Astronot NASA Tidak Mau Pakai Pensil di Luar Angkasa, Ini Alasannya
Merdeka.com - Astronot NASA di angkasa dikabarkan menggunakan pulpen khusus seharga puluhan miliar rupiah, sebab pulpen biasa tidak dapat digunakan di angkasa. Lantas, mengapa NASA tidak menggunakan pensil saja?
Konon, sebelum pulpen khusus ini dirancang oleh NASA, seorang astronot asal Rusia memiliki ide untuk menggunakan pensil di angkasa agar tintanya tidak terpengaruh oleh keberadaan gravitasi.
Memang, dulu astronot NASA menggunakan pensil di angkasa. Sebelumnya NASA juga memiliki proyek untuk meneliti viabilitas penggunaan pulpen di angkasa, tetapi seketika dibatalkan karena anggaran yang melonjak.
-
Siapa yang menciptakan pulpen untuk astronaut? Namun, pada tahun 1965, Fisher Pen Company menciptakan pulpen bertekanan nitrogen yang mendorong tinta ke ujung. Pulpen khusus untuk astronaut ini masih digunakan hingga saat ini.
-
Kenapa NASA pakai pena khusus? Dilansir Science Alert, Jumat (9/6), ketika astronot berada di angkasa, terdapat beberapa objek yang patut dihindari melayang sembarangan di sekitar mereka, salah satunya adalah hasil serutan pensil dan patahan isi pensil.
-
Apa yang ditulis astronot pakai pena? Clayton Anderson, astronot NASA, mengatakan pena biasanya digunakan untuk 'menulis nilai numerik untuk mengeksekusi prosedur awak kabin.'
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Siapa astronot pertama di luar angkasa? Gagarin menjadi manusia pertama di luar angkasa yang menghabiskan waktu sekitar 108 menit dalam orbit Bumi.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
Untuk itu, pulpen yang sekarang digunakan oleh NASA dirancang oleh perusahaan swasta lain, Fisher Space Pen. Perusahaan ini pertama kali merilis pulpennya pada 1960, yang kemudian digunakan oleh para astronot.
Bisa melukai astronot
Lalu, mengapa NASA harus menggunakan pulpen khusus yang biaya penelitiannya tidak ekonomis?
Dilansir Science Alert, Jumat (9/6), ketika astronot berada di angkasa, terdapat beberapa objek yang patut dihindari melayang sembarangan di sekitar mereka, salah satunya adalah hasil serutan pensil dan patahan isi pensil.
Kedua objek ini dapat menimbulkan risiko bahaya yang apabila dibiarkan dapat melukai astronot, merusak komponen mesin, hingga menyebabkan kebakaran.
Isu keselamatan dari risiko kebakaran merupakan prioritas utama NASA, terutama setelah kebakaran yang menewaskan seluruh awak misi Apollo 1 pada tahun 1967.
Pulpen juga bisa bocor
Pulpen pun dapat menjadi berbahaya di angkasa, terutama apabila tintanya meleber ke mana-mana. Pulpen pertama yang dirancang oleh Fisher Pen Company diduga bocor ke mana-mana.
Oleh sebab itu, astronot juga menggunakan beberapa pulpen luar angkasa lain, seperti yang diproduksi oleh Duro Pen Company.
Beberapa pulpen luar angkasa ini menggunakan tinta yang dipresurisasi yang dapat digunakan di berbagai macam kondisi dan suhu ruangan.
Clayton Anderson, astronot NASA, mengatakan pulpen biasanya digunakan untuk "menulis nilai numerik untuk mengeksekusi prosedur awak kabin."
Meskipun pulpen ini juga dapat rusak, kecanggihan kabin Stasiun Antariksa Internasional juga akan dapat memfilter substansi yang berbahaya bagi para astronot.
Reporter Magang: Qaulan Maruf Indra
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Astronot sebelumnya pernah menggunakan pensil untuk menulis di luar angkasa.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan lengkap NASA soal astronot boleh atau tidak membawa HP.
Baca SelengkapnyaSejauh ini para astronot jika ingin minum menggunakan sedotan.
Baca SelengkapnyaBerikut dampak pada kuku jika astronot terlalu lama berada di luar stasiun luar angkasa.
Baca SelengkapnyaMari membayangkan hidup di luar angkasa sebagai seorang Astronot.
Baca SelengkapnyaInilah latihan tersulit yang dilakukan astronot NASA sebelum ke luar angkasa.
Baca SelengkapnyaTidak adanya gravitasi di luar angkasa, memicu tubuh untuk beradaptasi saat sampai di Bumi.
Baca SelengkapnyaSalah satu yang akan terjadi pada tubuh astronot adalah Sindrom Neuro-Okular atau kepala jadi bengkak.
Baca Selengkapnya10 bulan berada di luar angkasa. Nasib kepulangannya terkatung-katung. Hingga sekembalinya di Bumi negaranya sudah hilang.
Baca SelengkapnyaDesain ini muncul di sebuah platform diskusi yang kemudian menjadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaEksperimen ini tak mungkin dilakukan di Stasiun Luar Angkasa Internasional karena memiliki aturan ketat.
Baca Selengkapnya