Ilmuwan Temukan Gua di Bulan, Diklaim Layak Jadi Tempat Tinggal Manusia
Ilmuwan berhasil temukan gua di bulan yang diklaim dalam kondisi ideal untuk ditinggali manusia.
Ilmuwan Temukan Gua di Bulan, Diklaim Layak Jadi Tempat Tinggal Manusia
Ilmuwan berhasil temukan gua di bulan yang diklaim dalam kondisi ideal untuk ditinggali manusia.
Melansir dari ABC.net, Jumat (19/7) penampakan gua tersebut menarik perhatian banyak ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Astronomy menganalisis gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) NASA pada tahun 2010 dari sebuah lubang di Mare Tranquillitatis.
Dalam makalah Nature Astronomy mengonfirmasi penelitian sebelumnya dari Geophysical Research Letters tahun lalu yang mengindikasikan lubang tersebut mengarah ke gua Bulan.
Secara ukuran, gua tersebut terbilang besar. Kedalaman gua sekitar 100 meter dan lebar setidaknya 45 meter.
Gua tersebut memiliki jendela atap di permukaan Bulan, mengarah ke dinding vertikal dan menjorok, dan lantai miring yang mungkin memanjang lebih jauh ke bawah tanah.
Para ilmuwan telah menduga mungkin ada gua di Bulan selama lebih dari 50 tahun.
Temuan lubang di Bulan pertama terjadi pada tahun 2009. Namun pada saat itu belum dapat dikonfirmasi apakah lubang tersebut memang sebuah gua.
Berpotensi Jadi Pangkalan Bulan
Mengutip komentar peneliti dikutip dari ABC Radio National bahwa gua di Bulan kemungkinan merupakan lokasi pangkalan manusia di bulan berikutnya.
Direktur Laboratorium Penginderaan Jauh di Universitas Trento di Italia, Lorenzo Bruzzone mengatakan alasan suhu gua yang sejuk dan perisai dari radiasi dapat membantu penjelajah manusia.
“Salah satu pilihan yang mungkin untuk membangun pangkalan di bulan adalah dengan mengeksploitasi rongga-rongga ini karena rongga tersebut melindungi manusia, astronot, dari radiasi yang kita miliki di permukaan,” katanya kepada RN Breakfast.
“Kita mempunyai iklim yang jauh lebih sejuk dibandingkan iklim di permukaan, dimana kita mengalami perubahan suhu yang besar antara malam dan siang hari,” sambungnya.
Suhu permukaan bisa sangat panas di siang hari mencapai 127C sedangkan di malam hari cenderung mendingin dengan suhu mencapai -173C.
Meski demikian, studi Geophysical Research Letters memperkirakan gua tersebut secara konsisten berada pada suhu nyaman 17C.
Studi ini mencatat bahwa lubang yang terlihat pada gambar LRO menunjukkan keberadaan gua itu sendiri dan sekaligus melindunginya, membatasi masuknya panas ekstrem di siang hari dan mencegahnya menyebar di malam hari.
Periodisasi waktu di bulan juga berbeda dengan bumi. Sehari di Bulan berlangsung sekitar 15 hari di Bumi.
Guna mengonfirmasi lebih lanjut, perlu sebuah penelitian lanjutan perihal gua-gua lainnya di bulan.
Profesor Bruzzone mengatakan diperlukan lebih banyak eksplorasi gua di Bulan untuk menemukan tempat ideal untuk pangkalan bulan berikutnya.
“Kami tidak tahu apakah gua khusus ini cocok untuk para astronot,” katanya.
“Kita bisa memiliki misi robotik yang pertama-tama pergi ke sana dan menjelajahi gua untuk memahami apa yang ada di bawah permukaan.”
Studi tersebut mengidentifikasi lebih dari 200 lubang, 16 di antaranya menurut para peneliti mungkin merupakan tabung lava yang runtuh.
Tabung lava juga ditemukan di Bumi terbentuk ketika lava cair mengalir di bawah bidang lava yang didinginkan atau kerak terbentuk di atas sungai lava, meninggalkan terowongan yang panjang dan berlubang.
Jika langit-langit tabung lava yang mengeras runtuh, maka akan terbuka lubang yang dapat mengarah ke sisa tabung mirip gua tersebut.
Dua lubang Bulan yang paling menonjol tampak memiliki tonjolan yang terlihat jelas mengarah ke gua atau rongga, dan terdapat bukti kuat bahwa lubang lain yang menjorok juga dapat mengarah ke gua besar.
Bulan adalah rumah bagi "banyak" aktivitas vulkanik dua hingga tiga miliar tahun lalu, menurut Profesor Bruzzone, membuka kemungkinan adanya sistem gua dan tabung lava mirip terowongan yang luas di bawah permukaan.
“Gua-gua ini juga dapat [mengungkap] keberadaan air, es, atau sumber daya lainnya. Jadi mungkin menarik tidak hanya bagi manusia untuk dijadikan tempat tinggal, tetapi juga bisa sangat menarik untuk mengambil sumber daya bagi para astronot,” sambungnya.