Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Eks Tentara Jepang di Pasukan Pangeran Papak

Kisah Eks Tentara Jepang di Pasukan Pangeran Papak Yang Chil Sung, Masharo Aoki dan Guk Jae-man. ©2021/Dokumen keluarga Raden Ojo

Merdeka.com - Saat menghadapi militer Belanda di Garut, Pasukan Pangeran Papak banyak dibantu oleh eks tentara Jepang yang membelot ke kubu Republik Indonesia. Bagaimana ceritanya? Inilah hasil penelusuran saya langsung dari Garut.

Penulis: Hendi Jo

LELAKI sepuh itu berbicara lancar mengenai satu kisah yang pernah dialaminya. Adalah Johan Amir yang pernah menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi di wilayah Kerkhof (Pemakaman khusus untuk orang Eropa) pada 21 Mei 1949. Saat itu pihak militer Belanda di Garut menembak mati 3 eks tentara Jepang yang dianggap sebagai teroris karena telah bergabung dengan salah satu unit gerilya Pasukan Pangeran Papak.

Orang lain juga bertanya?

Menurut Johan, militer Belanda sengaja membiarkan ratusan orang menyaksikan eksekusi tersebut dari balik pagar komplek pemakaman. Bisa jadi itu sebagai upaya intimidasi tidak langsung supaya orang-orang Garut tidak berani melawan mereka.

"Sebagai sesama pejuang, saya sendiri merasa geram melihat pemandangan itu," ungkap veteran berusia 96 tahun itu.

Lantas bagaimana kisahnya hingga ada tentara Jepang yang membelot lalu bergabung dengan Pasukan Pangeran Papak?

Dalam catatan harian seorang eks Wakil Komandan Pasukan Pangeran Papak bernama Raden Djoehana yang saya miliki, usai mundurnya kekuatan Republik Indonesia ke luar Bandung pada 23 Maret 1946, Pasukan Pangeran Papak memutuskan untuk kembali ke Garut. Dalam pergerakan mundur itulah, di wilayah Ciparay mereka terlibat pertempuran sengit dengan sekelompok serdadu Jepang.

"Pasukan kami tidak hanya menang tapi juga berhasil menawan kurang lebih 40 tentara Jepang itu lalu membawanya ke Garut," tulis Djoehana.

Singkat cerita, orang-orang Jepang tersebut menyatakan tunduk dan keinginannya untuk bergabung dengan Pasukan Pangeran Papak. Mengingat pengalaman tempur mereka yang sudah banyak, Komandan Pasukan Pangeran Papak Mayor S.M. Kosasih tentu saja menyambut permohonan itu dan menjadikan para mantan serdadu Jepang tersebut instruktur militer sekaligus sukarelawan tempur.

Dengan tambahan kekuatan berpengalaman, tentu saja Pasukan Pangeran Papak menjadi “hantu-hantu” menakutkan bagi serdadu Belanda di Garut. Berbagai sabotase jembatan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap pro Belanda, semakin merajalela. Menurut V.R. Najoan dari Historika Indonesia, salah satu insiden yang membuat mereka murka adalah penghancuran jembatan Cinunuk dan jembatan Cimanuk di pusat kota pada Juli 1947.

"Aksi itu dipimpin oleh Yang Chil Sung alias Yanagawa alias Komaroedin, eks tentara Jepang yang berasal dari Korea," ungkap peneliti sejarah yang tengah menelusuri keberadaan para eks serdadu Jepang di Garut tersebut.

Selain Yang Chil Sung, eks tentara Jepang yang dikenal memiliki kiprah penting untuk Pasukan Pangeran Papak di antaranya adalah Guk Jae-man alias Shiro Yama alias Soebardjo (orang Korea), Masharo Aoki alias Aboe Bakar, dan Hasegawa Katsuo alias Oesman. Mereka yang dianggap sebagai pimpinan-pimpinan utama para penyabotase itu lantas menjadi buronan nomor satu.

Februari 1948, Pasukan Pangeran Papak dilebur dengan unsur-unsur militer Republik lainnya. Bersama Pasukan Dipati Ukur, Pasukan Banteng dan Pasukan Trunajaya, mereka membentuk organ baru bernama MBGG (Markas Besar Gerilya Galunggung) sebagai unit operasi rahasia Divisi Siliwangi selama Perjanjian Renville diberlakukan. Sebagai pimpinan-nya diangkatlah Raden Djoehana.

"Mereka membawahi komando di wilayah Garut dan Tasikmalaya," ungkap A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid VII.

MBGG bermarkas di Legok Dora. Itu suatu hutan yang ada di Pegunungan Dora dan masuk dalam wilayah Desa Parentas di perbatasan Garut-Tasikmalaya. Di tempat terpencil itulah, para pejuang Republik Indonesia dari MBGG mengatur rencana pergerakan para pejuang Garut dan Tasikmalaya.

Menurut buku Siliwangi dari Masa ke Masa terbitan Sejarah Kodam Siliwangi pada 1968, MBGG merupakan unit penting dalam terjalinnya hubungan antara para pejuang bawah tanah di Jawa Barat dengan Markas Besar Tentara di Yogyakarta. Secara intens, mereka menyelundupkan keperluan gerilya berupa uang dan tenaga tempur langsung dari wilayah Republik. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Hulptroepen, Pasukan Pribumi yang Malah Bantu Belanda Memenangkan Perang Jawa
Hulptroepen, Pasukan Pribumi yang Malah Bantu Belanda Memenangkan Perang Jawa

Banyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.

Baca Selengkapnya
Kiprah Jenderal TNI Didikan Jepang: 10 Orang Jadi Pimpinan Tertinggi AD, Dua Berpangkat Bintang Lima
Kiprah Jenderal TNI Didikan Jepang: 10 Orang Jadi Pimpinan Tertinggi AD, Dua Berpangkat Bintang Lima

Uniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar.

Baca Selengkapnya
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi

Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Kisah Pasukan Elite Jerman di Bogor yang Terlupakan
Kisah Pasukan Elite Jerman di Bogor yang Terlupakan

Bagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.

Baca Selengkapnya
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium
Kisah Heroik Kerto Pengalasan, Panglima Perang Pangeran Diponegoro yang Kecanduan Opium

Setelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.

Baca Selengkapnya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia,  Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia, Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya

Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.

Baca Selengkapnya
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media
6 Tokoh Pahlawan Nasional dari Jateng Beserta Jasanya bagi Indonesia, dari Tokoh Militer hingga Pendiri Media

Walaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah

Baca Selengkapnya
Cureng, Pesawat Bekas Jepang Dipakai TNI Mengebom PKI
Cureng, Pesawat Bekas Jepang Dipakai TNI Mengebom PKI

Misi TNI AU mengebom Basis PKI dengan pesawat Cureng peninggalan Jepang.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ada di Mana Soeharto Saat  Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?
Ada di Mana Soeharto Saat Momen Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945?

Ini kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia
Kisah Hidup Mayor Jenderal Djatikusumo, KSAD Pertama Republik Indonesia

Merupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia

Baca Selengkapnya