Dulunya Sopir Taksi dan Ibu Bunuh Diri, Begini Kisah Mengharukan Trader Terkaya Hingga Punya Uang Rp100 Triliun
Sejak kehilangan Sang Ibu, Kovner mulai kehilangan arah. Studi PhD nya tidak selesai dan harus membuatnya bekerja secara serabutan.
Di tahun 1976, Kovner dikenalkan pada dunia keuangan oleh seorang teman saudaranya. Karena merasa tertarik dengan keuangan, Kovner memutuskan untuk fokus mempelajarinya selama satu tahun penuh.
Dulunya Sopir Taksi dan Ibu Bunuh Diri, Begini Kisah Mengharukan Trader Terkaya Hingga Punya Uang Rp100 Triliun
Dulunya Sopir Taksi dan Ibu Bunuh Diri, Begini Kisah Mengharukan Trader Terkaya Hingga Punya Uang Rp100 Triliun
Bruce Stanley Kovner, seorang trader terkaya di dunia ternyata pernah melalui masa-masa sulit dalam hidupnya. Meski sempat mengalami masa sulit, Kovner muda sebenarnya adalah anak yang cerdas dan aktif di sekolahnya.
Karena kecerdasannya ini, Kovner mendapatkan beasiswa di Harvard dan mengambil studi Ilmu Politik Ekonomi. Namun, kehidupan Kovner berubah total sejak ibunya bunuh diri di tahun 1965.
- Kisah Pengangguran Sukses Bisnis Pisang Keju Modal Rp10 Juta, Kini Omzet Rp60 Juta per Bulan
- Demi Perbaiki KAI, Sosok Ini Berani Kirim 3.000 Karyawan ke China dan Perancis untuk Studi Banding
- Tak Banyak Orang Tahu, Begini Sejarah Terciptanya Uang di Dunia
- Berkali-kali Gagal Bangun Usaha dan Terlilit Utang, Pria Ini Sukses Jadi Bos Ayam dengan Modal Rp700.000
Sejak kehilangan Sang Ibu, Kovner mulai kehilangan arah. Studi PhD nya tidak selesai dan harus membuatnya bekerja secara serabutan. Segala bentuk pekerjaan pernah dilakoninya mulai dari panitia demonstrasi, aktivis politik, guru les piano, hingga jadi sopir taksi.
Dilansir dari akun Youtube Ngomongin Uang, Rabu (11/10), pada tahun 1976, Kovner dikenalkan pada dunia keuangan oleh seorang teman saudaranya. Karena merasa tertarik dengan keuangan, Kovner memutuskan untuk fokus mempelajarinya selama satu tahun penuh.
Kovner lalu membuka trading komunitas di tahun 1977. Sayangnya, saat itu Kovner mengambil keputusan yang cukup ceroboh dan mengalami kerugian sampai modalnya habis tak bersisa.
merdeka.com
Belajar dari kesalahannya, Kovner kemudian memilih untuk melamar pekerjaan sebagai seorang trader junior di perusahaan broker berjangka, Commodities Corporation, yang saat ini menjadi bagian Goldman Sachs, sebuah bank investment ternama di dunia.
Di tempat ini, dia punya kesempatan belajar dengan trader senior profesional seperti Michael Marcus, yang banyak mengajarkan tentang trading komunitas, yang berhasil menjadikannya sebagai seorang trader andal dan berpengalaman.
Tahun 1983, Kovner bersama partnernya Peter D'Angelo memutuskan untuk mendirikan Caxton Associates, perusahaan aset manajemen dengan bermodalkan pinjaman dari bank dan kerabat mereka.
Selama di bawah kepemimpinan Kovner, Caxton Associates berkembang dengan pesat karena mekanisme tradingnya berhasil mendatangkan profit keuntungan yang sangat besar dan konsisten selama tiga dekade. Selama 27 tahun berdiri, rata-rata return trading Caxton konsisten di angka 21 persen per tahun.
Namun sayangnya, Caxton Associates berhenti beroperasi di tahun 2011. Sejak saat itu Kovner memilih untuk fokus di kegiatan amal yang didirikannya sejak 1996.
Kekayaan Kovner saat ini diperkirakan sebanyak USD6,6 miliar atau setara dengan Rp100 triliun. Meskipun tak lagi bekerja, sampai hari ini Kovner masih tercatat sebagai salah satu trader terkaya di dunia.
merdeka.com