Ternyata Ini Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin, Pelajari Cara Memutus Rantai Kemiskinan
Bukan artinya orang miskin akan terus-terusan terjebak dan tidak bisa mengubah garis hidupnya.
Pada Maret 2021, pengeluaran maksimal harian keluarga miskin adalah Rp15.750/hari, sedangkan di Maret 2022 berada di angka Rp16.815/hari.
Ternyata Ini Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin, Pelajari Cara Memutus Rantai Kemiskinan
Ternyata Ini Penyebab Orang Miskin Tetap Miskin, Pelajari Cara Memutus Rantai Kemiskinan
Menurut Anda, kebodohan yang menyebab kemiskinan atau kemiskinan yang menyebabkan kebodohan?
Miskin diartikan sebagai kondisi tidak berharta dan kekurangan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang miskin adalah seseorang atau individu yang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya sendiri.
Sementara, kemiskinan adalah kondisi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar hidupnya seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
- Orang Kaya Ternyata Tetap Punya Utang, Ini Penjelasannya
- Masa Kecil Pernah Tinggal di Pantu Asuhan, Kini Dewasa Jadi Menteri Dikenal Galak dan Hobi Urus Rakyat Miskin
- Prajogo Pangestu, Dulunya Sopir Angkot Kini Jadi Orang Kaya ke-5 di Indonesia
- 3 Kebiasaan Buruk Menabung Harus Dihindari, Bisa Bikin Anda Kesulitan
Melansir akun Youtube Tentang Uang, Kamis (5/10), di Indonesia ada cara yang digunakan untuk menilai apakah seseorang masuk dalam garis kemiskinan atau tidak, yakni dengan menghitung pengeluaran maksimal harian mereka per bulannya.
Pada Maret 2021, pengeluaran maksimal harian keluarga miskin adalah Rp15.750/hari, sedangkan di Maret 2022 berada di angka Rp16.815/hari.
Angka ini mewakili batas pengeluaran yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Apabila seseorang menghabiskan pengeluaran harian kurang dari angka tersebut, maka dapat dipastikan bahwa dia berada dalam garis kemiskinan.
Kemiskinan seolah menjadi masalah klasik, bahkan ibarat warisan. Sebuah keluarga di bawah garis kemiskinan bisa dipastikan akan melahirkan keluarga baru yang miskin juga. Hal ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor yang tak terlepas dari pola pikir dan perilaku sehari-hari.
Ketika memiliki uang, cenderung akan digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat. Jika hal ini terus terjadi berulang, tentu tidak akan membantu orang tersebut untuk keluar dari garis kemiskinan.
Ditambah lagi jika berada dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung dan tidak memberi kesempatan bagi mereka untuk meningkat, bertumbuh, atau menjadi lebih baik.
Apabila jebakan kemiskinan (poverty trap) ini tidak diputus, maka dapat membuat orang tersebut terjebak dan sulit membebaskan diri dari garis kemiskinan.
Untuk memutus rantai kemiskinan tentu bukan hal yang mudah. Diperlukan kerja sama berbagai pihak untuk mengurangi kesenjangan sosial dan angka pengangguran dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Selain itu, pemerintah perlu menyediakan subsidi tempat tinggal bagi masyarakat miskin. Hal ini dapat membantu keluarga yang ingin bertumbuh untuk mendapatkan tempat tinggal yang layak.
Ketika kebutuhan sandang, pangan, dan papan terpenuhi dengan baik, maka kualitas hidup pun dapat meningkat.
Tapi, bukan artinya orang miskin akan terus-terusan terjebak dan tidak bisa mengubah garis hidupnya. Ada banyak tokoh terkenal yang berhasil keluar dari garis kemiskinan. Sebut saja sosok pendiri CT. Corp, Chairul Tanjung yang kini berhasil menjadi orang terkaya nomor 6 di Indonesia.
Semua tergantung pada pola pikir (mindset) seseorang. Sebab, perbaikan diri seseorang seringkali tidak bergantung pada faktor eksternal. Justru yang paling mempengaruhi adalah faktor minat, kemauan, dan komitmen seseorang untuk menyelesaikan tantangan dan mencapai impiannya.