Jejak Sejarah Inggit Garnasih yang Terlewatkan
Nama Inggit Garnasih sering terlewatkan dalam sejarah. Padahal, wanita ini yang mengantarkan Bung Karno ke pintu gerbang kemerdekaan
Seorang tokoh Indonesia, Inggit Garnasih sering terlewatkan dalam sejarah. Padahal, wanita ini yang mengantarkan Bung Karno ke pintu gerbang kemerdekaan. Ia membiayai perjuangan Soekarno mulai dari biaya kuliahnya hingga aktivitas politiknya. Ini salah satu foto saat Inggit Garnasih bersama keluarga besar H. Sanusi di Jalan Kebon Jati, Bandung, sekitar tahun 1919.
-
Dimana Soekarno diasingkan? Penganan Pelite rupanya juga menjadi kue favorit Bung Karno saat berada dipengasingan di Kota Muntok sekitar tahun 1949.
-
Apa yang dilakukan oleh Presiden Soekarno untuk mendukung kemerdekaan Aljazair? Satuan Elite Kapal Selam ALRI Diperintahkan Menyelundupkan Senjata ke Aljazair. Jumlah Senjata yang Dikirim Cukup Banyak. ""Cukuplah. Lebih kurang dua kapal selam penuh," kata Bung Karno.
-
Bagaimana Soekarno mempelajari bahasa Sunda? Inggit didapuk jadi penerjemah Bahasa Sunda masyarakat, dan membantu Soekarno saat kesulitan mengucap Bahasa Sunda.
-
Siapa yang bersama Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Indonesia? Pada tanggal 17 Agustus 1945, Hatta bersama Soekarno resmi memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta.
-
Apa karya Nasjah Djamin yang dikoleksi oleh Presiden Soekarno? Salah satu karya Nasjah yang cukup terkenal yaitu "Lestari Fardani" tahun 1958 ini telah dikoleksi oleh Presiden Soekarno pada 1960.
-
Apa pekerjaan pertama Soekarno di Surabaya? Kota Surabaya menjadi tempat pertama kali belajar agama, menikah, dan bekerja. Kisah Presiden Soekarno Menyatakan Cinta pada Siti Oetari di Jembatan Peneleh Surabaya, Sederhana tapi Romantis Kisah cinta Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno dengan istri pertamanya, Siti Oetari, tak terlalu mendapat sorotan. Masih ada banyak fakta yang belum terungkap ke publik terkait hubungan asmara tersebut. Kasih Sayang Soekarno Kota Surabaya jadi saksi di mana Soekarno pertama kali bekerja untuk menghasilkan uang. Pekerjaan pertamanya yakni sebagai petugas kereta api di Stasiun Semut.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Cucu Ibu Inggit, Tito Zeni Asmara Hadi saat mengamati foto Ibu Inggit Garnasih ketika mendampingi Bung Karno pada saatmemberikan kursus politik di Jalan Cilentah sekitar tahun 1926-1928. Agar jejak sejarahnya tak hilang, cucu Ibu Inggit dan ketua Yayasan Inggit Garnasih, Tito Zeni Asmara Hadi bersama Kelompok Anak Rakyat (Lokra) berupaya mengumpulkan kembali dokumen yang berkaitan dengan Inggit Garnasih sejak 2015 lalu.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Sejak 1 Februari 2015 beberapa komunitas di Bandung bersama Lokra dan Yayasan Inggit Garnasih menjadikan peringatan Bulan Cinta Ibu Bangsa Inggit Garnasih. Tujuannya, Bukan sebagai gerakan menuntut pemerintah memberi gelar Pahlawan Nasional. Tetapi lebih dari itu merupakan gerakan independen para pemuda untuk merawat ingatan tentang sosok dan jasa-jasa Inggit Garnasih. Arsip foto Ibu Inggit Garnasih dari masa ke masa.
©2021 Merdeka.com
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Jarang terdengar di sejarah, Inggit Garnasih lahir di Desa Kamasan, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada 17 Februari 1888. Beliau adalah istri kedua Soekarno yang membiayai perjuangan bapak Proklamator Indonesia mulai dari biaya kuliahnya hingga aktivitas politiknya.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Arsip kuitansi pembayaran renovasi rumah Ibu Inggit di Jalan Ciateul, Bandung. Kuitansi ini diketahui dari Asmara Hadi, pada 8 Mei 1951. Untuk mengenang, pemerintah pun mengabadikan nama salah satu tokoh wanita Indonesia ini menjadi nama jalan.
©2021 Merdeka.com/Fajri ANF
Surat dari seorang warga ketika Ibu Inggit sakit, sekitar tahun 1980-an. Dalam surat tersebut, terlihat warga mengucapkan selamat ulang tahun untuk beliau. Jejak sejarah Inggit Garnasih yang terlewatkan ini diharapkan bisa membuat namanya dikenal oleh generasi penerus bangsa.
(mdk/Tys)