Warga Israel Ramai-Ramai Eksodus ke Luar Negeri, Angka Pindah Negara Melonjak Sampai 285 Persen
Israel semakin khawatir terhadap tren migrasi balik Yahudi dari wilayah Palestina yang diduduki.
Israel semakin khawatir terhadap tren migrasi balik Yahudi dari wilayah Palestina yang diduduki.
Warga Israel Ramai-Ramai Eksodus ke Luar Negeri, Angka Pindah Negara Melonjak Sampai 285 Persen
Warga Israel ramai-ramai angkat kaki dari negaranya dan pindah ke negara lain. Menurut data Times of Israel, jumlah warga Israel yang pindah negara secara permanen melonjak sampai 285 persen setelah 7 Oktober 2023.
Channel 12 News melaporkan, berdasarkan data Biro Pusat Statistik Israel (CBS), mengindikasikan pada Oktober 2023 terjadi peningkatan yang belum pernah terjadi sebelumnya terkait warga pindah negara ini dibandingkan periode yang sama pada 2022.
Laporan terbaru mengenai eksodus warga Israel sesuai dengan data yang diterbitkan dua bulan setelah serangan 7 Oktober yang menunjukkan bahwa hampir setengah juta orang meninggalkan Israel. Hal ini juga menunjukkan penurunan signifikan dalam jumlah imigran Yahudi yang tiba di Israel, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Minggu (21/7).
Survei kedua terhadap warga Israel yang tinggal di luar negeri yang dilakukan pada Maret oleh Universitas Ibrani atas prakarsa Organisasi Zionis Dunia mengungkapkan bahwa 80 persen mengatakan mereka tidak berniat untuk kembali ke Israel.
Menurut data CBS, banyak orang Israel yang punya pilihan rumah kedua di luar negeri memilih pindah selama memanasnya konflik, mencari keselamatan dan stabilitas di tempat lain. Tren ini kontras dengan klaim pendukung Zionisme yang menyebut Israel merupakan tempat yang aman bagi orang Yahudi di seluruh dunia.
Terdapat juga peningkatan jumlah warga Israel yang pindah ke luar negeri pada bulan-bulan sebelum perang, di tengah demo massal terhadap rencana perombakan peradilan pemerintah, dengan peningkatan sebesar 51 persen pada Juni-September 2023 dibandingkan tahun 2022.
Meskipun pada awalnya terjadi lonjakan jumlah keberangkatan, tren tersebut dikatakan telah berbalik pada bulan-bulan berikutnya. Antara November 2023 dan Maret 2024, 30.000 warga Israel meninggalkan negaranya secara permanen, penurunan sebesar 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, terdapat penurunan sebesar 21 persen pada jumlah warga Israel yang kembali dari luar negeri selama periode ini, dengan 8.898 orang yang kembali antara Oktober 2023 dan Maret 2024 dibandingkan dengan 11.231 orang pada tahun sebelumnya.
Menurut laporan Channel 12, data CBS menghitung jumlah warga Israel yang meninggalkan negaranya, tidak kembali selama sepuluh bulan berikutnya, dan menetap di luar negeri, sehingga menunjukkan tren dan bukan penyebab langsungnya. Laporan ini juga menyatakan bahwa keputusan untuk beremigrasi merupakan hal yang rumit dan tidak harus terikat pada satu peristiwa saja, karena keputusan tersebut biasanya memerlukan perencanaan beberapa bulan.
Secara keseluruhan, meskipun pada awal pasca 7 Oktober terjadi peningkatan tajam dalam jumlah orang yang meninggalkan Israel secara permanen, namun angka tersebut stabil.
Para pengkritik mengatakan, orang-orang Yahudi yang diradikalisasi oleh Zionisme kerap pindah ke Israel sebagai penggenapan nubuat atau perintah kitab suci, namun cenderung meninggalkan negara tersebut pada saat konflik, terutama mereka yang memiliki dua paspor.
Israel semakin khawatir terhadap tren migrasi balik Yahudi dari wilayah Palestina yang diduduki, khususnya pada saat demografi negara tersebut merupakan isu mendasar bagi pemerintah Israel dan para ahli strategi Zionis. Perpindahan orang-orang Yahudi dari Israel mengancam keseimbangan demografis yang ingin dipertahankan oleh para pemimpin Zionis.