Sukses ubah tikus tua jadi muda,ilmuwan ingin buat manusia awet muda
Ilmuwan bermimpi bisa menerapkan hasil percobaan peremajaan tikus pada manusia
Perkembangan bioteknologi di dunia memang menarik untuk disimak. Bagaimana tidak, hal yang tidak mungkin tiba-tiba bisa diubah menjadi mungkin. Bahkan, siapa tahu penelitian-penelitian inovatif yang kadang tak masuk akal itu bisa diterapkan di tubuh manusia.
Pendiri Kalbe Farma, Dr Boenjamin Setiawan menceritakan penelitian unik yang dilakukan Stanford University dan Harvard University kepada Merdeka.com saat wawancara eksklusif di kantornya.
-
Dimana tempat penelitian ini dilakukan? Bukti ini ditemukan lewat studi yang dipimpin oleh Gaia Giordano dari Universitas Milan, Italia.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
-
Mengapa penelitian ini penting? Selain membantu memahami lebih lanjut tentang sistem cuaca unik di planet es, temuan ini juga dapat membantu menjelaskan mengapa medan magnet Neptunus dan Uranus berbeda dengan medan simetris yang dimiliki Bumi.
-
Siapa yang memuji penelitian ini? T. Thang Vo-Doan, seorang insinyur di Universitas Queensland, Australia, yang telah bekerja secara independen pada serangga cyborg, memuji penelitian ini karena pengaturannya yang sederhana.
Dia menceritakan ada sebuah penelitian dari dua universitas bergengsi dunia itu yang bertujuan menggabungkan dua tikus berbeda usia. Penelitian itu, kata dia, bertujuan agar tikus yang tua bisa 'menjadi muda' kembali.
Cara kerja penelitian pun cukup sederhana, yakni dengan menggabungkan bagian tubuh kedua tikus itu. Lebih lanjut, pembuluh darah tikus muda dipindah ke tikus tua. Lalu bagaimana hasilnya?
"Penelitian itu berhasil loh. Kira-kira baru tiga tahun yang lalu dilakukan penelitian ini. Tikus tua ditempelkan ke tikus muda, dijahit. Dan pembuluh darah dari tikus muda di transfer ke tikus tua. Saya kagum juga dengan para peneliti di sana. Hal yang di luar kepala bisa jadi seperti itu," ungkap Dr Boen sapaan akrabnya, (04/05).
Ia pun kembali menceritakan bahwa ternyata penelitian itu berhasil karena adanya molekul Growth Differentiation Factor 11 (GDF-11).
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, protein GDF11, yang banyak ditemukan dalam darah tikus muda, meningkatkan fungsi otak dan otot tikus yang lebih tua. Hasilnya, GDF11 merangsang perkembangan pembuluh darah baru. Ini yang kemudian, lanjut dia, akan diteliti lebih jauh.
Lantas, apakah itu bisa diterapkan di manusia? Dr Boen pun menjawab, "Itu mimpi. Mimpi itu. Mungkin barangkali bisa terjadi di 10 atau 20 tahun lagi".
Baca juga:
Tak selalu keji, ini 7 peran krusial Nazi bagi sains dan teknologi
Ini alasan gempa bumi sulit diramalkan kedatangannya
Menguak misteri suhu super panas atmosfer matahari
Mirip ninja, 5 hewan ini bisa berjalan di atas air
Ini alasan mengapa Obama dan Mark Zuckerberg tak pernah 'ganti' baju