Militan ISIS penggal tentara Libanon yang ditawan

Merdeka.com - Militan dari kelompok Negara Islam, dulu dikenal sebagai ISIS, memenggal seorang prajurit asal Libanon yang merupakan satu dari 19 orang yang ditangkap oleh kelompok Islam berhaluan garis keras itu ketika mereka merebut kota perbatasan di Libanon selama beberapa hari terakhir di bulan ini. Sebuah video diunggah di media sosial kemarin memperlihatkan insiden itu.

Prajurit itu, dikenali sebagai Ali al-Sayyed, seorang muslim Sunni dari utara Libanon, terlihat di video itu dengan mata ditutup dan tangan terikat di belakang punggungnya, menggeliat sambil menendang tanah berdebu. Sementara militan mengumumkan dia akan dibunuh, militan lain kemudian memenggal kepalanya, seperti dilansir situs Asia One, Ahad (31/8).

Negara Islam, yang menyatakan "khalifah" pada bulan Juni lalu di beberapa bagian Irak dan Suriah yang berada di bawah kendali mereka, telah dianggap sebagai ancaman keamanan terbesar oleh pemerintah Barat sejak unggahan sebuah video di bulan ini yang memperlihatkan insiden pemenggalan jurnalis asal Amerika James Foley.

Tentara Libanon menolak berkomentar, tetapi sumber-sumber dari keamanan dan Negara Islam menegaskan insiden pemenggalan terbaru itu.

Beberapa jam kemudian, ISIS mengunggah sebuah video kedua menampilkan sembilan tentara lainnya meminta agar nyawa mereka diampuni, mendesak keluarga mereka untuk turun ke jalan dalam tiga hari ke depan untuk menuntut pembebasan tahanan sebagai syarat untuk menghindari kematian Al-Sayyed.

Awal bulan ini, beberapa kelompok utama di Suriah, termasuk Negara Islam dan Front Al-Nusra memerangi tentara Libanon setelah penangkapan komandan pemberontak Emad Gomaa di kota perbatasan Arsal. Gomaa adalah komandan Front Al-Nusra yang beralih afiliasi ke Negara Islam tetapi tetap populer di kalangan pejuang Front Al-Nusra.

Para militan merebut Arsal selama lima hari sebelum mundur ke daerah perbatasan bergunung-gunung dan membawa 19 tentara tawanan bersama dengan mereka.

Sebagian besar tentara yang diculik itu dibawa oleh militan Negara Islam, sementara Front Al-Nusra menahan beberapa tentara dan sejumlah polisi.

Front Al-Nusra kemarin membebaskan empat tentara dan seorang polisi, semua muslim Sunni, kata sebuah sumber yang dekat dengan kelompok tersebut. Keadaan pembebasan mereka tidak segera jelas.

Para militan telah menuntut pembebasan Gomaa dan beberapa Islamis lainnya dipenjara sejak pemberontakan 2007 oleh kelompok yang terinspirasi Al-Qaidah pada sebuah kamp pengungsi Palestina di Libanon utara. (mdk/fas)