Mengenang Een Sukaesih, Guru Difabel Perintis Rumah Pintar di Sumedang
Merdeka.com - Sosok pahlawan tanpa tanda jasa itu bernama Een Sukaesih, lahir di Sumedang pada 10 Agustus 1963. Dia lulusan IKIP Bandung yang sekarang dikenal sebagai UPI Bandung. Guru difabel ini pernah menjadi salah satu sosok paling inspiratif yang pernah dimiliki dunia pendidikan Indonesia.
Cita-Cita Terenggut Rheumatoid Arthritis
-
Siapa guru inspiratif di Bandung? Hendra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Di keluarganya, Hendra jadi satu-satunya yang penyandang disabilitas. Namun Hendra justru terpacu untuk bisa memperoleh hak pendidikannya, bahkan ia menjadi satu-satunya anak di keluarganya yang menjadi sarjana.'Alhamdulillah sekarang bisa bergabung jadi guru di SMPN 4 Bandung. Saya merupakan satu-satunya anggota keluarga yang memiliki disabilitas. Namun, saya juga satu-satunya di keluarga yang bisa sekolah sampai sarjana,' katanya
-
Siapa yang berjasa di bidang pendidikan? Memperingati Hari Pendidikan Nasional merupakan upaya kita untuk menghargai perjuangan para pahlawan yang berjasa di bidang pendidikan.
-
Siapa yang berjuang untuk pendidikan di Indonesia? Melalui kerja keras dan pengorbanannya, maka ada banyak generasi yang berhasil terlepas dari kebodohan.
-
Siapa sosok pahlawan di bidang pendidikan di Mandailing Natal? Sosok yang satu ini adalah pahlawan di bidang pendidikan khususnya daerah Mandailing Natal, Sumatra Utara.
-
Apa yang dilakukan Neng Intan di Sukabumi? Di sana, dirinya sehari-hari membantu aktivitas sang nenek seperti menyapu, dan kegiatan lainnya. “Masih tidak menyangka ketemu neng Intan di sini,“ kata kreator. “Iya, sekarang mah di sini lah, sama si nenek, suka ngasih makan ayam juga,“ terang Intan
-
Siapa saja pahlawan yang mendukung pendidikan merdeka? Dunia pendidikan tak lepas dari para pengajar alias guru, para pejuang tulus tanpa tanda jasa yang mencerdaskan kehidupan bangsa.
Mengenang Een Sukaesih
Kisah difabel Een Sukaesih bermula dari penyakit rheumatoid arthritis yang menyerang tubuhnya. Akibat penyakit ini, sendi-sendi tubuh Een menjadi bengkak dan kaku. Akibatnya Een tidak bisa bergerak dan hanya bisa berbaring di tempat tidur selama 30 tahun.
Rheumatoid arthritis merenggut cita-cita Een untuk bisa mengajar murid di sekolah. Namun, Een bukan sosok yang gampang menyerah. Bermodal pengetahuan yang dimiliki, dia mewujudkan mimpi menjadi guru. Dia mengajar anak-anak di sekitar tempat tinggalnya, di Dusun Batu Karut, RT 01 RW 05 Cibeureum Wetan, Cimalaka, Sumedang, Jawa Barat.
Mendirikan Rumah Pintar Al-Barokah di Tengah Keterbatasan
rumgapres/abror rizki
Disabilitas tak membatasi semangat Een mengajar. Meski hanya bisa berbaring di tempat tidur, dia tetap bisa menyebarkan ilmu pada anak-anak usia sekolah. Dia pun berhasil membangun Rumah Pintar Al-Barokah pada Juli 2013. Een membuka pintu lebar-lebar untuk siapa pun yang ingin belajar bersamanya.
Kegiatan belajar-mengajar di Rumah Pintar Al-Barokah tidak dipungut biaya alias gratis. Kegigihan Een dilirik berbagai pihak sehingga dukungan dan bantuan bagi pembangunan rumah belajar pun mengalir.
Een ingin membuat rumah pintar yang serba guna. Dia ingin ada ruang belajar, perpustakaan, dan ruang pentas seni. Harapannya, rumah belajar itu dapat digunakan juga oleh seluruh lapisan masyarakat sekitar dalam berkegiatan seperti rapat ibu-ibu PKK, karang taruna, dan lainnya.
Een memegang teguh prinsip kasih sayang dan yakin dalam mengajar. Dua hal itu dianggap sebagai kunci keberhasilan dalam mengajar.
Sosok Religius Sang Guru
Een juga dikenal sebagai sosok yang religius. Selain aktif mengajar pengetahuan formal atau umum, dia juga sering kali memberi pelajaran-pelajaran keagamaan. Tak jarang juga dia terlihat berdzikir di atas tempat tidurnya yang hanya berukuran 1x2 meter. Keteguhan hatinya membuat dia disebut sebagai guru qolbu.
"Saat mendapati masalah yakinlah, sebenarnya (kita) tengah dipersiapkan-Nya 'tuk menjadi sosok yang tegar dan berani," ujar Een semasa hidup.
Een Sukaesih Sang Guru Qolbu
rumgapres/abror rizki
Kegigihan dan semangat Een berhasil membuatnya menerima penghargaan Special Achievement Liputan6 Award untuk kategori Inovasi, Kemanusiaan, Pendidikan, Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan pada 2013. Een membuktikan kepada semua orang bahwa keterbatasan fisik tidak membatasi dirinya untuk menyebar manfaat.
Kisah hidup Een yang menginspirasi diabadikan dalam berberbagai media, antara lain buku biografi Een Sukaesih Sang Guru Qolbu (2013) karya Zaenuddin MH dan film televisi (FTV) berjudul Ibu Een Guru Qolbu (2015). FTV Ibu Een Guru Qolbu itu bahkan disebut-sebut sebagai film televisi terbaik menurut warganet dan mendapat apresiasi dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Sumedang.
Een Sukaesih berpulang pada Jumat 12 Desember 2014. Ia tutup usia pada umur 51. Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Een melalui akun twitternya.
Kepergian Een tidak serta merta menghapus rekam jejak jasa dan perjuangannya dalam mencerdaskan anak bangsa. Semangat dan kegigihannya senantiasa dikenang oleh banyak pihak. Ibu guru Een sudah menginspirasi para guru dan para pengidap disabilitas bahwa keterbatasan tidak bisa membatasi mimpi.
Reporter: Ade Nasihudin Al AnsoriSumber:Liputan6.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video memperlihatkan penampakan rumah mewah yang terbengkalai, rumah tersebut milik mantan Bupati Sumedang yang rencananya hendak dipakai untuk sekolahan
Baca SelengkapnyaIni wujud gelas yang pernah menjadi saksi bisu pengasingan Cut Nyak Dhien di Sumedang.
Baca SelengkapnyaHendra berhasil mendobrak stigma bahwa guru penyandang disabilitas hanya bisa mengajar anak dengan kebutuhan khusus.
Baca SelengkapnyaBerikut kisah mahasiswa difabel yang menjadi lulusan terbaik dan tercepat di kampusnya.
Baca SelengkapnyaHasil penjualan buku itu nantinya akan diperuntukkan sebagai beasiswa pelatihan vokasional bagi penyandang disabilitas.
Baca SelengkapnyaRisa Damayanti merupakan guru asal Sukabumi yang viral menjadi dirigen saat upacara 17 Agustus lalu.
Baca SelengkapnyaDewi Sartika, sosok emansipasi yang memiliki perjuangan hebat untuk kesetaraan perempuan.
Baca SelengkapnyaDi tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaMenurut Nadiem, manfaat program Merdeka Belajar tersebut dirasakan guru, pelajar, maupun mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPria asal Trenggalek ini pernah bekerja dengan gaji Rp10 ribu per hari
Baca SelengkapnyaVideo seorang siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Sinjai bernama Nuraeni (9) menggendong dan mengasuh adiknya saat berada di dalam kelas viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPencetus berdirinya lembaga pendidikan menengah swasta bercorak khusus di Padang Pariaman ini juga berkontribusi cukup besar terhadap Republik Indonesia.
Baca Selengkapnya