Jamin Pasokan, Pelni Tambah Sentra Distribusi Barang Tol Laut di Indonesia Timur
Sebagai kelanjutan program tol laut, Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN melakukan sinergi dalam menugaskan beberapa BUMN kemaritiman membangun Rumah Kita di beberapa daerah tujuan tol laut.
Program tol laut di Indonesia masih terus dilanjutkan pemerintahan Jokowi. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) yang ikut serta dalam program ini tidak sebatas pada sisi transportasi laut, namun juga mendukung pemerintah dalam menurunkan disparitas harga barang di daerah tujuan tol laut yang umumnya daerah terpencil, tertinggal, terdepan dan perbatasan (T3P).
Sebagai kelanjutan program tol laut, Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN melakukan sinergi dalam menugaskan beberapa BUMN kemaritiman membangun Rumah Kita di beberapa daerah tujuan tol laut.
-
Kapan Tollund Man meninggal? Faktanya, para ilmuwan meyakini dia dibunuh antara tahun 405 dan 380 SM.
-
Kenapa Tollund Man dibunuh? Tollund Man atau Pria Tollund adalah korban tumbal yang malang di Denmark pada Zaman Besi, yang dikenal sebagai "mayat rawa." Dia adalah salah satu dari sekelompok mumi kuno yang ditemukan di rawa-rawa gambut Eropa yang masih terpelihara dengan baik.
-
Apa yang terjadi dalam kecelakaan beruntun di Gerbang Tol Halim? Kecelakaan beruntun terjadi di Gerbang Tol (GT) Halim Utama pada Rabu (27/3). Tidak kurang dari tujuh kendaraan mengalami kerusakan akibat kejadian tersebut.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Di mana Tollund Man ditemukan? Pria Tollund adalah mumi berusia sekitar 2.400 tahun yang ditemukan oleh dua pemotong gambut yang sedang bekerja di rawa, di semenanjung Jutland, Denmark.
Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro mengatakan bahwa fungsi Rumah Kita ialah sebagai sentra distribusi barang-barang tol laut dari Pulau Jawa dan menjadi sentra pemasaran bagi produk lokal untuk kembali diangkut oleh kapal tol laut untuk dapat dipasarkan di daerah maju bahkan hingga diekspor ke luar negeri.
"Sebagai distributor Rumah Kita, kita turut menjalin kemitraan dengan BUMD, BUMDes, Koperasi dan para pedagang di daerah T3P untuk menjual barang dalam jumlah besar, bukan ritel. Harga barang juga menjadi acuan bagi daerah T3P,” terang Yahya Kuncoro.
Seiring kebijakan pemerintah pada program tol laut, dalam waktu dekat Pelni akan menambah gerai Rumah Kita di beberapa lokasi. Sebelumnya Pelni ditugaskan Rumah Kita di daerah Morotai (Maluku Utara), Manokwari, Timika (Papua Barat) dan Saumlaki (Maluku) menekan disparitas harga.
"Kini, untuk memperluas ketersediaan stock barang kami akan membangun Rumah Kita Natuna, Tahuna, Lewoleba, Rote, Jaelolo, dan Bima,” lanjut Yahya.
Harga Barang Mulai Turun
Sebelum berdirinya Rumah Kita, lanjutnya, harga barang di daerah-daerah T3P cukup tinggi. Dengan adanya Rumah Kita, harga barang mulai turun. Rumah Kita menjadi acuan standar harga para pedagang untuk menjual barangnya. Harga yang lebih kompetitif di Rumah Kita mampu membantu menurunkan harga barang secara umum di daerah Indonesia Timur dan daerah T3P.
Dalam membangun Rumah Kita, Pelni bekerjasama dengan Pemda, BUMD, BUMdes, Koperasi dan masyarakat pedagang di lingkungan Rumah Kita.
Kehadiran Rumah Kita pada praktiknya menjadi partner bisnis pengusaha di daerah tujuan Tol Laut. Dengan demikian, keberadaan Rumah Kita benar-benar memberikan dampak positif yang menguntungkan kedua belah pihak.
Lebih lanjut Yahya Kuncoro mengatakan bahwa pendirian Rumah Kita merupakan upaya pemerintah bersama BUMN yang dimulai sejak tahun 2018, Rumah Kita menjadi bagian penting dari aspek pengendalian disparitas harga. Keberadaan Rumah Kita merupakan rumah logistik sebagai sarana konsolidasi barang-barang di sepanjang trayek tol laut dalam rangka menyiapkan saluran distribusi dari hulu sampai hilir.
"Pengelolaan Rumah Kita pada PT Pelni dikelola oleh anak usaha yakni PT Sarana Bandar Nasional," ungkap Yahya.
Rumah Kita dibangun agar masyarakat di daerah bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok dan lainnya dengan harga lebih murah. Selain itu, Rumah Kita juga dibangun untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat, baik belanja secara grosir. "Kalau kami menjual secara eceran nanti kasihan para pedagang di daerah sebagai mitra," tutupnya.
(mdk/idr)