan dengan misi kompleks NASA yang biasanya memakan biaya miliaran dolar.
Berbeda dengan kontraktor NASA lainnya yang bekerja dengan sistem cost-plus-fixed-fee yang memungkinkan biaya membengkak, Rocket Lab menyediakan probe ini dengan harga tetap. Rob Lillis, peneliti utama misi ini dari UC Berkeley, mengungkapkan bahwa setidaknya dua kontraktor besar menolak proyek ini karena merasa tidak bisa membangun dua wahana antariksa dengan anggaran USD57 juta atau Rp 877 miliar.
Dua probe Escapade, bernama Blue dan Gold, yang masing-masing seukuran mesin cuci bertumpuk, baru saja dikirim ke Cape Canaveral, Florida, untuk diintegrasikan dengan roket kompetitor, New Glenn dari Blue Origin. Meski Rocket Lab sedang mengembangkan roket medium-lift yang dinamakan Neutron, roket tersebut belum akan siap dalam satu tahun ke depan.
- Elon Musk Mungkin Keburu Meninggal Sebelum Manusia ke Mars
- Elon Musk Mau Meluncurkan Roket Starship ke Mars 2026
- Ada Peluang Kehidupan, Ilmuwan Temukan Air di Bawah Permukaan Planet Mars, Elon Musk Jangan Girang Dulu
- Elon Musk Girang Dapat Proyek Rp 13,8 Triliun dari NASA Buat Pesawat Luar Angkasa yang Bisa Hancurkan ISS
Tim sains dari UC Berkeley tidak ingin menunggu terlalu lama karena mereka akan melewatkan kesempatan mengamati bagaimana puncak aktivitas matahari mempengaruhi atmosfer Mars. Misi Escapade sudah tertunda beberapa tahun karena perubahan pada roket misi asal yang awalnya direncanakan ikut dalam misi asteroid Psyche NASA sebelum lintasan probe tersebut diubah.