Suatu Saat Nanti Sehari di Bumi Tidak 24 Jam Lagi, Ini Penjelasan Ilmuwan
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Bulan yang terus menjauh dari Bumi menyebabkan rotasi Bumi melambat.
Hari-hari di Bumi semakin lama karena Bulan secara perlahan bergerak menjauh dari planet, demikian temuan dari penelitian terbaru. Para ilmuwan menemukan bahwa saat Bulan semakin jauh, pengaruh gravitasinya terhadap Bumi berubah, memperlambat rotasi planet dan secara bertahap membuat hari semakin panjang.
Mengutip DailyMail, Selasa (20/8), para peneliti memperkirakan bahwa suatu hari nanti, hari di Bumi bisa berlangsung selama 25 jam. Namun, mereka mencatat bahwa proses ini akan memakan waktu sekitar 200 juta tahun. Stephen Meyers, seorang geosaintis dari University of Wisconsin-Madison, menjelaskan fenomena ini dengan analogi yang sederhana.
-
Bagaimana perubahan rotasi Bumi bisa mempengaruhi panjang hari? Yang paling penting, [panjang dari 1 hari] dipengaruhi oleh interaksi pasang surut dengan Bulan. Sekitar satu miliar tahun lalu, panjang hari hanya sekitar 19 jam.
-
Kapan Hari Fiksi Iklim Internasional diperingati? Even, ditetapkan peringatan khusus, yaitu Hari Fiksi Iklim Internasional setiap 20 April.
-
Dimana penelitian tentang tanah Bulan dilakukan? Simulasi Percobaan ini dilakukan dalam sebuah simulasi yang dibuat oleh Badan Antariksa Eropa (ESA). Tanah yang dipakai juga bukan tanah Bulan sungguhan.
-
Apa itu perubahan iklim? Menurut PBB, perubahan iklim adalah mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini mungkin alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia menjadi pendorong utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak dan gas.
-
Dimana penelitian jalan raya di Bulan dilakukan? Eksperimen tersebut dilakukan di Bumi namun para peneliti mengatakan bahwa eksperimen tersebut menyimulasikan bagaimana hasil serupa dapat dicapai di Bulan.
-
Kapan hujan terus menerus terjadi di Bumi? Dilansir dari laman indy100, peristiwa itu terjadi sekitar 200-300 juta tahun lalu ketika Bumi masih didominasi superbenua Pangea.
"Saat Bulan menjauh, Bumi seperti seorang skater yang melambat saat mereka merentangkan tangan," ujarnya.
Saat ini, Bulan berada sekitar 238.000 mil dari Bumi dan membutuhkan sekitar 27,3 hari untuk menyelesaikan satu orbit mengelilingi Bumi. Namun, penelitian sebelumnya menemukan bahwa Bulan bergerak menjauh sekitar 1,5 inci per tahun, yang berarti waktu yang diperlukan untuk mengorbit Bumi akan semakin lama.
Pada akhirnya, Bulan akan mencapai jarak stabil dan hanya akan terlihat dari satu sisi Bumi. Dalam studinya, Meyers dan rekannya merekonstruksi sejarah hubungan Bumi dan Bulan. Mereka menemukan bahwa 1,4 miliar tahun yang lalu, satu hari di Bumi hanya berlangsung sekitar 18 jam.
Untuk mencapai perhitungan ini, para peneliti mengembangkan metode statistik yang menghubungkan teori astronomi dengan pengamatan geologis untuk melihat kembali masa lalu geologis Bumi.
Penelitian ini mengungkap bahwa hari-hari di Bumi lebih pendek miliaran tahun yang lalu karena Bulan berada lebih dekat, menyebabkan rotasi Bumi berputar lebih cepat daripada sekarang.
- Berapa Usia Bumi? ini Jawabannya Menurut Penelitian Terbaru Para Ilmuwan
- Ahli Astronomi Jelaskan Dampak Fenomena Pergerakan Bulan Menjauhi Bumi, Durasi Waktu Sehari Bertambah Jadi 25 Jam
- Ilmuwan Temukan Fakta Baru Bumi Makin Menakutkan saat Dilihat dari Ruang Angkasa
- Bumi Pernah Mengalami Sehari Tidak 24 Jam, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
Namun, sepanjang sejarah Bumi, Bulan terus bergerak menjauh dalam proses yang dikenal sebagai 'resesi bulan.' Karena Bumi berputar lebih cepat daripada orbit Bulan, gesekan dari dasar laut yang bergerak juga menarik air bersamanya, sehingga gelombang pasang bergerak sedikit lebih cepat daripada orbit Bulan, yang berusaha menariknya kembali.
Ini secara bertahap memperlambat rotasi Bumi sementara Bulan mendapatkan energi dan bergerak ke orbit yang lebih tinggi. Selain itu, faktor lain yang mempengaruhi rotasi Bumi termasuk perubahan iklim. Saat suhu global meningkat, es di kutub mencair lebih cepat dan menambahkan air ke lautan Bumi.
Semua air lelehan ini secara bertahap bergerak dari kutub ke khatulistiwa, di mana lautan membesar ke arah dan menjauhi Bulan, menyebabkan Bumi semakin lebar di sekitar tengahnya dan memperlambat rotasi lebih jauh. Meskipun perubahan ini kecil dan tidak akan memengaruhi ritme sirkadian manusia, perubahan kecil ini akan bertambah seiring waktu—akhirnya menambahkan satu jam ekstra ke siklus diurnal Bumi.