Pengusaha Dalam Negeri Meradang Akibat Serangan Baja Impor China
Berdasarkan data dari BPS, peningkatan ini sebenarnya terlihat dari tahun ke tahun sejak 2013, namun bertambah tinggi mulai 2017-2018. Pemicunya ditengarai karena harga barang impor adalah 30-40 persen di bawah harga domestik Indonesia.
Tingkat pertumbuhan konsumsi baja di Indonesia sempat menempati peringkat pertama di ASEAN pada 2017. Besarnya konsumsi dipicu permintaan sektor konstruksi dalam beberapa tahun belakangan.
Peningkatan permintaan sektor konstruksi tersebut diiringi juga oleh peningkatan kapasitas produksi. Sayangnya, peluang ini juga dibarengi oleh peningkatan masuknya barang impor terutama dari China dan Vietnam.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Kapan puncak kejayaan industri kapuk di Jawa? Puncaknya adalah tahun 1936-1937 di mana kapuk jawa mampu memenuhi 85 persen kebutuhan dunia.
-
Mengapa industri tembakau dianggap vital bagi perekonomian Indonesia? Setidaknya dalam beberapa tahun terakhir, industri tembakau telah berkontribusi kepada penerimaan negara sebesar ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
-
Dimana desa yang menjadi pusat industri kompor minyak tanah di Indonesia? Bahkan, Desa Taman Harjo, Singosari, Malang, Jawa Timur, dikenal sebagai pusat industri kecil kompor dengan bahan bakar minyak tanah.
Berdasarkan data dari BPS, peningkatan ini sebenarnya terlihat dari tahun ke tahun sejak 2013, namun bertambah tinggi mulai 2017-2018. Pemicunya ditengarai karena harga barang impor adalah 30-40 persen di bawah harga domestik Indonesia.
Direktur Eksekutif Indonesia Zinc Aluminium Steel Industries (IZASI), Maharany Putri mengatakan, besarnya barang impor yang masuk ke Indonesia membuat industri dalam negeri terjepit. Sebab, harga yang ditawarkan oleh China lebih murah.
"Kalau barang impor ini, China dan Vietnam masuk deras, ini seperti tsunami bagi pengusaha dalam negeri. Harga produknya mungkin lebih murah tetapi non standar, ini yang seharusnya diperhatikan oleh pemerintah," ujarnya di Ibis Style, Jakarta, Kamis (5/9).
Maharany mengatakan, harga produk China lebih murah karena banyaknya subsidi pemerintahnya serta pengalihan kode tarif barang yang berimbas kepada perbedaan bea masuk. Untuk diketahui, China memberikan subsidi 9-15 persen untuk pengusaha jika melakukan ekspor.
"Dan yang paling penting adalah karena bisa masuknya barang yang berkualitas di bawah apa yang sudah ditetapkan oleh SNI (Standar Nasional Indonesia) sebagai platform regulasi yang berlaku di Indonesia," jelasnya.
Sementara itu, Bendahara Umum IZASI Handaja Susanto mengatakan, situasi yang tidak menguntungkan diperburuk dengan diberlakukannya kebijakan Presiden Trump yang menambah tarif impor sebesar 25 persen untuk baja. Di mana pada saat yang sama Permendag 22/2017 tentang pelonggaran impor, diimplementasikan.
"Akibatnya tahun 2018, Indonesia menjadi tujuan terbesar di antara negara-negara ASEAN yang dibanjiri oleh produk baja RRT dan menjadikan baja berada di peringkat kedua untuk jenis barang impor yang kebanjiran setelah mesin," paparnya.
Baca juga:
Pengusaha Minta Pengusaha Tegas Tangani Gempuran Baja Impor
Infrastruktur RI Terus Digenjot, Tapi Serapan Baja Masih Rendah
Bos Krakatau Steel Minta Pelaku Industri Lokal Waspada Permainan Asing
Bahas Masalah Krakatau Steel, Menteri Rini Nilai Kondisi Perusahaan Makin Baik
Menperin Soal Impor Baja China: Kita Akan Kenakan Bea Masuk Anti Dumping