Wahana Antariksa Jepang Hampir Dipastikan Jatuh di Bulan Saat Hendak Mendarat
Merdeka.com - Sebuah wahana antariksa Jepang kemungkinan besar jatuh di Bulan. Demikian menurut perusahaan rintisan Jepang hari ini yang meluncurkan wahana itu.
Perusahaan iSpace yang berbasis di Tokyo itu mengatakan wahana HAKUTO-R yang merupakan penjelajah Bulan dijadwalkan mendarat di permukaan Bulan pada Rabu pagi sekitar pukul 01.40 waktu Jepang.
Namun komunikasi antara Pusat Kendali dengan wahana itu terputus pada pukul 08.00.
-
Dimana robot penjelajah Bulan mendarat? Meskipun ada penundaan, pesawat tersebut masih akan mencapai lokasi pendaratannya Malapert A pada tanggal 22 Februari, sebuah kawah tumbukan 300 kilometer (180 mil) dari kutub selatan.
-
Dimana robot penjelajah NASA akan mendarat di Bulan? Tiga penjelajah, masing-masing seukuran koper jinjing, akan dikerahkan ke wilayah Reiner Gamma di Bulan.
-
Siapa yang akan mendarat di Bulan? Misi Bulan ini juga akan menjadi kali pertama perempuan mendarat di Bulan.
-
Apa misi robot penjelajah Bulan? NASA membayar Intuitive Machines USD118 juta untuk mengirimkan perangkat keras sains guna lebih memahami dan memitigasi risiko lingkungan bagi para astronot, yang pertama dijadwalkan untuk mendarat paling cepat pada tahun 2026.
-
Apa yang akan dilakukan robot penjelajah di Bulan? Mereka akan menghabiskan sekitar 14 hari Bumi untuk melakukan eksperimen yang dirancang untuk menguji kemampuan mereka.
-
Kapan manusia pertama mendarat di bulan? Penerbangan luar angkasa Apollo 11 yang dilakukan pada 20 Juli 1969, mencapai tujuannya untuk mendaratkan manusia pertama di Bulan.
Para ahli kini tengah menyelidiki apa yang terjadi.
Perusahaan asal Tokyo itu berharap wahana itu bisa mengeluarkan robot penjelajah dan dan juga robot sebesar bola tenis untuk menjejakkan kaki di Bulan.
89 meter di atas permukaan Bulan
Wahana itu diluncurkan oleh roket SpaceX pada Desember lalu dan butuh waktu lima bulan untuk mencapai tujuannya.
"Kami belum bisa memastikan komunikasi dengan wahana itu," kata CEO iSpace Takeshi Hakamada sekitar 25 menit setelah wahana itu dijadwalkan mendarat, seperti dilansir laman BBC, Rabu (26/4).
"Kami harus menganggap kami tidak bisa merampungkan pendaratan di permukaan Bulan," kata dia.
Hakamada menuturkan meski tidak berharap mampu menyelesaikan pendaratan, perusahaannya sudah mencapai misi penting dan mengumpulkan banyak data dan pengalaman dengan melakukan tahap-tahap pendaratan di Bulan.
Wahana M1 itu sudah akan mendarat dari ketinggian sekitar 89 meter di atas permukaan Bulan.
Hanya tiga negara
Wahana tersebut berukuran tinggi 2 meter dan berat 340 kilogram, termasuk kecil untuk ukuran standar wahana antariksa penjelajah Bulan. Wahana itu harus bermanuver selama satu jam dari orbitnya untuk mendarat, sekitar 100 kilometer di atas permukaan Bulan dengan kecepatan hampir 6.000 kilometer per jam.
Amerika Serikat, Rusia, dan China adalah tiga negara yang mampu menempatkan robot di permukaan Bulan. Ketiga negara itu memakai dana pemerintah untuk menjalankan misi tersebut.
Pada 2019 misi wahana Beresheet Israel menjadi yang pertama upaya pendaratan di Bulan oleh perusahaan swasta. Wahana itu mampu mengorbit Bulan tapi hilang kontak ketika akan mendarat. Wahana buatan India juga gagal mendarat di Bulan di tahun yang sama.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jepang menyusul AS, Uni Soviet, India dan China yang sebelumnya telah berhasil mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaRoket tersebut membawa satelit eksperimental pemerintah Jepang yang dapat menggantikan satelit intelijen di orbit.
Baca SelengkapnyaPesawat yang ditumpangi oleh Timnas Jepang mengalami kendala teknis tak lama setelah lepas landas dari Bandara Haneda, Tokyo.
Baca SelengkapnyaIni hambatan saat pesawat luar angkasa AS mau mendarat di Bulan.
Baca SelengkapnyaHarapan Amerika Serikat (AS) untuk mendarat kembali di bulan dapat terwujud pada pekan ini.
Baca SelengkapnyaSatu orang yang ditemukan sekitar tiga kilometer dari pantai Pulau Yakushima dipastikan tewas.
Baca SelengkapnyaAstroscale, perusahaan asal Jepang, telah menandatangani kontrak senilai USD90 juta dengan JAXA untuk misi pembersihan sampah antariksa.
Baca SelengkapnyaJAXA mengklaim Roket H3 versi terbaru ini lebih fleksibel dan hemat biaya.
Baca SelengkapnyaFungsinya untuk menerangi malam di Bulan yang cenderung terlalu gelap.
Baca SelengkapnyaRusia sedang menyiapkan roket Soyuz 2.1b untuk diluncurkan ke Bulan pada tanggal 11 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaLebih dari 20 orang dilaporkan tewas. Ribuan penyelamat dari seluruh negeri telah dikirim ke daerah terdampak paling para di semenanjung Noto, Ishikawa.
Baca SelengkapnyaSeluruh awak dan penumpang pesawat Japan Airlines selamat. Namun, lima awak pesawat lain yang ditabrak meninggal dunia.
Baca Selengkapnya