Jejak Sukses Pengrajin Tahu, Hidup Sejahtera Berkat KUR BRI
Usaha tempe dan tahu di rumah produksi Primkopti Lenteng Agung begitu menggeliat berkat dana KUR BRI
Hampir seluruh pengrajin tahu Primkopti mengandalkan kredit dari KUR BRI untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja.
Jejak Sukses Pengrajin Tahu, Hidup Sejahtera Berkat KUR BRI
Asap putih mengepul dari dandang perebusan kedelai. Memenuhi seisi ruangan rumah produksi tempe tahu di Primkopti Lenteng Agung.
- Pria Ini Buktikan Hidup di Perkotaan Bisa Bisnis Peternakan hingga Omzet Rp5 Miliar
- Perajin Ini Bisa Sulap Eceng Gondok Jadi Tas Hingga Tikar, BRI Life Siapkan Rumah Pemasaran
- Hobi Masak jadi Peluang Bisnis, Pria di Bandung Sukses Sulap Daun Anggur Jadi Kerupuk Laku sampai Jerman
- Tak Gengsi, Bripka Budi Nugroho Sukses Miliki Bisnis Jual Beli Grobak Angkringan
Pak Har, sapaan Hartoko menyambinya dengan mencuci kedelai, memilih biji terbaik dan menggilingnya.
Selain Pak Har, ada belasan pengrajin yang sibuk memproduksi tempe dan tahu. Sebagian pengrajin terlihat menggiling kedelai, sebagian lainnya menaburi ragi untuk fermentasi tempe. Ada juga yang sedang mengemas tempe untuk dijual.
Ketika memasuki rumah produksi, seluruh ruangan penuh dengan alat-alat pembuatan tahu dan tempe. Di beberapa ruangan, berjejer rapi rak dan tray berisi tempe yang sudah difermentasi. Tempe-tempe itu harus menunggu 3 hari sebelum dipasarkan.
Di bagian ruangan lain, ada yang khusus diisi meja-meja peragian, meja pemotongan, bak perendaman dan burner untuk perebusan kedelai.
10 Tahun jadi Nasabah KUR BRI
Usaha tempe dan tahu di rumah produksi itu begitu menggeliat. Pak Har adalah salah satu pengrajin tempe anggota Primkopti. Dia sudah menggeluti usaha pembuatan tempe sejak 25 tahun lalu.
Selain itu, Pak Har ternyata merupakan nasabah Kredit Usaha Rakyat Bank Rakyat Indonesia (BRI). Pak Har mengajukan KUR BRI Mikro pada 2014 silam.
KUR BRI adalah program pembiayaan dan kredit yang disediakan BRI untuk membantu memberdayakan UMKM.
"Saya mengajukan KUR kira-kira sudah 10 tahun yang lalu, 2014 dan berlanjut hingga sekarang," kata Pak Har saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (21/2).
Sedangkan untuk KUR Kecil, rentang pinjamannya mulai dari Rp50 juta sampai dengan Rp500 juta.
Berikutnya, KUR TKI diberikan untuk membiayai keberangkatan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ke negara penempatan dengan plafon Rp25 juta.
Pak Har berbagi cerita. Teman-teman pengrajin di kompleks Primkopti berjumlah 22 orang. Hampir seluruhnya mengandalkan kredit dari KUR BRI untuk mengembangkan bisnis, meningkatkan pendapatan dan menciptakan lapangan kerja.
"Karena dari awal di BRI, sudah nyaman dari BRI. Lebih enak dan mudah. Persyaratan gampang paling fotokopi KK, KTP, foto kita saja sudah dan jaminan. Sudah lama di situ dan terus perpanjang,"
tutur Pak Har.
merdeka.com
Rata-rata pengrajin di Primkopti mengajukan program KUR Mikro. Kredit usaha ini punya plafon sampai dengan Rp25 juta. Jangka waktu KUR Mikro ini paling lama tiga tahun.
Pak Har mengatakan, alasan memilih KUR BRI karena suku bunga dan cicilan yang rendah. Lagipula, menurut dia, mengambil KUR di bank juga agar terhindar dari rentenir.
"Kalau pinjam ke mana-mana pusing, kalau ini benar ada, enggak riweuh ke sana ke sini," tegas Pak Har.
Suntikan modal dari BRI ini membuat usaha Pak Har makin berkembang.
Dalam satu hari, Pak Har kini berani menghabiskan bahan baku kedelai sebanyak 1 kuintal. Sebelumnya, dia hanya memproduksi sekitar 50 kg dalam sehari.
"Kita bahan baku keluar 1 kuintal, 50 atau 70 kg. Tiap hari perebusan kan. Kalau per bulan berarti hampir 3 ton," jelas Pak Har.
Demi menunjang usaha, Pak Har mengaku menggunakan dana KUR BRI untuk membeli alat-alat produksi. Di antaranya, tray tempe, bak perebusan, tempat cuci kedelai, alat penggilingan dan saringan.
Meskipun, kata Pak Har, ada alat-alat di rumah produksi yang sudah disediakan oleh koperasi dan menjadi milik bersama. Tetapi, sebagian pengrajin memilih membeli alat sendiri bila ada modal lebih.
"Alat ada yang beli bersama, ada yang beli pribadi. Kalau dapurnya bareng-bareng dari koperasi," ungkap pria asal Pekalongan ini.
merdeka.com
Pak Har kini dibantu satu karyawan untuk meningkatkan jumlah produksi. Omzetnya pun mencapai Rp8-9 juta per bulan. Tempe buatan Pak Har biasanya dijual ke Pasar Lenteng Agung.
Berkat bantuan KUR, hidup Pak Har lebih sejahtera. Dia bercerita, punya beberapa aset di kampung halaman Pekalongan, di antaranya rumah dan sawah.
Cerita keuntungan KUR BRI juga dirasakan Wiwi, pengrajin tahu. Wiwi menilai, KUR BRI adalah program kredit usaha paling bersahabat dibanding yang lainnya. Pertimbangan utama Wiwi adalah bunga kecil dan angsuran terjangkau.
"Istilahnya yang bersahabat dari segi keuangan cuma KUR, kalau pinjaman-pinjaman lain kita enggak sanggup bunganya. Kalau KUR kan bunganya kecil, membantu kita buat modal,"
tutur Wiwi.
merdeka.com
Wiwi pernah merasakan kesulitan modal, terutama ketika harga kedelai naik. KUR memberikan kesempatan bagi UMKM seperti dirinya untuk mempertahankan usaha di masa-masa sulitPara pengrajin di Primkopti biasanya mengajukan KUR Mikro dengan jangka waktu 2 tahun. Cicilan per bulan rata-rata di angka Rp1,120 juta. Angka tersebut dirasa pengrajin tidak memberatkan dan masih dalam jangkauan.
"Membantu apalagi kalau kacang lagi mahal ya. Kita kan kesulitan modal, kita bisa putar uang modal karena suku bunga dan angsurannya enggak besar kan. Jadi kita masih sanggup lah. Kita bisa terus dagang kan," terang dia.
Capaian Penyaluran KUR BRI
KUR BRI bisa menjadi solusi bagi Pelaku UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha. BRI menjadi bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia.
BRI mencatatkan penyaluran KUR sebesar Rp123,51 triliun kepada 2,7 juta debitur pada periode Januari-Oktober 2023. Presentasenya 63% dari alokasi pemerintah kepada BRI sebesar Rp194,4 triliun.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan debitur KUR baru telah mencapai 105,82% dari target tahun penuh 2023. Angka tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan target dari pemerintah yakni 1,36 juta debitur baru.
"Telah mencapai 1,44 juta debitur KUR baru hingga triwulan III 2023," kata Supari dalam keterangan tertulisnya, November 2023.
Supari mengatakan BRI dalam menyalurkan KUR berpegang pada prinsip kehati-hatian dan asas prudential banking. Sebab, menurut dia, KUR bukan hibah atau bantuan, melainkan tetap berstatus pinjaman yang harus dilunasi oleh debitur.
"Sumber dana KUR 100% berasal dari dana bank atau menggunakan dana perbankan yang bersumber pada penghimpunan dana masyarakat, sehingga penyaluran KUR harus dapat dipertanggungjawabkan dan harus tetap dijaga kualitas kredit-nya," papar Supari.
merdeka.com
Untuk tahun 2024, BRI mengebut penyaluran KUR senilai Rp165 triliun hingga bulan September. Jumlah tersebut akan disalurkan kepada lebih dari 3,7 juta nasabah dari pipeline sebanyak 7 juta.
Target itu lebih tinggi dari capaian tahun 2023 yakni 3,4 juta nasabah dengan 2,2 juta di antaranya merupakan nasabah baru.
"Kami juga sudah siapkan nasabah-nasabah lama kami kurang lebih 2 juta kita akan naikkelaskan," ujar Supari.