Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Pembangkangan Serdadu Korea di Ambarawa: Dendam, Perlawanan dan Berakhir Tragis

Kisah Pembangkangan Serdadu Korea di Ambarawa: Dendam, Perlawanan dan Berakhir Tragis Seorang phorakamsiwon asal Korea. ©NIOD

Merdeka.com - Bagaimana ratusan anak muda Korea yang direkrut militer Jepang nekat melakukan pembangkangan. Berujung kegagalan dan hukuman mati.

Penulis: Hendi Jo

Adhi Wargono masih ingat ketika suatu hari dirinya diminta mengantar seorang kawan dari Korea pergi ke Ambarawa. Rupanya sang kawan memiliki kenangan akan seorang leluhurnya yang pernah ditugaskan ke kota kecil di Jawa Tengah tersebut.

Orang lain juga bertanya?

"Ada beberapa rumah tua di dalam kota itu yang waktu zaman Jepang dulu pernah ditempati oleh sekelompok tentara asal Korea," ungkap Ketua Umum IKFA (Perkumpulan Persahabatan Indonesia Korea) tersebut.

Apa yang dikisahkan Adhi memang benar adanya. Pada sekira Mei 1942 militer Jepang telah memobilisasi 3.223 pemuda Korea ke wilayah Asia Tenggara. Sebagian besar dari mereka ditugaskan sebagai gunsok (pembantu tentara Jepang) di Burma, Malaya, Singapura, Filipina dan Indonesia.

"Usia mereka berkisar antara 20-35 tahun," ujar Rostineu, pemerhati sejarah Korea dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI).

Penjaga Tawanan Perang

Empat bulan kemudian, anak-anak muda Korea itu lantas diangkut dengan sebuah kapal perang dari Busan. Beberapa minggu kemudian, mereka tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Dari sana, 1.400 gunsok tersebut disebar ke seluruh Jawa untuk menjadi phorokamsiwon (penjaga tawanan perang) di Jakarta, Bandung, Cilacap, Ambarawa, Surabaya, Jember dan Malang.

Meskipun berstatus sebagai tenaga mobilisasi, tidak berarti mereka bekerja tanpa upah. Menurut Jeon Jeong Gun dalam Akamichireul Nomoso (Melintasi Garis Khatulistiwa), para selain menerima gaji bulanan sebesar 50 Yen mereka pun menerima berbagai fasilitas seperti penggantian seragam dan pemeriksaan kesehatan.

"Ada ikatan kontrak kerja antara mereka dengan dengan pemerintah Jepang selama dua tahun," tulis Jeon Jeong Gun.

Namun praktik diskriminasi tetap tak terhindarkan. Alih-alih dianggap sebagai mitra, para tenaga tempur asal Korea itu justru kerap mendapat perlakuan yang tidak adil dari para atasan Jepang-nya. Tak jarang kesalahan kecil yang mereka lakukan selalu dibesar-besarkan hingga berimbas hukuman berat.

seorang phorakamsiwon asal korea

Bibit Pemberontakan

Menurut Rostineu, selain perlakuan yang kejam dan tidak adil, ada sebab utama yang membuat para phorokamsiwon membenci para majikannya. Itu terjadi kala secara sepihak militer Jepang lewat Kolonel Nakada Seiichiro, salah satu komandan tentara Jepang di Asia Tenggara pada masa Perang Dunia II, memperpanjang waktu kontrak kerja tanpa meminta persetujuan dari mereka.

"Inilah yang menyebabkan bibit-bibit pemberontakan mulai muncul di kalangan para phorokamsiwon," kata Rostineu.

Kegundahan akan perlakuan militer Jepang, juga terjadi pada para phorokamsiwon di Kamp Ambarawa. Karena terus ditekan dan diperlakukan secara diskriminatif, api dendam dan perlawanan perlahan menyala dalam dada anak-anak muda Korea itu.

Puncaknya terjadi pada 29 Desember 1944, saat 120 phorakamsiwon (dari total 200 orang) secara diam-diam mendirikan organ bawah tanah yang diberi nama Hangukdokripkinyeomgwan (Kelompok Pemuda Pejuang Kemerdekaan Korea).

Gerakan rahasia itu akhirnya terbongkar saat terjadi kerusuhan di Kamp Ambarawa pada 4 Januari 1945. Bermula adanya aksi tiga anggota Hangukdokripkinyeomgwan bernama Sun Yang Sup, Min Yeing Hak dan No Byung Han, yang menolak pemindahan mereka ke Singapura. Akibatnya mereka dihukum berat.

Tidak menerima hukuman tersebut, ketiganya nekat menyerang salah satu atasan Jepang mereka. Otomatis serangan tersebut mendapat perlawanan dari para serdadu Jepang. Selanjutnya perkelahian itu memicu kerusuhan yang lebih besar.

"Pertempuran hebat pun tak terhindarkan, namun karena pihak militer Jepang posisinya lebih kuat, maka perlawanan para pemuda Korea terpatahkan," ungkap ahli sejarah Korea yang pernah menulis thesis untuk Program Studi dan Kebudayaan Korea FIB UI berjudul Gerakan Kemerdekaan Gunsok Korea di Ambarawa.

Pejuang Korea Disiksa

Kendati jarang diulas dalam sejarah Indonesia, insiden di Ambarawa sejatinya merupakan salah satu peristiwa yang cukup menggegerkan dan berusaha ditutupi oleh pihak militer Jepang. Terdapat dua belas orang tentara Jepang tewas dan dua anggota Heiho Indonesia mengalami luka-luka dalam peristiwa itu. Demikian menurut sejarawan Utsumi Aiko dalam Nambanggihaeng (Perjalanan ke Wilayah Selatan).

"Adanya dua korban dari Heiho Indonesia menjadikan kasus ini semakin menarik, karena itu menjadi bukti adanya hubungan baik antara anggota 'kelompok pemuda pejuang kemerdekaan Korea' dengan Heiho Indonesia," ungkap Rostineu.

Usai pemberontakan di tanah Jawa itu, militer Jepang melakukan pembersihan besar-besaran di Kamp Ambarawa terhadap para anggota Hangukdokripkinyeomgwan. Rostineu menyebut ada dua belas pemimpin serdadu asal Korea yang meninggal karena tak kuasa menahan siksaan. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok
Saat Sukarno Kesal Karena Diculik Para Pemuda ke Rengasdengklok

Apa tujuan para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok?

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kiprah Jenderal TNI Didikan Jepang: 10 Orang Jadi Pimpinan Tertinggi AD, Dua Berpangkat Bintang Lima
Kiprah Jenderal TNI Didikan Jepang: 10 Orang Jadi Pimpinan Tertinggi AD, Dua Berpangkat Bintang Lima

Uniknya, ada dua lulusan PETA Bogor yang kemudian meraih bintang lima dan mendapatkan pangkat kehormatan jenderal besar.

Baca Selengkapnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya
Pemberontakan PETA 14 Februari 1945, Berikut Sejarahnya

Tentara Pembela Tanah Air (PETA) merupakan pasukan militer yang aktif selama Perang Dunia II di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan
Sejarah Medan Area, Pertempuran Pemuda Indonesia Melawan Sekutu Pasca Kemerdekaan

Konflik bermula ketika seorang penghuni hotel merampas dan menginjak-injak lencana merah putih yang dipakai oleh pemuda Indonesia.

Baca Selengkapnya
Miris, Begini Potret Romusa Jawa dalam Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Kematian Thailand-Myanmar
Miris, Begini Potret Romusa Jawa dalam Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Kematian Thailand-Myanmar

Mereka tidak mendapat fasilitas kehidupan yang layak oleh serdadu Jepang. Banyak dari mereka yang mati tersiksa.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok
Susu Tertinggal & Kesaksian Istri Bung Karno Tentang Penculikan ke Rengasdengklok

Dini hari tanggal 16 Agustus 1945, para pemuda menculik Sukarno-Hatta. Kedua pemimpin ini dibawa ke Rengasdengklok. Ini kesaksian Fatmawati soal peristiwa itu.

Baca Selengkapnya
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian
Revolusi Sosial Sumatra Timur, Peristiwa Kelam Maret 1946 yang Berujung Pembantaian

Revolusi Sosial Sumatra Timur kisah kelam pembantaian kesultanan Melayu.

Baca Selengkapnya
Video Langka Dua Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa karena Nonton Drama Korea
Video Langka Dua Remaja Korut Dihukum Kerja Paksa karena Nonton Drama Korea

Video ini langka karena disebarkan sendiri oleh pemerintah Korea Utara.

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya

Kapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?

Baca Selengkapnya