Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sederet kejanggalan dalam serangan gas kimia di Suriah

Sederet kejanggalan dalam serangan gas kimia di Suriah serangan gas di suriah. ©2017 REUTERS

Merdeka.com - Sejumlah foto dan video warga sipil Suriah, termasuk anak-anak yang tengah dalam kondisi mengenaskan akibat serangan gas kimia (diduga gas sarin) kini ramai beredar di media sosial dan langsung menjadi sorotan dunia.

Pemerintah Suriah langsung dijadikan kambing hitam oleh negara-negara Barat setelah peristiwa serangan udara menggunakan senjata gas kimia di Kota Khan Sheikhoun, Provinsi Idlib, yang dilaporkan menewaskan puluhan warga sipil dua hari lalu. Media-media arus utama Barat seperti CNN, BBC, Reuters, The Guardian, The Daily Mail, turut memberitakan kejadian ini dengan mengutip sumber dari tim penyelamat White Helmets dan lembaga Pemantau Hak Asasi Rakyat Suriah.

Lokasi serangan itu saat ini masih menjadi kawasan yang dikuasai kaum pemberontak Al Qaidah di Suriah. Lembaga Pemantau Hak Asasi Rakyat Suriah yang bermarkas di London menyebut sedikitnya 58 warga sipil, termasuk 11 anak-anak tewas dalam serangan gas kimia itu, seperti dikutip kantor berita Reuters.

Namun benarkah pelaku serangan adalah militer Suriah? Atau pelakunya justru kaum pemberontak yang didukung negara Barat seperti Amerika Serikat? Benarkah pemberitaan yang dilaporkan media-media Barat itu?

Pakar kontraterorisme dan pengamat keamanan asal Inggris Charles Shoebridge mengatakan kepada Russia Today, sesungguhnya kaum pemberontaklah yang mengambil keuntungan dari peristiwa ini.

"Pihak yang diuntungkan dari serangan semacam ini adalah kaum pemberontak itu sendiri karena mereka bisa mendapat kemajuan politik berarti di saat mereka tengah berjuang secara geopolitik dan strategis," kata Shoebridge, seperti dilansir Russia Today, Kamis (6/4).

serangan gas di suriah

serangan gas di suriah ©2017 REUTERS

Sumber dari pejabat keamanan Suriah juga mengatakan hal senada. Tuduhan dunia internasional terhadap pemerintah Suriah yang menewaskan rakyat sipil di Idlib adalah salah.

"Ini adalah tuduhan yang salah," kata sumber itu kepada kantor berita AFP,"pasukan oposisi sedang berusaha mendapatkan perhatian media atas apa yang tidak bisa mereka raih di lapangan," kata dia, seperti dikutip laman Business Standar, Senin Selasa (4/4).

Shoebridge menekankan, pemerintah Suriah tidak punya alasan untuk melancarkan serangan semacam itu karena mereka sudah meraih banyak kemenangan di berbagai lokasi.

Serangan semacam ini, kata dia, hanya akan menimbulkan kecaman dari masyarakat internasional dan tentu saja tidak akan menguntungkan bagi rezim Basyar al-Assad karena terjadinya serangan ini hanya berselang satu hari sebelum konferensi PBB di Brussels, Belgia, membahas masa depan Suriah.

Dia juga menyebut ada catatan sejarah yang mirip dengan kejadian ini di masa lalu. Pada 2013 di Kota Ghouta, Suriah, terjadi serangan gas kimia bertepatan dengan para peninjau PBB mengunjungi Damaskus. Dan pada September 2016, terjadi juga serangan gas kimia sehari sebelum ada konferensi di London berisi agenda pertemuan kelompok oposisi Suriah dengan para negara donor. Dalam semua kejadian itu tidak pernah ada bukti pelakunya adalah militer Suriah.

serangan gas di suriah

serangan gas di suriah ©2017 REUTERS

Pengamat Timur Tengah Ammar Waqaf, juga meyakini, tiap kali bakal ada konferensi internasional tentang Suriah maka tiba-tiba ada serangan gas kimia.

"Ini bukan pertama kali serangan gas kimia dilakukan untuk mengatakan militer Suriahlah pelakunya. Karena tidak pernah ada bukti militer Suriah benar melakukan serangan ini," kata dia.

"Jika militer Suriah mau menggunakan serangan gas kimia, mengapa hanya menargetkan rakyat sipil dan di waktu yang salah? Mengapa tidak kepada kaum pemberontak atau militan macam ISIS?" tegasnya.

Pejabat PBB sekaligus peninjau penggunaan senjata dalam perang, Carla del Ponte pun mengatakan tidak ada bukti pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia.

Selain itu, diketahui seorang reporter Orient TV, media pendukung pemberontak, bernama Feras Karam ketahuan menulis dalam akun media sosial Twitter, bahwa dia dan timnya akan menggelar kampanye media soal penggunaan senjata kimia oleh militer Suriah beberapa jam sebelum serangan sebenarnya terjadi.

"Besok kami akan meluncurkan kampanye media untuk meliput serangan udara di kawasan Hama dan penggunaan racun klorin kepada warga sipil," tulis dia pada Selasa lalu, seperti dikutip Almasdar News, Selasa (4/6).

Damian Walker, mantan pasukan penjinak bom, mengomentari foto-foto serangan gas kimia di Idlib yang beredar di dunia maya.

"Ketika pertama kali saya membaca gas sarin dipakai dalam serangan di Idlib, saya terkejut betapa cepatnya gas saraf itu diidentifikasi. Sewaktu melihat video kejadiannya, saya langsung menyimpulkan, itu bukan serangan gas sarin. Jika benar, orang yang pertama bersentuhan dengan korban juga akan tewas, dan gejala yang dialami korban seperti tercekik karena gas beracun, bukan jenis racun dari senjata militer," kata dia.

Dalam foto-foto itu juga terlihat anggota tim penyelamat White Helmets menangani korban tewas akibat gas kimia tanpa memakai perlengkapan yang aman, tanpa sarung tangan. Jika benar serangan itu adalah gas sarin seperti yang diklaim oposisi, maka foto itu jadi menimbulkan pertanyaan. Gas sarin yang sebenarnya jika digunakan dalam suatu kawasan maka bisa menewaskan ribuan orang. Tapi tim penyelamat White Helmets menangani korban tanpa pelindung apa pun.

Hal yang juga menimbulkan kecurigaan adalah adanya seorang dokter di sebuah rumah sakit di kawasan itu yang tengah menangani banyak korban serangan gas sarin tapi masih punya waktu berkicau di Twitter dan melayani permintaan video call.

Pekan lalu beredar kabar sekitar 250 orang asal Majdal dan Khattab diculik oleh militan Al Qaidah. Sumber lokal menyebut banyak korban tewas yang terlihat dalam foto dan video serangan gas kimia itu adalah sebenarnya warga yang hilang diculik.

Sejumlah kejanggalan dan kecurigaan itu makin menguatkan dugaan bahwa pelaku sesungguhnya serangan gas kimia di Idlib bukanlah militer Suriah melainkan kaum pemberontak yang dengan segala cara merekayasa peristiwa ini supaya dunia internasional mengecam pemerintah Suriah.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks Israel Mengebom Kerumunan Anak-anak di Palestina
CEK FAKTA: Hoaks Israel Mengebom Kerumunan Anak-anak di Palestina

Dalam video beredar terjadi ledakan diklaim akibat bom yang dijatuhkan Israel.

Baca Selengkapnya
Video Mengerikan di Gaza, Mayat-Mayat Korban Serangan Israel Masih Tergeletak di Jalanan, Tak Ada yang Menguburkan
Video Mengerikan di Gaza, Mayat-Mayat Korban Serangan Israel Masih Tergeletak di Jalanan, Tak Ada yang Menguburkan

Mayat-mayat yang tergeletak ini merupakan korban kebrutalan Israel yang menyerang Gaza sejak 7 Oktober.

Baca Selengkapnya
Video Diklaim Serangan Roket Hamas ke Bandara Tel Aviv Israel, Cek Faktanya
Video Diklaim Serangan Roket Hamas ke Bandara Tel Aviv Israel, Cek Faktanya

Beredar video dengan klaim kelompok Hamas meluncurkan serangan roket ke Bandara Tel Aviv, Israel.

Baca Selengkapnya
Video Detik-Detik Kamp Jabalia di Gaza Dihantam 6 Bom Israel, Banyak Anak-Anak Panik
Video Detik-Detik Kamp Jabalia di Gaza Dihantam 6 Bom Israel, Banyak Anak-Anak Panik

Sebuah video berdurasi 1.40 detik merekam suasana sebelum rumah-rumah pengungsi kamp Jabalia, Gaza, Palestina dihantam bom Israel.

Baca Selengkapnya
Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari
Dikata Sakit Jiwa, Tentara Israel Berjoget Ria Usai Bantai Puluhan Anak-anak di Gaza Setiap Hari

Tentara wanita Israel joget ria meski telah bantai puluhan anak-anak Gaza dalam sehari.

Baca Selengkapnya
FOTO: Perang Meluas, Israel Bombardir Suriah hingga Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak
FOTO: Perang Meluas, Israel Bombardir Suriah hingga Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak

Setelah menggempur Jalur Gaza, Lebanon, dan Yaman, Israel memperluas serangan brutalnya ke Suriah.

Baca Selengkapnya
Dokter Ungkap Israel Sengaja Targetkan Anak-Anak di Gaza, Ditembak Sniper di Dada dan Kepala
Dokter Ungkap Israel Sengaja Targetkan Anak-Anak di Gaza, Ditembak Sniper di Dada dan Kepala

Israel membunuh lebih dari 32.000 warga sipil di Jalur Gaza, Palestina, sejak Oktober 2023, sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Baca Selengkapnya
Biadabnya Israel, Bomnya di Gaza Membuat Balita ini Dijahit 200 Jahitan di Wajah & Kehilangan Lidah Hingga Tangan
Biadabnya Israel, Bomnya di Gaza Membuat Balita ini Dijahit 200 Jahitan di Wajah & Kehilangan Lidah Hingga Tangan

Potret balita korban kekejaman israel sampai harus kehilangan tangan dan sebagian lidahnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Tangis Histeris hingga Ketakutan Anak-Anak Saat Israel Terus Menghujani Serangan Brutal di Khan Younis Gaza Selatan
FOTO: Tangis Histeris hingga Ketakutan Anak-Anak Saat Israel Terus Menghujani Serangan Brutal di Khan Younis Gaza Selatan

Pasukan zionis Israel terus melancarkan pengeboman di wilayah Gaza Selatan.

Baca Selengkapnya
Aksi Keji Tentara Israel Hancurkan Alat Kesehatan di RS Gaza, Temannya Tertawa Girang Netizen Kutuk Kelakuannya
Aksi Keji Tentara Israel Hancurkan Alat Kesehatan di RS Gaza, Temannya Tertawa Girang Netizen Kutuk Kelakuannya

Begini aksi tentara Israel hancurkan alat medis di RS Gaza sampai banyak dikecam publik.

Baca Selengkapnya
FOTO: Mencekam! Langit Malam di Jalur Gaza Diterangi Suar yang Iringi Serangan Israel
FOTO: Mencekam! Langit Malam di Jalur Gaza Diterangi Suar yang Iringi Serangan Israel

Militer Israel terus melancarkan operasi serangan daratnya. Mereka bergerak dengan diiringi kilatan cahaya suar yang menerangi langit malam di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya
Aljazeera Tayangkan Rekaman Video Drone Israel yang Ditembak Jatuh di Gaza, Isinya Sungguh di Luar Batas Kemanusiaan
Aljazeera Tayangkan Rekaman Video Drone Israel yang Ditembak Jatuh di Gaza, Isinya Sungguh di Luar Batas Kemanusiaan

Stasiun televisi Aljazeera memperlihatkan tayangan rekaman video drone Israel yang ditembak jatuh di Gaza.

Baca Selengkapnya