Ternyata Bangun Rumah di Luar Angkasa Lebih Kuat Pakai Tepung Kentang, ini Kelebihannya
Penelitian terbaru ungkap tepung kentang cocok untuk material bangunan di planet lain.
Para ilmuwan terus melakukan penelitian mengenai ambisi untuk menciptakan kehidupan di luar angkasa. Inovasi terbaru mereka memanfaatkan tepung kentang sebagai bahan konstruksi untuk habitat di luar angkasa.
Penelitian menarik ini dilakukan oleh tim ilmuwan di University of Manchester dan dinamakan Starcrete. Material beton yang umum digunakan di Bumi terlalu berat untuk diangkut ke luar angkasa.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kenapa materai penting? Penggunaan meterai memberikan kekuatan hukum pada dokumen dan menjadikannya sah di mata hukum. Selain itu, materai membantu mencegah pemalsuan atau penyalahgunaan dokumen dengan memastikan bahwa dokumen tersebut telah melalui proses administrasi yang benar.
-
Apa itu Keteng-keteng? Keteng-keteng Memiliki Senar Seperti disinggung sebelumnya, alat musik ini memiliki bentuk menyerupai gitar. Di sana, terdapat tiga senar namun bukan berbahan nilon atau logam melainkan dari kulit bambu itu sendiri.Mengutip Instagram @sumut.berbudaya, senar menjadi unsur melodis dari alat musik ini. Dengan adanya senar, suaranya menjadi mendayu dan merdu.Senar juga yang membuat suaranya semakin beragam, tergantuk proses penyetemannya dan sisi mana yang dipukul.
-
Kenapa singkatan penting? Secara umum, telah disebutkan bahwa singkatan berguna untuk efisiensi, yaitu mempermudah dan mempercepat komunikasi tertulis maupun lisan.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan angin kencang menerjang Desa Watuagung, Kabupaten Semarang? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
Starcrete, yang terbuat dari tepung kentang, menawarkan alternatif yang lebih ringan dan kuat. Proyek ini diuji coba dengan menggunakan tanah Mars buatan.
Dalam percobaan tersebut, Starcrete menunjukkan kekuatan dua kali lipat dibandingkan beton konvensional. Para peneliti berhasil menciptakan batu bata dari tepung kentang yang dapat menahan tekanan ekstrem.
Teknologi ini diharapkan dapat menjadi solusi untuk pembangunan rumah di luar angkasa dalam waktu dekat. Penelitian ini sangat penting mengingat rencana manusia untuk menetap di planet seperti Mars atau Bulan.
Berikut ini Liputan6.com menyajikan fakta menarik mengenai penggunaan tepung kentang sebagai bahan bangunan di luar angkasa, berdasarkan jurnal De Gruyter, Rabu (9/10/2024).
Daya Tahan Tepung Kentang di Planet yang Berbeda
Starcrete adalah inovasi yang dihasilkan oleh dua peneliti dari University of Manchester. Material ini dirancang untuk mengatasi tantangan berat dan ketahanan beton ketika digunakan di luar angkasa.
Komponen utama Starcrete adalah tepung kentang, yang terbukti memiliki kekuatan lebih tinggi dibandingkan beton konvensional. Berdasarkan penelitian, Starcrete mampu menahan tekanan hingga 91 Megapascal, jauh lebih kuat dibandingkan beton biasa yang hanya dapat menahan 32 Megapascal.
Ketahanan ini sangat penting untuk menghadapi kondisi ekstrem di Mars dan Bulan. Tepung kentang dipilih karena sifatnya yang ringan dan kemudahan transportasinya ke luar angkasa.
Selain itu, kentang juga memiliki potensi untuk tumbuh dengan baik di planet lain, menjadikannya pilihan yang ideal sebagai bahan untuk konstruksi rumah luar angkasa.
"Kami berusaha menciptakan material yang kuat dan mudah diakses di luar angkasa," kata Dr. Aled Roberts, salah satu peneliti utama.
Lebih Tangguh daripada Beton
Beton yang digunakan di Bumi memiliki kelemahan signifikan untuk aplikasi di luar angkasa. Bobotnya yang cukup besar menyulitkan pengangkutannya dengan roket.
Selain itu, beton mungkin tidak mampu bertahan terhadap suhu ekstrem dan kondisi keras di planet seperti Mars. Tekanan yang dihadapi material di luar angkasa sangat berbeda dibandingkan dengan di Bumi.
Beton konvensional berisiko retak akibat tekanan tinggi di planet lain. Hal ini mendorong para peneliti untuk mencari alternatif yang lebih kuat dan tahan lama.
Selain itu, beton biasa juga tidak dapat mengatasi fluktuasi suhu yang ekstrem di luar angkasa. Material seperti Starcrete, yang terbuat dari tepung kentang, memiliki kemampuan untuk menahan perubahan suhu yang drastis.
Inilah yang menjadikan material baru ini sangat penting dalam misi eksplorasi luar angkasa.
"Beton terlalu berat dan mungkin tidak dapat bertahan di Mars atau Bulan. Kami memerlukan solusi baru," ungkap Dr. Roberts dalam laporan penelitiannya. Starcrete dianggap sebagai inovasi penting untuk mengatasi tantangan ini.
Menjadi Sumber Pangan dan Material Konstruksi
Ingat film "The Martian" yang disutradarai oleh Ridley Scott, yang menceritakan tentang seorang astronaut yang berjuang untuk bertahan hidup di Mars? Ya, karakter yang diperankan oleh Matt Damon menanam kentang di luar angkasa.
Tidak mengherankan jika tepung kentang dipilih karena kemudahan akses dan fleksibilitasnya. Kentang mampu tumbuh dalam berbagai kondisi, termasuk di lingkungan antariksa.
Dalam eksperimen, 55 pon kentang kering dapat menghasilkan sekitar 200 batu bata Starcrete. Jumlah ini cukup untuk membangun struktur dasar sebuah rumah di luar angkasa.
Kentang tidak hanya berfungsi sebagai sumber makanan, tetapi juga sebagai bahan bangunan. Starcrete memberikan keuntungan ganda bagi para astronot, karena mereka dapat menanam kentang untuk konsumsi sekaligus memproduksi material konstruksi. Temuan ini membuka peluang besar untuk misi luar angkasa jangka panjang.
"Kentang merupakan solusi yang efisien, karena astronot dapat menanamnya sendiri," kata Dr. Roberts. Penelitian ini berpotensi mengubah cara pandang kita terhadap material bangunan di masa mendatang.
Pernah Menggunakan Darah
Sebelumnya, para ilmuwan pernah merancang material konstruksi untuk luar angkasa yang terbuat dari darah manusia. Ide ini berlandaskan pada pemanfaatan protein dalam darah yang dicampurkan dengan regolit Mars.
Namun, penelitian terkini mengungkapkan bahwa tepung kentang jauh lebih efisien daripada darah. Starcrete, yang menggunakan tepung kentang, menawarkan kekuatan yang lebih konsisten dan lebih mudah untuk diproduksi dalam skala besar.
Di sisi lain, penggunaan darah sebagai bahan material menghadirkan tantangan baik secara etis maupun praktis. Selain itu, produksi darah manusia dalam jumlah besar berpotensi membahayakan kesehatan para astronot.
Tepung kentang juga lebih ramah lingkungan dan mudah diakses. Proses pembuatannya pun lebih sederhana dan tidak memerlukan teknik khusus seperti ekstraksi protein dari darah.