122 Pelajar Indonesia ditipu sindikat pengirim calon mahasiswa Al Azhar Kairo
Merdeka.com - Sebanyak 122 pelajar Indonesia menjadi korban penipuan sindikat pengirim calon mahasiswa Al Azhar di Kairo, Mesir. Mereka dilaporkan menyerahkan sejumlah uang dan dijanjikan masuk ke universitas tersebut tanpa serangkaian tes yang seharusnya dijalani.
Namun kini, mereka dibiarkan terombang-ambing tanpa kejelasan akan nasib mereka di Negeri Piramida.
"Ini mengenai kasus pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di Al Azhar. Jadi, ada 122 pelajar yang masuk ke Kairo tanpa prosedur, artinya mereka berangkat tanpa melalui seleksi dari Kementerian Agama dan tidak mendapat ijazah lulus masuk ke Al Azhar," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal, saat menggelar jumpa pers di Kementerian Luar Negeri Jakarta Pusat, Kamis (8/3).
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Siapa yang jadi korban penipuan? Defri mengalami insiden ini ketika menerima tawaran investasi pada pertengahan 2023.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan? 'Saya bukanlah orang yang ada dalam berita ini. Saya tidak melakukan transplantasi wajah,' katanya kepada saluran tersebut, seraya menambahkan ia telah menjalani operasi yang berbeda empat tahun lalu.
"Mereka diberangkatkan oleh sindikat pengirim pelajar yang merupakan WNI di Indonesia bekerja sama dengan WNI di Mesir," lanjut Iqbal.
Kasus pelajar korban penipuan itu pertama kali terbongkar saat mereka melakukan demonstrasi di KBRI menuntut diberikan ijazah kelulusan masuk ke Al Azhar.
"Mereka menggelar demo di KBRI dan meminta ijazah kelulusan. Namun, secara moral kan tidak bisa berikan. Mereka mengaku sudah membayar Rp 20-25 juta yang termasuk tiket penerbangan, biaya asrama, dan dipastikan diterima di Al Azhar," jelas Iqbal.
Pemerintah berupaya mencarikan solusi bagi para pelajar tersebut agar proses pendidikan mereka bisa dilanjutkan. Oleh karena itu, dilakukan pertemuan antara perwakilan dari kedua negara untuk membahas mengenai cara terbaik dalam menyikapi masalah ini.
"Tanggal 17 Februari kemarin, Kemenlu sudah memfasilitasi pertemuan antara pihak Kemlu, wakil dari dubes di Kairo, wakil dari kementerian pendidikan dan kebudayaan, wakil dari kementerian agama, dan wakil dari asosiasi alumni Al Azhar di Indonesia. Rencananya, pertengahan Maret kami akan melakukan tes terhadap 122 orang tersebut sehingga ijazah lulus tes bahasa bisa dikeluarkan. Itu yang diperlukan agar Al Azhar bisa menerima pendaftaran mereka," pungkasnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak kampus sudah berupaya melakukan mediasi. Terungkap bahwa sebagian uang setoran sudah dikembalikan.
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengikuti dan menyetor uang karena dijanjikan mendapat uang tambahan dari bunga dalam jangka waktu yang tak lama.
Baca SelengkapnyaPelaku telah menipu dua orang dan total kerugian sekitar Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaPolisi mengiming-imingi korban bisa bekerja di PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca SelengkapnyaUNJ buka-bukaan awal mula 93 mahasiswa UNJ menjadi korban TPPO ke Jerman.
Baca SelengkapnyaKorban arisan bodong yang dilakukan korban mencapai ratusan dengan total kerugian Rp1,9 miliar.
Baca SelengkapnyaJika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.
Baca SelengkapnyaWakil Rektor I Bidang Akademik Unismuh Makassar Abd Rakhim Nanda membantah mengirimkan mahasiswa untuk mengikuti program kerja paruh waktu Ferienjob.
Baca SelengkapnyaMereka lalu dibebankan biaya pendaftaran sebesar Rp150.000 ke rekening atas nama CV-Gen dan juga membayar sebesar 150 euro untuk pembuatan LOA ke PT SHB.
Baca SelengkapnyaPolisi membeberkan peran masing-masing para tersangka.
Baca SelengkapnyaPria ini mengaku sopir Kepala Dispendik dan mengaku bisa meloloskan siswa pada PPDB 2023. Orang tua sudah bayar puluhan juta tapi anaknya lolos PPDB.
Baca SelengkapnyaModus oknum mengaku mahasiswa minta charity viral di media sosial. Modus tersebut dipergoki petugas KAI di stasiun Bandung.
Baca Selengkapnya