Mencicipi Sate Kere, Hidangan Masyarakat Miskin Era Kerajaan Mataram Islam
Sebuah alternatif bagi pecinta kuliner yang ingin makan daging dengan harga terjangkau.
Sebuah alternatif bagi pecinta kuliner yang ingin makan daging dengan harga terjangkau
Mencicipi Sate Kere, Hidangan Masyarakat Miskin Era Kerajaan Mataram Islam
Di tengah naiknya harga daging, muncul fenomena sate kere. Sate ini menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin menikmati sate dengan harga terjangkau.
Dirangkum dari berbagai sumber, Sate Kere muncul pertama kali di daerah Solo pada masa kejayaan Kerajaan Mataram Islam di abad ke-18. Saat itu, masyarakat miskin mencari cara untuk memenuhi kebutuhan protein dengan harga yang terjangkau. Mereka mencoba menggunakan potongan daging yang lebih murah seperti jeroan dan daging ayam bagian tertentu untuk membuat sate.
-
Siapa yang makan Sate Kere? Sate kere menjadi salah satu menu tradisional di Solo dan Jogja.
-
Di mana sate pertama kali populer di Indonesia? Diperkirakan Ponorogo menjadi kota pertama sate mulai populer dan menyebar.
-
Kenapa Sate Kere Solo dibuat dari ampas tahu? Sate Kere merupakan salah satu kuliner hasil inovasi rakyat Solo pada masa penjajahan Belanda. Tak mampu membeli daging, maka rakyat Solo membuat sate yang terbuat dari ampas tahu rebus atau kempes kedelai.
-
Dimana Sate Sapi Pak Kempleng awalnya dijual? Dikutip dari kanal YouTube J. Christiono, nama asli Pak Kempleng adalah Pak Sakimin. Ia merintis berjualan sate dengan berkeliling Kota Ungaran sejak tahun 1960-an. Namun pada tahun 1972 Pak Sakimin meninggal dunia. Usaha itu kemudian diteruskan oleh putra keduanya, Pak Mulyono.
-
Mengapa sate menjadi populer di Indonesia? Sate banyak dijajakan oleh pedagang kaki lima yang ada di tanah Jawa.
-
Bagaimana ciri khas Sate Tukangan? Menariknya, sate di sini menggunakan daging ayam kampung dan diberi irisan bawang merah segar sehingga menambah rasa yang khas.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sate kere tidak jauh berbeda dari sate pada umumnya. Namun yang membedakan adalah penggunaan jenis daging yang lebih murah dan mudah didapatkan. Foto: Instagram @sate_kere_solo
Misalnya daging ayam bagian paha, daging sapi jeroan, atau bahkan tahu tempe yang dapat digunakan sebagai bahan pengganti daging. Potongan-potongan daging tersebut kemudian ditusuk dengan bambu atau tusuk gigi.
Potongan tersebut dibumbui dengan rempah khas Indonesia seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, dan kunyit. Sate kere dipanggang atau dibakar hingga matang.
Sate kere tidak hanya ditemukan di Solo maupun Jawa Tengah, tapi telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia. Setiap daerah memiliki variasi sate kere yang unik sesuai dengan bahan dan budaya lokal. Foto: IG @sate_kere_solo
Misalnya di Jakarta ditemukan sate kere dengan bahan dasar daging babi, sedangkan di Palembang menggunakan ikan sebagai bahan utama. Keberagaman ini menjadikan sate kere sebagai salah satu makanan yang beragam dan menarik untuk dicoba di berbagai daerah.