Mumi Berusia 2.400 Tahun Ini Jadi Korban Tumbal, Makanan Terakhir yang Dikonsumsinya Sebelum Mati Terungkap
Tollund Man atau Pria Tollund adalah korban tumbal yang malang di Denmark pada Zaman Besi, yang dikenal sebagai "mayat rawa."
Mumi Berusia 2.400 Tahun Ini Jadi Korban Tumbal, Makanan Terakhir yang Dikonsumsinya Sebelum Mati Terungkap
Para ilmuwan baru-baru ini berhasil mengungkap makanan terakhir mumi dari Zaman Besi. Tollund Man atau Pria Tollund adalah korban tumbal yang malang di Denmark pada Zaman Besi, yang dikenal sebagai "mayat rawa." Dia adalah salah satu dari sekelompok mumi kuno yang ditemukan di rawa-rawa gambut Eropa yang masih terpelihara dengan baik.
Sumber: Greek Reporter
Sebenarnya, mumi ini telah ditemukan lebih dari setengah abad yang lalu pada tahun 1950, tetapi para ilmuwan baru-baru ini melakukan analisis ulang isi perutnya dengan teknologi terbaru.
Foto: Public Domain
-
Siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun? Seorang ahli antropologi mengungkap siapa sosok mumi berusia 2.700 tahun yang awalnya dikira berasal dari Mesir.
-
Apa makanan terakhir Tollund Man? Hasil analisis mengungkapkan makanan terakhir yang dikonsumsi pria ini sebelum meninggal. Ilmuwan menemukan sisa makanan bergizi seperti bubur jelai atau barley, biji rami (flax), dan ikan, seperti dikutip dari Greek Reporter, Senin (22/7).
-
Kapan mumi tersebut dimakamkan? Makam-makam ini berasal dari periode antara tahun 800 hingga 1100, ketika Kekaisaran Wari sedang mengalami ekspansi wilayah.
-
Apa yang ditemukan di makam Zaman Besi? Dikutip dari Popular Mechanics, Rabu (9/10), nekropolis tersebut terletak di area yang dikelilingi pagar batu yang sebagian masih awet. Pemakaman kuno ini dipagari karena di dalamnya terdapat sarkofagus batu yang sangat terpelihara dengan baik, yang barang-barang penguburan di sekitarnya menunjukkan keluhuran penghuninya dan keturunannya.
-
Bagaimana mumi tertua di dunia diawetkan? Sejumlah besar mumi tertua yang telah ditemukan terawetkan secara alami melalui berbagai faktor, ditelusuri kembali hingga sekitar 5000 SM, ribuan tahun sebelum praktik pengawetan jasad dimulai di Mesir.
-
Kapan fosil manusia dikuburkan? Sisa-sisa ini dianggap sesuai untuk penelitian, karena antara tahun 1638 dan 1697 pasien yang meninggal di rumah sakit memang dikebumikan di ruang bawah tanah.
Sekelompok ilmuwan Denmark, yang dipimpin Direktur Penelitian di Museum Silkeborg, Nina Hilt Nielsen, menguji kembali isi perut mumi Tollund menggunakan teknologi mutakhir, yang jauh lebih canggih daripada yang teknologi pada tahun 1950-an.
Sumber: Greek Reporter
Tim Nielsen menggunakan teknologi canggih untuk menganalisis protein mikroskopis, partikel tumbuhan, bahan kimia, dan sampel serbuk sari dari usus besar dan usus kecilnya. Tim pun akhirnya berhasil mengungkap bahwa sebelum kematiannya, pria tersebut mengonsumsi makanan berat berbasis barley atau jelai (bubur gandum), biji rami, dan ikan. Meskipun sederhana, makanan ini sangat bergizi dan mengenyangkan, karena akan mencukupi lebih dari separuh kalori harian pria tersebut.
Ini adalah makanan terakhir yang mengejutkan untuk seorang korban tumbal dalam ritual, karena tidak termasuk bahan mewah atau zat psikoaktif dan analgesik, yang sering ditemukan dalam kasus penumbalan manusia.
Hal menarik lainnya yaitu ada satu zat aneh yang ditemukan dalam makanannya. Para ilmuwan dapat memastikan pria itu telah mengonsumsi sisa penggilingan, atau serpihan bahan tumbuhan dan biji-bijian yang biasanya dihilangkan selama proses penggilingan. Beberapa ahli percaya bahwa substansi ini mungkin terkait aspek ritual.Selain penemuan makanan, analisis lebih lanjut juga mengungkapkan si Pria Tollund ini tidak dalam kondisi kesehatan yang sempurna. Dia terinfeksi tiga parasit yang berbeda pada saat kematiannya, kemungkinan akibat mengonsumsi daging yang belum matang. Pria Tollund adalah mumi berusia sekitar 2.400 tahun yang ditemukan oleh dua pemotong gambut yang sedang bekerja di rawa, di semenanjung Jutland, Denmark. Ia diperkirakan meninggal pada usia 30 hingga 40 tahun. Tubuhnya masih sangat utuh sehingga pada awalnya mereka mengira dia adalah korban pembunuhan yang belum lama terjadi. Bahkan, tali kulit yang digunakan untuk membunuhnya juga masih tergantung di lehernya. Namun, ilmuwan percaya bahwa dia sebenarnya dibunuh pada periode 405 hingga 380 SM.
Meskipun banyak yang berpendapat dia adalah seorang penjahat yang dieksekusi, namun para ahli sekarang menganggapnya sebagai korban tumbal ritual karena tubuhnya ditempatkan dengan hati-hati di rawa dalam posisi meringkuk dan mulut serta matanya juga tertutup setelah kematian.
Ini menunjukkan bahwa kematian Tollund Man memiliki sifat ritual.
Pada waktu itu, para ilmuwan dapat menyimpulkan bahwa pria itu telah makan makanan terakhirnya sekitar 12 hingga 24 jam sebelum kematiannya akibat gantung diri, tetapi mereka tidak dapat menentukan dengan pasti isi perutnya pada saat itu.