Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah di Balik Mantel Kesayangan Letnan Jenderal Soedirman, Ada Peran Soeharto?

Kisah di Balik Mantel Kesayangan Letnan Jenderal Soedirman, Ada Peran Soeharto? Jenderal Soedirman. ©2021 Merdeka.com

Merdeka.com - Kendati sudah dibawakan seragam kebesaran seorang jenderal oleh Kolonel Simatupang, sang panglima menolak melepas mantel kesayangannya.

Oleh: Hendi Jo

Sebagian besar foto-foto sejarah yang menggambarkan aktivitas Panglima Besar TNI Letnan Jenderal Soedirman pada 1949 selalu merujuk kepada penampilan khas sang panglima dengan mantel tebal.

Termasuk saat dia menghadap Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohamad Hatta di Balai Agung, Yogyakarta. Mengapa beliau tidak pernah tampil kembali dalam balutan seragam kebesaran lengkap dengan tanda pangkat panglima?

Saat itu Indonesia terlibat dalam Perjanjian Roem-Royen pada 7 Mei 1949. Soedirman merupakan salah satu petinggi Republik yang kecewa.

Dia merasa Indonesia lagi-lagi terkena tipu daya Belanda. Terutama soal eksistensi TNI yang tak dianggap oleh negara agresor tersebut.

Berdasarkan kesepakatan, Belanda harus menarik pasukannya dari Yogyakarta, namun itu ternyata hanya berlaku untuk ibu kota RI saja. Sedangkan untuk wilayah-wilayah lain, militer Belanda masih bercokol.

Dalam buku Panglima Besar TNI Jenderal Soedirman: Pemimpin Pendobrak Terakhir Penjajahan di Indonesia karya Tjokropranolo, bahkan disebutkan jika mundurnya tentara Belanda hanya berjarak 5 km dari Yogyakarta.

Menurut ajudan Soedirman tersebut, kenyataan itu membuat Soedirman marah.

Surat dari Gatot & Sultan Buat Soedirman Luluh

Ketika pada 23 Mei 1949, Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta menyuratinya untuk bersiap mendekati Yogyakarta, dia tak menggubrisnya dan menolak untuk turun gunung.

"Tetapi karena ada surat dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Kolonel Gatot Soebroto yang memintanya supaya lekas pulang, akhirnya beliau memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta," demikian menurut buku Djenderal Soedirman: Pahlawan Sedjati yang ditulis dan diterbitkan oleh Kementerian Penerangan RI pada 1950.

Sri Sultan dan Kolonel Gatot Soebroto adalah dua orang yang sangat dihormati oleh Soedirman. Kendati dalam urusan pangkat dan jabatan, Gatot Soebroto merupakan bawahan Soedirman.

Dalam suratnya, Gatot menyatakan sangat paham dengan ketegasan dan pendirian kuat Soedirman. Dia juga mendukung sikap tersebut. Tetapi sebagai manusia, kata Gatot, untuk mencapai suatu tujuan diperlukan berbagai upaya dan ikhtiar. Terlebih dia pun mengingatkan kondisi Soedirman yang harus mendapatkan perawatan maksimal.

"Ini supaya jangan mati konyol, tetapi supaya cita-cita adik tercapai. Meskipun buahnya tidak turut memetik, melihat pohonnya subur, kita merasa gembira dan mengucapkan terima kasih kepada Yang Maha Kuasa. Ini kali, saya selaku saudara tua dari adik, minta ditaati," ungkap Gatot.

Mau Turun Gunung

Setelah mempertimbangkan baik-buruknya, pada akhirnya Soedirman menyatakan bersedia turun gunung. Setelah mendapatkan beberapa informasi dan kepastian dari Letnan Kolonel Soeharto (Komandan Brigade ke-10 Divisi III) berangkatlah Soedirman dengan rombongan pengawal dari Ponjong pada 9 Juli 1949.

Di Ponjong, rombongan Soedirman sudah ditunggu oleh Kolonel TB. Simatupang dan Kolonel Soehardjo Hardjowardjojo di mulut Jembatan Kali Opak.

Selain Land Rover yang mereka kendarai, kedua perwira tersebut juga menyediakan satu sedan untuk Soedirman, dua kendaraan pick-up dan satu truk untuk para pengawal Soedirman.

Begitu bertemu, ketiganya terlibat dalam suatu pembicaraan serius di dalam mobil sedan. Tak ada yang tahu apa isi pembicaraan tersebut. Namun menurut Tjokropranolo, kemungkinan besar pembicaraan tersebut membahas pentingnya Soedirman untuk terlebih dahulu menemui Presiden Sukarno dan Wakil Presiden Mochamad Hatta sebelum mengikuti inspeksi pasukan TNI di Alun-alun Yogyakarta.

"Pertemuan ini penting karena akan menangkal  perkiraan dan perhitungan Belanda yang mengharapkan  akan terjadi suatu pertentangan hebat antara mereka yang bergerilya dan mereka yang ditawan oleh Belanda," ungkap Tjokropranolo.

Pilih Pakai Mantel

Ketika sedang bersiap-siap, Simatupang tiba-tiba menyorongkan seragam resmi panglima besar TNI kepada Soedirman. Dia memohon sang panglima agar menukar mantel Australia-nya dengan seragam tersebut. Alih-alih menerima, Soedirman malah menoleh kepada Soeharto.

"Bagaimana?" tanyanya.

"Kalau menurut saya, lebih baik begini saja. Begini juga sudah baik, Pak," jawab Soeharto seperti yang dia kisahkan dalam otobiografinya, Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya (disusun oleh G.Dwipayana dan Ramadhan K.H.)

Mendengar jawaban dari Soeharto, Soedirman pun memutuskan untuk tidak mengganti mantel-nya dengan pakaian kebesaran seorang pimpinan tertinggi TNI.

Namun menurut kesaksian Tjokropranolo, sejatinya saat Soedirman dijemput Simatupang dan Soehardjo di Jembatan Kali Opak, Soeharto sudah tidak ada di tempat tersebut. Pagi itu juga dia sudah langsung berangkat ke Yogyakarta guna mempersiapkan upacara penyambutan sang panglima.

"Pak Harto sendiri mendahului rombongan untuk mempersiapkan suatu parade akbar menyambut kedatangan kembali Panglima Besar Jenderal Soedirman yang rencananya akan dilaksanakan  di lapangan Alun-alun Lor, depan Sitihinggil, Keraton Yogya pada sore hari itu," kenang salah satu gubernur DKI Jakarta di era Orde Baru itu. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya
Soeharto Disebut Kebal Peluru, Benda Ini Diduga Jadi Jimatnya

Benda itu melingkar di pinggang Soeharto. Tak pernah lepas selama peperangan.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Rumah Dinas Danrem Pernah Ditempati Jenderal Besar Soeharto, Ada Terowongan Rahasia
Menelusuri Rumah Dinas Danrem Pernah Ditempati Jenderal Besar Soeharto, Ada Terowongan Rahasia

Begitu menarik, di dalam rumah ini terdapat sebuah terowongan rahasia.

Baca Selengkapnya
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto
Deretan Jenderal Berani Tantang Soeharto

Sejumlah tokoh militer senior dan sipil kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Soeharto yang menyeret ABRI sebagai alat kekuasaan.

Baca Selengkapnya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya

Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Kawan Dekat Soeharto, Dicopot dari Jabatan Strategis Karena Terlalu Populer
Jenderal TNI Kawan Dekat Soeharto, Dicopot dari Jabatan Strategis Karena Terlalu Populer

Dulu bahu membahu mendirikan Orde Baru bersama Soeharto. Sang Jenderal pecah kongsi kemudian

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien
Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien

Pelaku yang belakangan diketahui punya kekerabatan dengan Ibu Tien membuat Soeharto tidak nyaman.

Baca Selengkapnya
Sudah Tegang, Ini Reaksi Soeharto Saat Tahu Ikan Goreng Habis Dimakan Paspampres
Sudah Tegang, Ini Reaksi Soeharto Saat Tahu Ikan Goreng Habis Dimakan Paspampres

Banyak kisah menarik Soeharto dan para pengawalnya. Hal ini dikisahkan Jenderal (Purn) Kunarto.

Baca Selengkapnya
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'
Jika Soeharto Dikenal Sebagai 'Jenderal yang Tersenyum', Jenderal TNI ini Dijuluki 'Jenderal Tanpa Senyum'

Dikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.

Baca Selengkapnya
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak
Cerita Unik Soeharto Usai Lengser, Tolak Dikawal Hingga Bikin Paspampres Putar Otak

Banyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.

Baca Selengkapnya
Sosok Cicit Jenderal Hoegeng Kerap Kenakan Pakaian Brimob, Mirip Sang Buyut Tak Mau Seragamnya Disentuh Orang
Sosok Cicit Jenderal Hoegeng Kerap Kenakan Pakaian Brimob, Mirip Sang Buyut Tak Mau Seragamnya Disentuh Orang

Di acara penyerahan penghargaan Hoegeng Awards 2023, Anantasena Ramaputra Hoegeng, cicit Jenderal Hoegeng datang dengan memakai seragam Brimob.

Baca Selengkapnya
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri
Sisi Lain Mayjen Sungkono Pertaruhkan Nyawa Demi Surabaya, Sebelum Perang Selalu Jahit Pakaiannya Sendiri

Keterampilannya menjahit tak bisa dipisahkan dari masa kecilnya

Baca Selengkapnya
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus
Jenderal Soeharto Mau Dbunuh Pakai Racun Tikus

Di tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.

Baca Selengkapnya