Kisah Eks Tentara Jepang di Pasukan Pangeran Papak
Merdeka.com - Saat menghadapi militer Belanda di Garut, Pasukan Pangeran Papak banyak dibantu oleh eks tentara Jepang yang membelot ke kubu Republik Indonesia. Bagaimana ceritanya? Inilah hasil penelusuran saya langsung dari Garut.
Penulis: Hendi Jo
LELAKI sepuh itu berbicara lancar mengenai satu kisah yang pernah dialaminya. Adalah Johan Amir yang pernah menyaksikan langsung peristiwa yang terjadi di wilayah Kerkhof (Pemakaman khusus untuk orang Eropa) pada 21 Mei 1949. Saat itu pihak militer Belanda di Garut menembak mati 3 eks tentara Jepang yang dianggap sebagai teroris karena telah bergabung dengan salah satu unit gerilya Pasukan Pangeran Papak.
-
Bagaimana pasukan Jerman membantu perjuangan Indonesia? Seperti orang-orang Jepang, beberapa eks serdadu Jepang ini pun diketahui pernah menjadi pelatih militer untuk para pejuang Indonesia selama perang kemerdekaan.
-
Siapa yang membantu pasukan Belanda? Konvoi mereka menuju Yogyakarta dibantu oleh Resimen Infanteri 1 Brigade V KNIL yang dipimpin oleh Letkol KNIL F.O.B Musch.
-
Bagaimana para jawara banten melawan penjajah? Luar biasanya, para jawara tersebut mampu melawan kekuatan senjata berteknologi tinggi Belanda dan Jepang hanya dengan tangan kosong. Mereka sudah terkenal kebal sejak dulu, melalui ilmu tradisional yang digunakan dengan bijak.
-
Mengapa Pangeran Diponegoro melawan Belanda? Perang Diponegoro (1825-1830) adalah konflik antara Pangeran Diponegoro dengan Belanda yang dipicu oleh pemasangan patok-patok di lahan milik Diponegoro dan eksploitasi terhadap rakyat dengan pajak tinggi.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Kenapa pasukan Jerman di Indonesia? Saat Perang Dunia II Meletus, Jerman dan Jepang bersekutu.Jerman memiliki armada kapal selam U-Boat. Unit ini merupakan pasukan elite dalam Kriegsmarine. U-Boat Menghancurkan Banyak Kapal AL & Juga Kapal Dagang Sekutu Selama Perang Dunia II, kapal selam Jerman menebar maut untuk kapal-kapal sekutu.Tak cuma di Atlantik, U-Boat juga dikirim ke Pasifik dan perairan Asia Tenggara.Termasuk wilayah Hindia Belanda yang saat itu dikuasai Jepang. Namun berbeda dengan misi mereka di Atlantik, dari Indonesia U-Boat juga ditugaskan memuat hasil perkebunan seperti karet dan kina yang dibutuhkan Jerman dalam peperangan.
Menurut Johan, militer Belanda sengaja membiarkan ratusan orang menyaksikan eksekusi tersebut dari balik pagar komplek pemakaman. Bisa jadi itu sebagai upaya intimidasi tidak langsung supaya orang-orang Garut tidak berani melawan mereka.
"Sebagai sesama pejuang, saya sendiri merasa geram melihat pemandangan itu," ungkap veteran berusia 96 tahun itu.
Lantas bagaimana kisahnya hingga ada tentara Jepang yang membelot lalu bergabung dengan Pasukan Pangeran Papak?
Dalam catatan harian seorang eks Wakil Komandan Pasukan Pangeran Papak bernama Raden Djoehana yang saya miliki, usai mundurnya kekuatan Republik Indonesia ke luar Bandung pada 23 Maret 1946, Pasukan Pangeran Papak memutuskan untuk kembali ke Garut. Dalam pergerakan mundur itulah, di wilayah Ciparay mereka terlibat pertempuran sengit dengan sekelompok serdadu Jepang.
"Pasukan kami tidak hanya menang tapi juga berhasil menawan kurang lebih 40 tentara Jepang itu lalu membawanya ke Garut," tulis Djoehana.
Singkat cerita, orang-orang Jepang tersebut menyatakan tunduk dan keinginannya untuk bergabung dengan Pasukan Pangeran Papak. Mengingat pengalaman tempur mereka yang sudah banyak, Komandan Pasukan Pangeran Papak Mayor S.M. Kosasih tentu saja menyambut permohonan itu dan menjadikan para mantan serdadu Jepang tersebut instruktur militer sekaligus sukarelawan tempur.
Dengan tambahan kekuatan berpengalaman, tentu saja Pasukan Pangeran Papak menjadi “hantu-hantu” menakutkan bagi serdadu Belanda di Garut. Berbagai sabotase jembatan dan pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap pro Belanda, semakin merajalela. Menurut V.R. Najoan dari Historika Indonesia, salah satu insiden yang membuat mereka murka adalah penghancuran jembatan Cinunuk dan jembatan Cimanuk di pusat kota pada Juli 1947.
"Aksi itu dipimpin oleh Yang Chil Sung alias Yanagawa alias Komaroedin, eks tentara Jepang yang berasal dari Korea," ungkap peneliti sejarah yang tengah menelusuri keberadaan para eks serdadu Jepang di Garut tersebut.
Selain Yang Chil Sung, eks tentara Jepang yang dikenal memiliki kiprah penting untuk Pasukan Pangeran Papak di antaranya adalah Guk Jae-man alias Shiro Yama alias Soebardjo (orang Korea), Masharo Aoki alias Aboe Bakar, dan Hasegawa Katsuo alias Oesman. Mereka yang dianggap sebagai pimpinan-pimpinan utama para penyabotase itu lantas menjadi buronan nomor satu.
Februari 1948, Pasukan Pangeran Papak dilebur dengan unsur-unsur militer Republik lainnya. Bersama Pasukan Dipati Ukur, Pasukan Banteng dan Pasukan Trunajaya, mereka membentuk organ baru bernama MBGG (Markas Besar Gerilya Galunggung) sebagai unit operasi rahasia Divisi Siliwangi selama Perjanjian Renville diberlakukan. Sebagai pimpinan-nya diangkatlah Raden Djoehana.
"Mereka membawahi komando di wilayah Garut dan Tasikmalaya," ungkap A.H. Nasution dalam Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia Jilid VII.
MBGG bermarkas di Legok Dora. Itu suatu hutan yang ada di Pegunungan Dora dan masuk dalam wilayah Desa Parentas di perbatasan Garut-Tasikmalaya. Di tempat terpencil itulah, para pejuang Republik Indonesia dari MBGG mengatur rencana pergerakan para pejuang Garut dan Tasikmalaya.
Menurut buku Siliwangi dari Masa ke Masa terbitan Sejarah Kodam Siliwangi pada 1968, MBGG merupakan unit penting dalam terjalinnya hubungan antara para pejuang bawah tanah di Jawa Barat dengan Markas Besar Tentara di Yogyakarta. Secara intens, mereka menyelundupkan keperluan gerilya berupa uang dan tenaga tempur langsung dari wilayah Republik. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Banyaknya anggota hulptroepen dari Minahasa tidak terlepas dari peran komandannya, yakni Dotulong.
Baca SelengkapnyaUniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.
Baca SelengkapnyaBagaimana cerita ada pasukan elite Jerman di Bogor? Lalu siapa saja yang dimakamkan di Makam Jerman di Megamendung.
Baca SelengkapnyaSetelah masa Perang Jawa, ia menikmati masa pensiun dengan kehidupan yang damai di Semarang hingga wafat pada tahun 1856.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca SelengkapnyaWalaupun masing-masing punya cara yang berbeda, mereka punya peran besar bagi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah
Baca SelengkapnyaMisi TNI AU mengebom Basis PKI dengan pesawat Cureng peninggalan Jepang.
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni kesaksian Soeharto saat revolusi terjadi. Apa yang sedang dikerjakannya?
Baca SelengkapnyaMerupakan seorang keturunan ningrat, ia rela ikut berjuang bersama rakyat demi kemerdekaan Indonesia
Baca Selengkapnya