Viral di 2019, Kasus JusticeforAudrey Diperbincangkan Lagi Karena TikTok Wanita Ini
Merdeka.com - Publik sempat dihebohkan dengan kasus bullying yang dialami siswi SMP di Pontianak berinisial A. Peristiwa itu terjadi 2019 silam.
Kala itu, Audrey mengaku mengalami kekerasan. Pemicunya soal asmara. Dia ngaku ditampar, dipukul bahkan kabarnya kepalanya dibenturkan ke aspal.
Singkat cerita, kasus pengeroyokan Audrey mendadak viral di media sosial Twitter dengan tagar Justice for Audrey #JusticeForAudrey.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Siapa yang menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang terlibat dalam tindakan bullying biasanya cenderung menjauh dari teman-teman yang positif dan lebih memilih untuk bergaul dengan individu yang memiliki perilaku serupa.
-
Siapa yang menjadi korban bullying? Korban dan pelakunya sendiri berada pada satu lingkungan yang sama.
-
Bagaimana anak menjadi pelaku bullying? Anak-anak yang cenderung melakukan bullying sering kali merasa senang atau puas ketika berhasil membuat orang lain merasa tidak nyaman atau takut.
-
Apa yang dilakukan pelaku bully? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
-
Siapa yang pernah dibully? Korban Bullying Ariel Tatum adalah salah satu artis Indonesia yang dikenal dengan kecantikannya yang luar biasa. Ia memiliki wajah yang cantik, tubuh yang seksi, dan rambut yang indah. Namun, siapa sangka bahwa Ariel Tatum juga pernah mengalami bullying.
Netizen juga bereaksi degan membuat petisi online di laman Change.org. Petisi online tersebut ditujukan untuk Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPAD) untuk tidak menyelesaikan kasus dengan akhir damai.
Kala itu, pihak Kepolisian Resor Kota Pontianak telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus penganiayaan dan dikenakan pasal 80 ayat (1) Undang-undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dengan ancaman tiga tahun enam bulan penjara.
Tiga siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) yang merupakan pelaku penganiayaan terhadap ABZ (14) mengalami depresi. Bahkan satu orang pelaku harus ditangani secara khusus.
Kebohongan Audrey mulai Terbongkar
Namun, beberapa waktu berlalu kebenaran di balik kasus Audrey perlahan terbongkar. Bermula dari hasil visum yang bertolak belakang dengan pengakuan Audrey.
Kapolresta Pontianak dan Kombes Sucipto selaku kepala Kepala Bidang Dokkes Polda Kalbar, mengatakan bahwa hasil visum yang keluar berbeda dengan kabar yang beredar di media sosial. Dari hasil visum, sama sekali tidak ditemukan adanya bekas kekerasan di area sensitifnya.
"Intinya masih utuh, tidak ada robekan atau luka, dan tidak ada trauma fisik pada area sensitif tersebut," ungkap Kapolresta Pontianak, Kalimantan barat, Rabu (10/4/2019).
Publik merasa dibohongi atas cerita tersebut. Meski begitu, proses persidangan kasus Audrey telah membuahkan hasil. Tiga pelaku penganiayaan terhadap Audrey telah divonis bersalah oleh majelis hakim.
Kasus Audrey 5 Tahun Telah Berlalu
Lima tahun kasus yang menghebohkan publik telah berlalu, salah satu pelajar yang disebut sebagai pelaku Nabila Echa muncul ke publik. Dia membuat unggahan di media sosialnya. Dia memperlihatkan kondisinya setelah lima tahun kasus bullyin Audrey yang dituduhkan padanya.
Dia tampak lebih bahagia dalam menghadapi hidupnya. Nabila saat ini aktif di media sosial Instagram dan TikTok dengan jumlah pengikut ribuan orang. Dia membagikan berbagai aktivitasnya di akun medsosnya itu.
Terbaru, dalam unggahan di akun TikToknya, ia mengaku tidak akan pernah lupa akan kasus yang menyeret namanya terkait pengeroyokan lima tahun silam.
"Hiii gakerasa ya udh 5th aja nih, bahkan disetiap pergantian tahun aku akan tetap inget karena kalean ga tau dan ga akan bisa mengukur rasa sakit hatinya seperti apa🤍‼️" keterangan dalam video yang dia unggah.
TikTok @nabilaechaa
Echa mengunggah video menampilkan cuplikan berita hebohnya kasus yang menyeret namanya Audrey.
"Saya Nabila Echa, saya yang kalian tuduhkan sebagai pelaku perundungan 2019 silam," kata Echa dalam video tersebut.
Echa mengatakan tidak mengambil pusing kala dirinya 'diserang' publik. Karena dia percaya masyarakat Indonesia tidak akan membela orang yang salah. Dia pun mengucapkan rasa bersyukurnya atas dukungan dari keluarga saat dirinya terpuruk, sampai akhirnya bangkit sampai saat ini.
"Sebenarnya saya tidak terlalu memikirkan hal itu karena saya tau pada akhirnya masyarakat Indonesia tidak salah membela orang. Terimakasih kepada orang-orang terdekat saya terutama keluarga besar saya telah memberikan semangat." (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku bullying SMP di Cilacap kini tengah diamankan. Ibu korban bullying tak mampu tahan emosi saat bertemu pelaku.
Baca SelengkapnyaViral seorang kakak curhat adiknya jadi korban bullying di sekolah, tingkah pelaku bikin geram.
Baca SelengkapnyaSeorang remaja wanita jadi korban bullying oleh sejumlah teman sebayanya di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaUsai diamankan, pelaku langsung dibawa ke Polres Buteng untuk pemeriksaan.
Baca SelengkapnyaTerlihat ada 5 orang remaja putri termasuk korban dengan mengenakan pakaian berwarna hitam.
Baca SelengkapnyaSiswi SMP di Bekasi jadi Korban Bullying teman-temannya.
Baca SelengkapnyaKasus bullying itu terjadi pada Senin (20/5) lalu sekitar pukul 15.00 WIB.
Baca SelengkapnyaKubu dr Aulia meminya penyelidikan kasus yang tengah dilakukan polda Jateng harus terus dikawal.
Baca SelengkapnyaWarga yang kumpul di depan rumah menyorakinya dengan kata-kata kasar.
Baca SelengkapnyaSelain mengamankan pelaku, polisi juga telah memeriksa sebanyak 5 orang saksi.
Baca SelengkapnyaKasus bullying atau perundungan makin marak dalam sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaPihak sekolah dan Dinas Pendidikan Muara Enim mestinya memberikan skorsing
Baca Selengkapnya