Berkali-kali Difitnah, Kang Jae Sukses Jualan Bakso Harga Rp25.000 Makan Sepuasnya
Karena konsepnya yang unik, Baxo terus menjadi pusat kuliner dan memberikan keuntungan berkali-kali lipat.
Dia telah menjadi kepercayaan pemilik Bakso Tulang Bogor untuk mengelola usaha yang didirikan sejak tahun 2018 silam.
Berkali-kali Difitnah, Kang Jae Sukses Jualan Bakso Harga Rp25.000 Makan Sepuasnya
Kang Jae Sukses Jualan Bakso Harga Rp25.000 Makan Sepuasnya
Muhammad Jae Trisnandi atau yang akrab disapa Kang Jae, merupakan seorang manajer Bakso Tulang Bogor.
Dia telah menjadi kepercayaan pemilik Bakso Tulang Bogor untuk mengelola usaha yang didirikan sejak tahun 2018 silam.
Ketika mendirikan bisnis ini, sang pemilik awalnya tidak memiliki modal yang cukup. Kemudian, salah satu sahabat dekat owner memberikan bantuan modal Rp5 juta rupiah.
- Dulu Paling Miskin di Desa dan Punya Banyak Utang, Agus Kini Jadi Tukang Kebun Sukses yang Punya HAKI
- Berawal dari Hobi Memasak, Ibu Rumah Tangga ini Raup Rp3 Juta per Hari dari Bisnis Makanan
- Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
- Mencicipi Sate Kere, Hidangan Masyarakat Miskin Era Kerajaan Mataram Islam
Dengan modal ini mereka bersama Kang Jae mendirikan usaha yang semulanya memproduksi nugget ayam.
Penjualan nugget ayam terus meningkat. Meskipun ramai dan lancar, tim mereka merasa usaha ini tidak membawa perubahan yang cukup signifikan.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk beralih untuk menjual bakso dengan konsep makans sepuasnya atau all you can eat (AYCE) dengan memilih nama 'Baxo' sebagai nama usaha mereka.
Kala itu Baxo menjadi pilihan kuliner populer di kalangan masyarakat Gadog, di Bogor.
Karena konsepnya yang unik, Baxo terus menjadi pusat kuliner dan memberikan keuntungan berkali-kali lipat.
Namun, disitulah tantangan terbesar dimulai. Saking beratnya persaingan usaha kala itu, gerobak Baxo digaduh oleh oknum tidak bertanggung jawab.
"Ketika usaha kita mulai ramai dan meningkat, ada yang nulis 'awas ada santet' di gerobak Baxo. Kemudian, teman kita yang memberi modal awal meninggal dunia tak lama setelah kejadian itu. Kita tak tahu apakah ada kaitannya atau tidak, tapi itu membuat kami trauma," cerita Jae seperti yang dikutip dari akun Youtube HaloBos!, Kamis (5/10).
Setelah beberapa waktu, mereka mencoba memulihkan usaha ini dengan mengubah nama menjadi Bakso Tulang Bogor.
Tak hanya itu, mereka juga melakukan beberapa peningkatan kualitasdari sisi bahan.
merdeka.com
Bakso Tulang Bogor kembali mendapat perhatian dan mulai diliput media massa. Sejak itu, usaha mereka kembali pulih dan kian ramai berkat viral di TikTok.
Saat ini, mereka telah memiliki 14 total karyawan tetap dan akan bertambah di hari libur.
Namun, mereka mengizinkan apabila konsumen ingin menambah kuah.
"Sistemnya konsumen bayar dulu, kemudian tunjukkan struk pembayaran. Nanti akan diberikan mangkok dan bisa ambil sendiri, tapi tidak bisa refil," kata Jae.
Jae mengatakan, meskipun konsumen dapat mengambil sepuasnya, tim mereka tetap mengingatkan untuk mengambil makanan sesuai porsi agar tidak mubazir.
Walaupun tetap tidak habis, mereka mempersilahkan konsumen untuk membawa pulang dengan biaya tambahan sebesar Rp5 ribu untuk biaya kemasan.
Selain itu, tim mereka akan memberikan kuah bakso yang baru lengkap dengan saus sambal.
Hanya saja, masih banyak konsumen yang menolak untuk membayar sehingga kerap membawa bungkus makanan sendiri.
Hal ini menjadi tantangan yang kerap dihadapi oleh tim Bakso Tulang Bogor.
Terlebih lagi konsumen nakal yang terus mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Jae dan tim tak ingin mengambil pusing, karena mereka tetap mengutamakan kepuasan pelanggan.
Saat ini mereka dapat memproduksi bakso 80-90 kg adonan daging bakso sehari. Tak hanya itu, mereka juga membutuhkan 100 kg tulang, bahkan lebih dari jumlah yang diperkirakan.
Pilihan menu taburan (topping) yang disediakan mulai dari kikil, ceker ayam, tulang rangu, iga, otak-otak, pangsit, dan lumpia.
Tak lupa dengan ragam sajian mie lengkap dengan sayuran.
Bakso Tulang Bogor bisa melayani 150 hingga 200 pelanggan dengan jumlah orderan satu hingga belasan porsi per harinya.
Menurut Jae, hal ini merupakan anugerah dan rezeki dan masih dapat memberi keuntungan hingga mereka bisa bertahan sampai saat ini.
"Kalau rugi tidak mungkin bertahan sampai saat ini, masih ada lah untungnya. Jadi jualan tetap dapat untung, kita juga bisa bersedekah" tutup Jae.