Benarkah Gajah Mada Dalang Utama Pembunuhan Raja Majapahit Jayanegara?
Terbunuhnya Raja Jayanegara di tangan Ra Tanca ternyata menimbulkan pertanyaan besar bagi para peneliti. Banyak dugaan yang muncul karena kejanggalan peristiwa tersebut.
Terbunuhnya Raja Jayanegara di tangan Ra Tanca ternyata menimbulkan pertanyaan besar bagi para peneliti. Banyak dugaan yang muncul karena kejanggalan peristiwa tersebut.
Alasan mengerucut kepada tindakan 'main hakim' Gajah Mada yang membunuh Ra Tanca tanpa membawanya ke pengadilan terlebih dahulu.
-
Di mana letak Gua Selomangleng yang merupakan peninggalan era Majapahit? Cagar Budaya Gua Selomangleng terletak di Desa Sanggrahan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
-
Kenapa Gajah Mada memutuskan untuk bergabung dengan militer Majapahit? Sitinggil merupakan lokasi favorit Gajah Mada mengembala kerbau sambil menyaksikan prajurit Majapahit yang gagah berani. Momen inilah yang memotivasi Gajah Mada bergabung dalam militer Majapahit.
-
Apa yang ditemukan di situs peninggalan Majapahit di Kalimantan Barat? Di Kota Ketapang, Kalimantan Barat, ada sebuah situs peninggalan Hindu Buddha. Peninggalan itu kemudian dikenal dengan nama Candi Negeri Baru.
-
Apa yang menjadi cita-cita Gajah Mada dalam Sumpah Palapa? Dalam Sumpah Palapa, Gajah Mada tidak akan menikmati duniawi sebelum menyatukan Nusantara
-
Siapa yang mencicipi buah maja saat mendirikan Majapahit? Mengutip situs Pemkab Mojokerto, peristiwa itu terjadi ketika pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya, mencicipi buah maja saat membabat Hutan Tarik.
-
Bagaimana Gayatri Rajapatni membantu Kerajaan Majapahit? Mengutip situs vredeburg.id, perjuangan Gayatri tidak dilakukan secara langsung. Ia melakukan semua yang bisa lakukan untuk mendukung negaranya dengan berada di balik layar. Gayatri tidak pernah ragu memberikan saran maupun menyuarakan pendapatnya kepada sang suami, Raja Kertajasa Jayawardhana.
Beberapa dugaan juga muncul terkait keterlibatan Gajah Mada terhadap pembunuhan Jayanegara. Tak sedikit para peneliti memiliki kesamaan pandangan terhadap sikap Gajah Mada terhadap terbunuhnya Jayanegara.
Mengutip buku 'Sejarah dan Kisah Kudeta Majapahit' karya penulis Kamil Hamid Baidawi, terbitan Araska 2022, simak kisah kontroversi terbunuhnya Jayanegara selengkapnya.
Dendam Terselubung Gajah Mada
Dugaan pertama terkait keterlibatan orang lain di balik peristiwa tersebut sempat ditulis oleh peneliti Belanda, N.J. Krom dalam bukunya yang berjudul Hindoe-Javaansche Geschiedenis.
Krom menduga bahwa dalang di balik pembunuhan Jayanegara adalah Gajah Mada lewat berbagai bukti peristiwa.
Beberapa alasan mendukung kebenaran dugaan tersebut mencuat karena Jayanegara sempat bersikap tak senonoh kepada istri Gajah Mada.
Karena rasa dendam terselubung tersebut, Gajah Mada memanfaatkan kebencian Ra Tanca untuk menghabisi Jayanegara sebelum menghabisi Ra Tanca.
Membiarkan Ra Tanca Membunuh Jayanegara
Dugaan selanjutnya adalah Gajah Mada sengaja memperalat Ra Tanca untuk membunuh Jayanegara dengan memanfaatkan kemarahannya.
Gajah Mada sudah mengetahui rasa benci yang dipelihara Ra Tanca sebagaimana dirinya. Ia juga menyadari keinginan Ra Tanca untuk menghabisi Jayanegara saat sakit.
Karena itu, Gajah Mada sengaja memanggil Ra Tanca untuk mengobati sang raja dan membiarkan Tabib itu melampiaskan amarahnya kepada raja.
Gajah Mada Membenci Tabiat Buruk Jayanegara
Mengacu pada buku Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya karya Slamet Muljana, pandangan Krom yang menganggap Gajah Mada merupakan dalang di balik peristiwa itu memang benar.
Gajah Mada memang diduga memiliki rasa tidak suka pada Jayanegara karena memiliki tabiat buruk dalam memimpin Majapahit.
Seperti anggota Dharmaputra lain, Gajah Mada juga tidak suka dengan Jayanegara karena bukan merupakan keturunan resmi kerajaan dan merupakan anak dari selir Raden Wijaya.
Karena sudah sejak dahulu kebiasaan raja-raja Jawa dahulu bahwa orang yang menjadi raja haruslah lahir dari permaisuri baik laki-laki atau perempuan.
Berada di Lokasi yang Sama dengan Ra Tanca
Dugaan keempat adalah saat peristiwa pembunuhan Jayanegara oleh Ra Tanca, Gajah Mada berada di tempat itu tanpa diketahui oleh Ra Tanca.
Sehingga setelah Ra Tanca membunuh Jayanegara hingga tewas, Gajah Mada seketika muncul dan segera membunuh Ra Tanca hingga tewas di lokasi yang sama.
Pada saat peristiwa itu, Gajah Mada ada di tempat dan waktu yang sama. Sehingga keadaan ini menimbulkan tanda tanya seandainya Gajah Mada diadili.
Setidaknya Gajah Mada nantinya akan mendapat pertanyaan mengapa ia ada di kamar raja saat Ra Tanca melakukan pembunuhan dan tidak membawa ke pengadilan langsung.
Namun, tidak ada upaya penyelidikan lebih lanjut kepada Gajah Mada. Malahan ia dianggap sebagai pahlawan karena berhasil membunuh Ra Tanca yang telah membunuh Jayanegara.
Gajah Mada Tidak Menyukai Cara Kepemimpinan Jayanegara
Konspirasi kelima adalah Gajah Mada dirasa tidak menyukai gaya kepemimpinan Jayanegara yang dianggap tidak cakap dalam mengelola pemerintahan.
Gajah Mada secara diam-diam memang tidak menyukai tabiat buruk Jayanegara. Selain itu ia juga tidak terlalu cocok dengan Ra Tanca karena salah satu pesaing dalam karirnya dalam mengawal raja.
Dalam buku Jejak Nasionalisme Gajah Mada karya Purwadi menjelaskan bahwa persoalan eksekusi Gajah Mada terhadap Ra Tanca tanpa proses pengadilan memunculkan dugaan terkait Gajah Mada sebagai dalang utamanya.
Tindakan itu memunculkan asumsi bahwa Gajah Mada memang 'cuci tangan' dan sengaja menggunakan Ra Tanca untuk menghabisi sang raja.