Kisah Pembangkangan Serdadu Korea di Ambarawa: Dendam, Perlawanan dan Berakhir Tragis
Merdeka.com - Bagaimana ratusan anak muda Korea yang direkrut militer Jepang nekat melakukan pembangkangan. Berujung kegagalan dan hukuman mati.
Penulis: Hendi Jo
Adhi Wargono masih ingat ketika suatu hari dirinya diminta mengantar seorang kawan dari Korea pergi ke Ambarawa. Rupanya sang kawan memiliki kenangan akan seorang leluhurnya yang pernah ditugaskan ke kota kecil di Jawa Tengah tersebut.
-
Siapa yang memimpin pemberontakan melawan Jepang? KH Zainal Mustafa melakukan pemberontakan terhadap Pemerintahan Jepang bersama dengan para santri-santrinya yang berada di Jawa Barat.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Bagaimana Soekarno menolak permintaan para pemuda? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka.. Bung Karno Menolak Permintaan Para Pemuda. Dia Menegaskan Revolusi Tak Bisa Terburu-Buru
-
Bagaimana anak-anak dikorbankan? 76 anak-anak itu dibelah dadanya dan dalam keadaan telanjang dengan pakaian berada di sampingnya. Dada mereka telah dipotong terbuka dari tulang selangka hingga ke tulang dada. Tulang rusuk mereka dipaksa terbuka, yang kemungkinan untuk mendapatkan akses ke jantung mereka.
-
Kapan pemuda Medan Area bertempur melawan Sekutu? Salah satunya pertempuran Medan Area yang melibatkan pemuda pribumi melawan tentara Sekutu. Kejadian Awal Medan Area Melansir dari berbagai sumber, tentara Sekutu datang bersama NICA untuk mengambil alih pemerintahan pada tanggal 9 Oktober 1945.
-
Kenapa anak-anak dikorbankan? Arkeolog Ungkap 1000 Tahun Lalu Ratusan Anak Jadi Tumbal Pengorbanan untuk Dewa Hujan, Ternyata Ini Tujuannya atau dikorbankan untuk mendukung siklus pertanian jagung dan sebagai korban persembahan kepada dewa hujan oleh penduduk pada masa kejayaan Chichén Itza .
"Ada beberapa rumah tua di dalam kota itu yang waktu zaman Jepang dulu pernah ditempati oleh sekelompok tentara asal Korea," ungkap Ketua Umum IKFA (Perkumpulan Persahabatan Indonesia Korea) tersebut.
Apa yang dikisahkan Adhi memang benar adanya. Pada sekira Mei 1942 militer Jepang telah memobilisasi 3.223 pemuda Korea ke wilayah Asia Tenggara. Sebagian besar dari mereka ditugaskan sebagai gunsok (pembantu tentara Jepang) di Burma, Malaya, Singapura, Filipina dan Indonesia.
"Usia mereka berkisar antara 20-35 tahun," ujar Rostineu, pemerhati sejarah Korea dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI).
Penjaga Tawanan Perang
Empat bulan kemudian, anak-anak muda Korea itu lantas diangkut dengan sebuah kapal perang dari Busan. Beberapa minggu kemudian, mereka tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
Dari sana, 1.400 gunsok tersebut disebar ke seluruh Jawa untuk menjadi phorokamsiwon (penjaga tawanan perang) di Jakarta, Bandung, Cilacap, Ambarawa, Surabaya, Jember dan Malang.
Meskipun berstatus sebagai tenaga mobilisasi, tidak berarti mereka bekerja tanpa upah. Menurut Jeon Jeong Gun dalam Akamichireul Nomoso (Melintasi Garis Khatulistiwa), para selain menerima gaji bulanan sebesar 50 Yen mereka pun menerima berbagai fasilitas seperti penggantian seragam dan pemeriksaan kesehatan.
"Ada ikatan kontrak kerja antara mereka dengan dengan pemerintah Jepang selama dua tahun," tulis Jeon Jeong Gun.
Namun praktik diskriminasi tetap tak terhindarkan. Alih-alih dianggap sebagai mitra, para tenaga tempur asal Korea itu justru kerap mendapat perlakuan yang tidak adil dari para atasan Jepang-nya. Tak jarang kesalahan kecil yang mereka lakukan selalu dibesar-besarkan hingga berimbas hukuman berat.
Bibit Pemberontakan
Menurut Rostineu, selain perlakuan yang kejam dan tidak adil, ada sebab utama yang membuat para phorokamsiwon membenci para majikannya. Itu terjadi kala secara sepihak militer Jepang lewat Kolonel Nakada Seiichiro, salah satu komandan tentara Jepang di Asia Tenggara pada masa Perang Dunia II, memperpanjang waktu kontrak kerja tanpa meminta persetujuan dari mereka.
"Inilah yang menyebabkan bibit-bibit pemberontakan mulai muncul di kalangan para phorokamsiwon," kata Rostineu.
Kegundahan akan perlakuan militer Jepang, juga terjadi pada para phorokamsiwon di Kamp Ambarawa. Karena terus ditekan dan diperlakukan secara diskriminatif, api dendam dan perlawanan perlahan menyala dalam dada anak-anak muda Korea itu.
Puncaknya terjadi pada 29 Desember 1944, saat 120 phorakamsiwon (dari total 200 orang) secara diam-diam mendirikan organ bawah tanah yang diberi nama Hangukdokripkinyeomgwan (Kelompok Pemuda Pejuang Kemerdekaan Korea).
Gerakan rahasia itu akhirnya terbongkar saat terjadi kerusuhan di Kamp Ambarawa pada 4 Januari 1945. Bermula adanya aksi tiga anggota Hangukdokripkinyeomgwan bernama Sun Yang Sup, Min Yeing Hak dan No Byung Han, yang menolak pemindahan mereka ke Singapura. Akibatnya mereka dihukum berat.
Tidak menerima hukuman tersebut, ketiganya nekat menyerang salah satu atasan Jepang mereka. Otomatis serangan tersebut mendapat perlawanan dari para serdadu Jepang. Selanjutnya perkelahian itu memicu kerusuhan yang lebih besar.
"Pertempuran hebat pun tak terhindarkan, namun karena pihak militer Jepang posisinya lebih kuat, maka perlawanan para pemuda Korea terpatahkan," ungkap ahli sejarah Korea yang pernah menulis thesis untuk Program Studi dan Kebudayaan Korea FIB UI berjudul Gerakan Kemerdekaan Gunsok Korea di Ambarawa.
Pejuang Korea Disiksa
Kendati jarang diulas dalam sejarah Indonesia, insiden di Ambarawa sejatinya merupakan salah satu peristiwa yang cukup menggegerkan dan berusaha ditutupi oleh pihak militer Jepang. Terdapat dua belas orang tentara Jepang tewas dan dua anggota Heiho Indonesia mengalami luka-luka dalam peristiwa itu. Demikian menurut sejarawan Utsumi Aiko dalam Nambanggihaeng (Perjalanan ke Wilayah Selatan).
"Adanya dua korban dari Heiho Indonesia menjadikan kasus ini semakin menarik, karena itu menjadi bukti adanya hubungan baik antara anggota 'kelompok pemuda pejuang kemerdekaan Korea' dengan Heiho Indonesia," ungkap Rostineu.
Usai pemberontakan di tanah Jawa itu, militer Jepang melakukan pembersihan besar-besaran di Kamp Ambarawa terhadap para anggota Hangukdokripkinyeomgwan. Rostineu menyebut ada dua belas pemimpin serdadu asal Korea yang meninggal karena tak kuasa menahan siksaan. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?
Baca SelengkapnyaPeristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaUniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar.
Baca SelengkapnyaTentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKonflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.
Baca SelengkapnyaMereka tidak mendapat fasilitas kehidupan yang layak oleh serdadu Jepang. Banyak dari mereka yang mati tersiksa.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaDini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaRevolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.
Baca SelengkapnyaVideo ini langka karena disebarkan sendiri oleh pemerintah Korea Utara.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca Selengkapnya