Penelitian Kontroversial: Ilmuwan Suntik Gen Otak Manusia ke Monyet, Hasilnya?
Sekelompok ilmuwan di Cina melakukan penelitian kontroversial yang melibatkan penyisipan gen perkembangan otak manusia ke dalam genom monyet.
Sekelompok ilmuwan di Cina melakukan penelitian kontroversial yang melibatkan penyisipan gen perkembangan otak manusia ke dalam genom monyet.
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Institut Zoologi Kunming dengan para ilmuwan AS di Universitas Carolina Utara dengan maksud melihat apakah monyet dengan gen otak manusia lebih baik dari monyet umumnya dalam hal kognitif atau tidak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Apa yang diamati oleh para ilmuwan? Para ilmuwan berhasil menyaksikan dua pasang lubang hitam supermasif yang hampir bertabrakan. Dua fenomena alam itu terletak jutaan hingga miliaran tahun cahaya dari Bumi.
-
Apa yang ditemukan oleh para ilmuwan? Ilmuwan menemukan dua spesies dinosaurus baru, yang hidup 66 juta tahun lalu.
Menurut penulis studi ini, monyet yang telah disuntik gen manusia MCPH1 bekerja lebih baik pada tes memori. Tes memori merupakan tes mengingat dimana monyet akan melihat beberapa warna dan bentuk tertentu pada sebuah layar dan dimana untuk mengingatnya.
Gen MCPH1 dimasukkan ke dalam 11 monyet rhesus. Dari kesebelasan makhluk primitif tersebut, hanya lima dari mereka yang mampu bertahan cukup lama untuk mengikuti tes.
Tim studi ini menjelaskan bahwa tes kognitif yang mereka lakukan mendeteksi adanya peningkatan memori jangka pendek pada monyet transgenik.
"Temuan kami menunjukkan bahwa monyet berpotensi untuk mengungkap alasan yang membuat manusia unik serta perilaku sosial yang sulit dipelajari dengan cara lain," tulis mereka dilansir dari Indy100, Selasa (11/4).
Namun, studi yang berhasil terbit dalam jurnal National Science Review ini menjadi kontroversial dan ditentang banyak ahli. Studi ini mendapat banyak kritik terutama soal kode etiknya.
Jacqueline Glover, seorang ahli bioetika Universitas Colorado, mengatakan masalah etika pertama menyangkut apakah penelitian ini cukup masuk akal secara ilmiah untuk membenarkan penggunaan hewan, "Apakah metode penelitian mampu menjawab pertanyaan para ilmuwan? Jika tidak, maka itu harus dihentikan," katanya.
Sementara itu kritikan juga datang dari Jim Sikela. Ahli bioetika dari Universitas Colorado mengatakan kepantasan melakukan riset itu.
"Apakah pantas menggunakan monyet secara khusus. Dapatkah penelitian ini dilakukan dengan alternatif yang tidak melibatkan risiko terhadap primata non manusia?" ungkapnya.
(mdk/faz)