Misteri Bagaimana Orang Mesir Pindahkan Batu Piramida Terungkap, Begini Caranya
Merdeka.com - Piramida adalah salah satu peninggalan peradaban Mesir Kuno. Piramida ini dijadikan tempat peristirahatan terakhir atau makan para raja atau penguasa di zaman dulu.
Banyak yang penasaran bagaimana orang Mesir Kuno membangun piramida, memindahkan batu-batu ke padang pasir di mana biasanya piramida di bangun, mengingat zaman dulu belum ada peralatan canggih yang memudahkan kerja konstruksi.
Orang Mesir kuno harus menarik patung besar dan batu piramida seberat 2,5 ton dengan kereta luncur besar melintasi padang pasir, tanpa alat mekanis modern.
-
Bagaimana orang Mesir Kuno mengangkut batu piramida? Kemungkinan besar balok-balok batu ditarik di atas papan seluncur -- seperti yang terlihat pada gambar-gambar dari Mesir kuno yang memperlihatkan proses pemindahan benda-benda besar menggunakan metode tersebut,' kata Salim, dilansir dari AFP.
-
Bagaimana piramida Mesir dibangun? Penemuan penting di bagian kuno Sungai Nil menjadi kunci jawaban bagaimana pembangunan piramida di Mesir dilakukan berabad-abad lalu.Jalur air yang kini telah mengering di Giza kemungkinan besar dimanfaatkan sebagai jalur transportasi untuk mengangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam pembangunan piramida Mesir.
-
Bagaimana para ilmuwan menemukan teknik pembangunan piramida? Penelitian yang dipimpin Dr. Daniel Bonn, berfokus pada lukisan dinding di dalam makam Djehutihotep 'Kepala Suku Kelinci' yang menjadi petunjuk teknik pembangunan tertentu pada masa itu.
-
Dimana piramida Mesir dibangun? Temuan Dari Luar Angkasa Ungkap Piramida Mesir Dibangun Menggunakan Air Ilmuwan mengungkap piramida-piramida Mesir lokasinya dekat dengan jalur air di masa lalu.
-
Siapa yang membangun piramida? Piramida berusia 3.000 tahun ini ditemukan di sekitar Sungai Taldy, wilayah Karaganda, dan dinamakan 'Piramida Karazhartaz'.Dikutip dari laman The Brighter Side, Kamis (10/10), piramida ini dibangun kebudayaan Begazy-Dandibay dan memberikan wawasan terkait peradaban yang berkembang di Zaman Perunggu Akhir.
Penelitian baru menunjukkan bagaimana mereka menambahkan sedikit air ke pasir secara signifikan untuk mengurangi gesekan saat memindahkan batu maupun patung tersebut. Ini trik cerdas yang memungkinkan orang Mesir mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan hingga setengahnya.
Untuk membuat istana pasir yang bagus, material yang digunakan bukan pasir kering. Dengan menambahkan air, pasir menempel satu sama lain, dan bentuk istana atau kastil dapat bertahan lama.
Hal yang sama berlaku saat memindahkan atau pengangkutan pasir: Menambahkan air mengurangi gesekan benda apa pun yang bergerak di atas pasir. Dengan jumlah kelembapan yang tepat, tetesan air mengikat butiran pasir menjadi satu.
Tim internasional yang dipimpin Daniel Bonn dari Universitas Amsterdam menguji gesekan pasir kering dan basah dengan menarik kereta luncur berbobot melintasi permukaan di atas nampan.
Dengan pasir kering, tumpukan akan terbentuk di depan kereta luncur, menghambat pergerakannya. Dan saat mereka menambahkan air, gaya yang dibutuhkan untuk menarik kereta luncur dan jumlah gesekan berkurang.
Saat air membuat pasir menjadi lebih kaku, timbunan semakin kecil dan semakin kecil sampai tidak ada penghalang yang terbentuk di depan kereta luncur yang bergerak.
Eksperimen tersebut mengungkapkan, gaya tarik yang dibutuhkan menurun sebanding dengan kekakuan pasir. Ketika air ditambahkan, jembatan kapiler muncul; tetesan air kecil ini berfungsi seperti lem untuk mengikat butiran pasir menjadi satu.
Dengan jumlah air yang tepat, pasir gurun yang basah kira-kira dua kali lebih kaku dari pasir kering, memungkinkan kereta luncur meluncur jauh lebih mudah.
"Saya sangat terkejut dengan jumlah gaya tarik yang dapat dikurangi - sebanyak 50 persen - yang berarti bahwa orang Mesir hanya membutuhkan separuh orang untuk menarik pasir basah dibandingkan dengan yang kering," jelas Bonn kepada Washington Post.
Tapi sama seperti istana pasir, terlalu banyak air juga tidak baik. Saturasi air disertai dengan penurunan kekakuan. Dengan kadar air yang sangat tinggi, jembatan kapiler (yang biasanya berfungsi seperti lem) mulai menyatu dan menghilang, dan gesekan saat pergeseran atau pengangkutan tersebut meningkat lagi. Ini keseimbangan yang rumit.
"Jika Anda menggunakan pasir kering, itu tidak akan berhasil juga, tetapi jika pasirnya terlalu basah, itu juga tidak akan berhasil," kata Bonn kepada LiveScience.
"Ada kekakuan yang optimal," lanjutnya, dikutip dari IFL Science, Rabu (31/5).
Jumlah ideal air jatuh antara 2 dan 5 persen dari volume pasir.
Pada lukisan dinding makam Djehutihotep, terlihat seorang pekerja menyiramkan air ke atas pasir di depan kereta luncur yang membawa patung kolosal. Kereta luncur itu tidak lebih dari papan kayu besar dengan tepian terbalik.
"Ahli Mesir telah menafsirkan air sebagai bagian dari ritual penyucian," ujar Bonn.
"Dan tidak pernah mencari penjelasan ilmiah," pungkasnya.
Temuan ini diterbitkan dalam Physical Review Letters pekan lalu.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dapat Petunjuk dari Lukisan, Ilmuwan Akhirnya Paham Bagaimana Piramida Mesir Dibangun
Baca SelengkapnyaIlmu fisika ternyata dipakai orang-orang Mesir Kuno untuk membangun piramida.
Baca SelengkapnyaTemuan ini masih harus diuji coba untuk membuktikan hipotesis para peneliti ini benar adanya.
Baca SelengkapnyaPenelitian Terbaru Ungkap Piramida Mesir Dibangun dengan Sistem Hidrolik, Begini Caranya
Baca SelengkapnyaMeski begitu, ada ilmuwan yang menganggap teknologi ini tidak mungkin dilakukan di zaman firaun berkuasa.
Baca Selengkapnya5.700 Tahun Lalu Manusia Bisa Angkat Batu Raksasa dengan Cara Ini
Baca SelengkapnyaSebuah penemuan saluran air kuno baru-baru ini memberikan jawaban atas misteri bagaimana piramida-piramida di Mesir dibangun.
Baca SelengkapnyaBenarkah foto bekerja sedang membangun piramida mesir? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPiramida Mesir yang menjulang tinggi di atas lanskap pasir yang luas, membuat banyak orang beranggapan daerah tersebut merupakan gurun pasir.
Baca SelengkapnyaMisteri Zaman Mesir Kuno Akhirnya Terpecahkan, Arkeolog Temukan Ruang Rahasia di dalam Piramida
Baca SelengkapnyaSejak lama, Gunung Padang yang ada di Provinsi Jawa Barat dianggap sebagai struktur megalitik yang menduduki posisi istimewa.
Baca Selengkapnya