Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok
Dampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.
Dampak buruk pelemahan rupiah karena tingkat importasi obat-obat-obatan di Indonesia masih relatif tinggi.
- Kurs Rupiah Anjlok Nyaris Sentuh Rp16.000 Per USD, Kelas Menengah Perlu Ambil Langkah Begini
- Nilai Impor Indonesia Anjok di Agustus 2024
- Terungkap, Ternyata Ini Biang Kerok Harga Obat di Indonesia Lebih Mahal 400% dari Negara Lain
- Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
Siap-Siap, Harga Obat Bakal Naik Imbas Kurs Rupiah Terus Anjlok
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mewaspadai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah.
Faisal mengingatkan, pelemahan rupiah berlarut ini tentunya akan membuat barang-barang impor menjadi lebih mahal.
Alhasil itu akan membuat beban industri yang harus meng-impor bahan baku semakin tinggi. Imbasnya, konsumen di dalam negeri pun akan turut terkena dampak kenaikan harga untuk beberapa barang, dalam hal ini Faisal mengambil contoh produk obat-obatan.
"Hampir semua sektor itu memiliki ketergantungan terhadap impor walaupun dengan level yang berbeda-beda. Yang paling besar ketergantungan impor pada sektor-sektor seperti obat-obatan, farmasi," ujar dia kepada Liputan6.com, Minggu (23/6).
Selain obat-obatan, ia juga melihat produk industri manufaktur semisal untuk sektor otomotif hingga elektronik pun cukup memiliki ketergantungan terhadap impor bahan baku dan bahan penolong.
"Industri tekstil juga kita tahu bahwa kapas mengimpor. Lalu industri makanan beberapa bahan antaranya kita belum cukup produksinya di dalam negeri," imbuh Faisal.
Menurut dia, kondisi ini jadi penyebab kenapa pelaku industri relatif mengalami peningkatan impor. Lantaran proses produksi yang kompleks, di mana tidak semua bahan bakunya bisa didapat di Indonesia.
"Walaupun kita juga mengekspor, sebagian kita juga mengimpor pada jenis-jenis tertentu. Apalagi yang saya katakan tadi, untuk obat-obatan tingkat impornya masih relatif termasuk yang paling tinggi," kata Faisal.