Batu Meteor Langka Jatuh di Antartika, Punya Kandungan Unsur Tertua di Tata Surya
Merdeka.com - Peneliti di Antartika menemukan salah satu batu meteorit terbesar yang pernah ditemukan di benua itu. Batu antariksa ini ditemukan pada Desember 2022 dan beratnya 7,6 kilogram.
Antartika merupakan tempat favorit peneliti berburu meteorit. Benua ini tidak terlalu sering dihantam meteor dibandingkan tempat lainnya di Bumi, tapi cuaca kering lembab atau dingin di benua ini membantu mengawetkan batu meteor.
Tim yang menemukan asteroid menggunakan data satelit sekitar permukaan Antartika dan mesin untuk memprediksi di mana meteorit kemungkinan besar akan ditemukan.
-
Bagaimana meteorit itu ditemukan? Berbekal detektor logam, Hole menemukan sebuah batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan yang terletak di tanah liat kuning.
-
Dimana batu meteorit itu ditemukan? Seorang pria bernama David Hole melakukan pencarian emas di Maryborough Regional Park, Australia pada 2015. Berbekal detektor logam, Hole menemukan sebuah batu yang sangat berat dan berwarna kemerahan yang terletak di tanah liat kuning.
-
Apa yang ditemukan para ilmuwan di Antartika? Penelitian para ahli geologi yang menggali lapisan es besar di Antartika barat, telah menemukan sisa-sisa sistem sungai kuno yang pernah mengalir sepanjang hampir 1600 km.
-
Apa itu meteorit? Setiap hari, sekitar 44 ribu kilogram material meteor menghantam bumi. Kebanyakan dari batu luar angkasa ini terbakar di atmosfer tanpa menimbulkan bahaya, tetapi beberapa di antaranya berhasil mencapai permukaan bumi.
-
Di mana meteorit itu jatuh? Sejarah mencatat bahwa 32 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 1992, sebuah meteorit jatuh di New York, Amerika Serikat.
-
Bagaimana meteorit itu terlihat? Batu tersebut terasa sangat berat untuk ukurannya (sekitar 28 pon atau sekitar 12 kg), berbentuk mirip bola sepak, dan terasa hangat saat disentuh. Aroma yang tercium samar-samar mirip dengan bau telur busuk.
Menemukan meteor sebesar ini merupakan hal yang tidak biasa. Selama 100 tahun, lebih dari 45.000 meteorit ditemukan di Antartika, tapi mayoritas merupakan meteroit mikro atau kecil, yang beratnya hanya ratusan gram.
Anggota tim peneliti yang menemukan meteorit di Antartika dan ilmuwan peneliti di Field Museum Universitas Chicago, Maria Valdes mengatakan, hanya seratusan meteorit yang ditemukan di Antartika memiliki ukuran yang sama.
"Ukuran tidak begitu penting untuk meteorit, dan bahkan meteor mikro kecil bisa sangat berharga secara ilmiah, tapi tentu, menemukan meteorit besar seperti ini langka, dan sangat menggembirakan," jelasnya, dikutip dari The Independent, Senin (30/1).
Meteor tersebut tampaknya terbuat dari kondrit, material paling umum meteorit. Batuan ini berasal dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter dan berisi beberapa material tertua dalam sistem tata surya.
Meteor tersebut dikirim ke The Royal Belgian Institute of Natural Sciences, Belgia untuk analisis kimia. Saat dikirim, batu meteor ditempatkan dalam kotak berpendingin khusus untuk menghentikan pencairan yang dapat merusak struktur kimianya yang halus.
Selain Valdes, tim yang menemukan meteor ini yaitu Maria Schönbächler (profesor di Eidgenössische Technische Hochschule Zurich), Ryoga Maeda (mahasiswa doktoral di Universitas Vrije Brussel dan Université Libre de Bruxelle), dan dipimpin profesor di Université Libre de Bruxelle, Vinciane Debaille.
Empat peneliti ini menghabiskan waktu berhar-hari menelusuri daratan es, mengendarai mobil salju, tidur di tenda di atas permukaan es. Kendati dilakukan saat musim panas di Antartika, suhu rata-rata sampai minus 10 derajat Celcius.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang pria Australia menemukan meteorit 4,6 miliar tahun, sebuah artefak luar angkasa yang memberikan wawasan tentang pembentukan tata surya.
Baca SelengkapnyaBatu ini ditemukan di tempat terpencil di gurun Sahara, Maroko.
Baca SelengkapnyaBenda itu akan diteliti lebih lanjut lagi tentang struktur materinya. Banyak kemungkinan yang bisa dipelajari manusia.
Baca SelengkapnyaBertahun-Tahun Simpan Batu yang Dikira Berisi Emas, Ternyata Batu Langka yang Jauh Lebih Berharga
Baca SelengkapnyaSebuah studi baru mengungkap bahwa asteroid yang menyebabkan punahnya dinosaurus 66 juta tahun lalu berasal dari luar orbit Jupiter.
Baca SelengkapnyaNASA memperlakukan sampel asteroid Bennu ini begitu hati-hati. Begin sebabnya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan menggunakan teknologi satelit dan metode radio-echo-sounding untuk memetakan dunia kuno ini.
Baca SelengkapnyaBerikut negara yang bakal menjadi tempat pendaratan potongan asteroid paling berbahaya.
Baca SelengkapnyaPengamatan ini dilakukan setelah periode 9,7 tahun di observatorium yang tersembunyi dalam es di Kutub Selatan Antartika.
Baca SelengkapnyaPria asal Australia temukan benda asing langka dari luar angkasa berusia 4,6 miliar tahun. Begini kisah selengkapnya.
Baca SelengkapnyaNASA akhirnya sudah secara lengkap mengambil sampel asteroid Bennu dari OSIRIS-Rex.
Baca Selengkapnyapesawat luar angkasa OSIRIS-REx berhasil mengumpulkan sampel material dari asteroid Bennu.
Baca Selengkapnya