Dokumenter Al Jazeera Ungkap Kebiadaban Pasukan Israel di Gaza, Ada Tentara Pamer dan Bangga Ledakkan Satu Desa
Tentara Zionis secara rutin mengunggah foto dan video diri mereka sendiri saat meledakkan rumah dan sekolah, serta menyiksa tawanan.
Tentara Israel telah melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan di Gaza, termasuk foto dan video yang mereka unggah, bagikan, dan rayakan di akun media sosial mereka. Tindakan itu terungkap dari sebuah dokumenter yang dikeluarkan oleh Unit Investigasi Al Jazeera pada Kamis (3/10).
Dilansir dari Middle East Asia (MEE) dalam film dokumenter itu, militer Zionis secara rutin membagikan kejahatan yang mereka lakukan di berbagai platform seperti Tiktok, Instagram, Youtube dan Facebook.
Al Jazeera mengatakan pihaknya berhasil melacak nama, pangkat, dan unit militer banyak tentara setelah menyusun basis data "lebih dari dua setengah ribu akun media sosial, yang memuat foto dan video yang diunggah daring oleh tentara Israel."
Rodney Dixon, seorang pengacara hak asasi manusia mengatakan bahwa dokumenter tersebut dapat dikirimkan ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) dengan mengklaim bahwa dokumenter tersebut memuat materi yang akan membuat para jaksa tercengang.
Saat ini sejumlah pemimpin Israel menghadapi dakwaan di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) atas peran mereka dalam dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Pada Mei, Jaksa ICC Karim Khan mengajukan permohonan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
Seorang tentara Zionis mengunggah video di Facebook yang memperlihatkan penghancuran salah satu kota di Gaza, Khirbet Khaza'a disertai suara latar yang mengatakan "Kami pergi dengan gembira untuk menghancurkan desa Nazi. Kami bekerja keras selama dua minggu. Kami meledakkan seluruh desa," seperti dikutip MEE
Tanpa rasa bersalah mereka juga mengunggah foto sebelum dan sesudah penghancuran.
Tahanan Palestina Diperkosa Anjing
Video terpisah yang diunggah di Instagram, tentara Israel meninggalkan tempat kejadian dengan membawa pesan yang berbunyi: "Misi berhasil. Kami menghancurkan seluruh desa sebagai balas dendam atas apa yang mereka lakukan terhadap Kibbutz Nir Oz."
Dokumenter ini juga memuat kesaksian dari Fadi Bakr, salah satu mantan tahanan Zionis yang selamat.
Setelah membagikan kisah pribadinya tentang penahanan dan penyiksaan yang dialaminya. Bakr menceritakan saat dia menyaksikan tentara Israel yang biadab mengatur pemerkosaan salah satu rekan tahanannya oleh seekor anjing.
"Mereka (pasukan Israel) memaksanya (tahanan Palestina) tengkurap di tanah. Mereka mengikat tangan dan kakinya. Ada sekitar delapan atau sembilan tentara. Mereka menelanjangi celana dalamnya. Seorang kapten datang dan menyemprotkan sesuatu di pantatnya. Ada seekor anjing di sana. Mereka melepaskan anjing itu padanya. Anjing itu memperkosa pemuda itu. Secara harfiah, anjing itu memperkosanya. Pemerkosaan," ungkapnya.
"Mustahil siapapun pernah mendengarnya atau melihatnya, atau bisa dibayangkan oleh pikiran manusia."
Film tersebut dibuka dengan kutipan novelis Palestina, Susan Abulhawa: "Barat tidak bisa bersembunyi, mereka tidak bisa mengklaim ketidaktahuan. Tidak ada yang bisa mengatakan bahwa mereka tidak tahu. Kita hidup di era teknologi dan ini digambarkan sebagai genosida streaming langsung pertama dalam sejarah, dan saya yakin hal itu benar."
Dokumenter ini diunggah Al Jazeera di akun YouTube mereka dengan durasi sekitar 2 jam.
Reporter Magang: Elma Pinkan Yulianti